ASCENT OF ARCHONS CHAPTER 1 – THE DARK SUMMIT

Ascent of Archons
Penulis: Randh13th


Di Planet Elan,

Sesosok tubuh bersimpuh di hadapan makhluk raksasa di depannya. Ia berkata,

“Tuan Dagnu, semua telah siap!”.

Dengan suara berat, Dagnu bertanya, “Bagaimana dengan tamu-tamu kita?”

Herodian itu menjawab, “Tidak lama lagi, Tuanku…sebagian mereka datang dengan transportasi dari Kartella. Mereka akan tiba segera.”

Pemimpin para Herodian itu kembali bertanya, “Apakah para Kartella dapat dipercaya?”

Yang ditanya menjawab, “Para Kartella melayani siapapun yang dapat membayar mereka. Kita tidak perlu takut mereka akan membocorkan pertemuan ini kepada Tiga Bangsa!”

Mendengar itu, Dagnu mengangguk, “Bagus, Penasihat! Sambutlah mereka…pertemuan ini harus berjalan lancar.”

Sang Penasihat Herodian kembali menunduk, “Baik, Tuan Dagnu! Semua akan berjalan seperti yang Tuanku inginkan!”

-###-

Sementara itu,

Kapal angkasa Kartella meluncur di angkasa yang gelap. Biasanya mereka mengangkut para Pejuang Cora, Bellato dan bahkan Accretia menuju Elan dan Ether. Kali ini berbeda,

Seorang wanita dengan rambut putih berdiri dan kulit keabu-abuan, tengah memandang ke luar jendela. Ia memiliki mata biru laut. Lalu seseorang memanggilnya,

“Kakak, apa yang sedang Kakak pikirkan?” Makhluk itu berpaling pada wanita lain yang serupa dengannya, namun lebih muda.

“Aku sedang mengingat masa lalu, Freysca,”

Wanita yang dipanggil Freysca, menyahut, “Jangan terlalu dipikirkan, Kak…”

“Tidak bisa,” jawab wanita tersebut, ” Kita berdua telah menyaksikan kekejaman dari Tiga Bangsa. Kita harus bertindak sekarang…kalau tidak seluruh bangsa Calliana akan punah,”

“Aku Treysca, Ratu Calliana (Calliana Queen) takkan membiarkan hal itu terjadi!”

Calliana muda di sebelahnya hanya menarik nafas, “Kita takkan pernah bisa melupakannya, kak. Namun Tiga Bangsa terlalu kuat…”

Treysca menegaskan, “Pertemuan ini akan memberi kita kesempatan!”

“Aku tidak mempercayai para Herodian, kak!” ujar Freysca, “Apa tujuan mereka mengadakan pertemuan ini kitapun tidak tahu…”

Ratu Calliana itu memotong, “Yang aku tahu hanyalah mereka mengadakan pertemuan ini bagi mereka yang memusuhi Tiga Bangsa. Itu cukup bagiku! Sebagai seorang Putri, kau tidak boleh mempertanyakan keputusanku, mengerti?”

Calliana muda itu kembali menarik nafas, “Ya, Yang Mulia!” Saat pembicaraan mereka selesai, kapal transport telah mendarat di Elan pada sebuah terminal yang dirahasiakan.

-###-

Begitu kapal mendarat, sebuah pasukan Herodian telah menanti mereka. Pasukan itu terdiri dari Spell, Warrior dan Little Lazhuwardian Para Warrior mengacungkan pedang mereka ke atas langit. Mereka berbaris teratur dan rapi. Herodian lain yang lebih tegap menanti di dekat terminal tersebut. Pintu pesawat membuka dan kontingen Calliana turun.

Ratu Treysca dan Putri Freysca membawa beberapa Calliana Atroc, Crue dan Archer yang menjaga mereka. Begitu kedua kelompok mendekat, sang Wazir Herodian menyambut,

“Selamat datang di Elan, Yang Mulia Treysca!” Ia juga mengangguk kepada Calliana lainnya,

“Tuan Putri, Selamat datang juga…”

“Terima kasih, ” jawab Ratu Calliana itu ketus, “Bisakah kita potong basa-basi ini? Sebaiknya kita menuju ke tempat pertemuan,”

“Tentu, Yang Mulia! Mari ikuti saya!” Begitu para Calliana berjalan, pasukan Herodian segera mengapit mereka pada sisi kanan dan kiri, sehingga yang diapit berada di tengah. Mereka terus berjalan hingga tiba di tujuan mereka.

-###-

Mereka tiba di sebuah balairung yang besar dan kini dipenuhi oleh berbagai macam makhluk yang terdapat di Novus. Para Vafer, Novajan, Belphegor, Passer dan Hobo hadir dalam pertemuan itu, dan memisahkan diri sesuai ras mereka. Di lain pihak, monster-monster yang menakutkan seperti Dagan dan Dagon juga hadir. Namun mereka semua tidaklah berarti dibandingkan dengan Dagnu yang hampir memenuhi separuh ruangan itu. Tak urung, para undangan juga membicarakan kehadiran Pemimpin Tertinggi Herodian pada pertemuan itu.

Tanpa menghiraukan apapun, Treysca mengamati sekitarnya hingga ia menemukan sekelompok Metal Elf. Salah satu dari mereka mendatanginya dan berkata,

“Treysca, rupanya kau datang juga! Senang sekali melihatmu!”

Ratu Calliana itu menjawab dingin, “Pangeran Neto, kau juga diundang,”

“Tentu saja!” jawab elf berkulit ungu itu, “Ini mengenai Tiga Bangsa’ bukan? Kita tidak boleh membiarkan mereka bertindak sewenang-wenang! Makanya aku menghadiri pertemuan ini!”

Treysca hanya mendesah, “Sudah kuduga…kalau begitu, sampai bertemu nanti di pertemuan,” Tanpa menghiraukan ekspresi itu, Neto membalas,

“Ya, sampai nanti!” Begitu Metal Elf tersebut pergi, Freysca menegur,

“Kak, jangan begitu pada Pangeran Neto…bukankah kita mengenalnya dengan baik,”

Calliana yang lebih tua menukas, “Tidak berarti, aku harus baik kepadanya…” Sebelum mereka sempat bertengkar, Wazir Herodian berseru dengan suara lantang,

“Saya memohon agar para undangan untuk berkumpul! Pertemuan kita akan segera dimulai!” Treysca dan kelompoknya segera berkumpul dan duduk di tempat masing-masing. Mereka berkumpul di sebuah meja pualam yang cukup besar untuk semua. Para Herodian diwakili oleh Wazir, berada di ujung dan tepat di bawah Dagnu. Para Calliana berada di sebelah kiri, setelah para Metal Elf dan Novajan dan berhadapan dengan kelompok Vafer.

-###-

Tak lama kemudian, pertemuan itupun dibuka dengan ‘curhat’ masing-masing ras, terutama para Vafer. Seekor Vafer King yang bertubuh besar berkata,

“Beberapa bulan yang lalu, kakakku terbunuh dengan kejam oleh para kaleng besi itu! Menurutku ini sudah keterlaluan…dan tidak bisa dibiarkan! Kaumku menuntut pembalasan dendam!”

“Tunggu dulu!” sergah seekor Snatcher, “Kawananku juga dibantai oleh para kate itu! Jangan kau kira hanya kaummu saja! Kaum Snatcher juga sering dianiaya! Jadi kami juga ingin balas dendam!”

“Salah…” Semua berpaling pada Passer, “Kaum Passerlah yang berhak balas dendam! Kalau perlu, kaum Bellato dan Cora juga harus ditumpas!” Tak lama kemudian, pertemuan itupun berubah menjadi perdebatan. Dagnu memperhatikan apa yang terjadi di bawah dengan acuh tak acuh. Dagon tertawa seperti orang bodoh, sementara Dagan hanya menyeringai.

Di lain pihak, para Calliana dan Metal Elf hanya diam. Melihat hal itu, Freysca bertanya pada kakaknya, “Kakak tidak angkat suara?”

“Biarkan para bodoh itu berdebat tanpa tujuan,” sahut Ratu Calliana itu, “Kita takkan merendahkan diri seperti itu!”

“Wah, benar-benar jempolan!” celetuk Neto tanpa ditanya. Treysca hanya mengangguk saja.

Wazir Herodian membiarkan debat tersebut untuk beberapa saat, sebelum ia berseru,

“Tuan-tuan, tolong tenang dulu…” Untuk sesaat, keadaan menjadi tenang dan iapun melanjutkan,

“Kita sudah mendengar masing-masing pihak tentang Tiga Bangsa. Pertanyaannya adalah apa yang harus dilakukan dengan itu?” Seketika itu juga, keaadan menjadi riuh dan semuanya berbicara tetapi tak beraturan. Melihat itu, Sang Herodian menggelengkan kepalanya. Kemudian ia berpaling pada para Calliana dan Metal Elf di samping kirinya.

“Yang Mulia tidak ingin menyampaikan sesuatu?” tanyanya. Dengan tenang, Treysca membalas,

“Seorang ratu takkan mengangkat suaranya di tengah-tengah kumpulan orang-orang bodoh,” Mendadak, semua terdiam dan menatap Ratu Calliana tersebut.

Pemimpin Kaum Vafer berteriak, “Apa katamu? Beraninya menghina kaum Vafer!”

“Benar sekali!” timpal pemimpin Kaum Snatcher, “Jangan kira karena kalian cantik, jadi bisa berkata seenaknya!”

Salah satu Crawler/Novajan berseru, “Kami menuntut permintaan maaf sekarang juga!”

Treysca menatap mereka satu-persatu, sebelum berucap, “Kalau aku menolak bagaimana?”

“Lancang kau!” Salah seekor Vafer Barbar mencelat ke arah para Calliana seraya mengayunkan kampak besarnya. Tiba-tiba sesosok tubuh menghalanginya dan menangkis serangannya dengan sebuah senjata penjepit…ternyata itu adalah Freysca. Keduanya terpental jauh. Sebelum yang lain menyerang, para Metal Elf segera menodongkan senjata mereka. Neto sendiri telah menghunus sebuah belati besar dan memberi mereka tatapan maut,

“Jangan macam-macam…”Saat yang sama terdengar suara geraman pelan tapi pasti. Geraman tersebut keluar dari Dagnu. Melihat hal tersebut, semua pihak yang bertikai terpaksa menahan diri…mereka tidak ingin merasakan murka dari Dagnu. Dagan dan Dagon terlihat gelisah.

Kembali sang Wazir Herodian mengingatkan, “Hadirin sekalian, tolong tahan diri kalian. Jangan membuat Tuan Dagnu murka…tentunya kalian tidak suka itu,” Setelah keadaan menjadi tenang, Herodian itu berkata pada para Calliana,

“Mungkin Yang Mulia bersedia menjelaskan sesuatu?”

-###-

Dengan penuh kemenangan, Treysca bangkit dan melayangkan pandangannya pada sekitar. Ia berkata,

“Sebelumnya, izinkan saya meminta maaf atas ucapan saya tadi. Saya tidak bermaksud mengatakan semua yang hadir di sini bodoh, tetapi kita telah melakukan tindakan yang bodoh. Bangsa Accretia, Bellato dan Cora adalah pendatang di sektor Novus. Mereka telah memerangi dan membunuhi banyak kawan-kawan kita, termasuk kami. Bangsa Calliana mengenal hal itu dengan baik,”

“Kita tidak bisa melawan mereka karena mereka lebih kuat dan bersenjata lebih baik…kita tidak bisa melawan mereka sendirian, namun dengan bersama…”

“Tunggu dulu…” salah seekor Vafer menyela, “Kau mengusulkan sebuah persekutuan?”

Pemimpin Calliana itu menjawab dengan mantap, “Ya! Sebuah persekutuan…Accretia, Bellato dan Cora tengah bertempur untuk jadi yang terkuat di Novus. Kita bisa memanfaatkan ini dengan menciptakan suatu persekutuan diantara kita masing-masing. Bila mereka melemah, kita akan mengambil kesempatan itu…” Semua yang hadir mulai memperbincangkan usulan tersebut. Sang Wazir berkomentar,

“Itu suatu ide bagus, bagaimana dengan yang lain?”

Tanpa diminta, Pangeran Neto menimpali, “Para Metal Elf mendukung usulan Ratu Treysca sepenuhnya!” Kemudian Belhagoz dari kaum Belphegor menambahkan,

“Kaum Belphegor setuju dengan usul tersebut…” Lalu sang Wazir berkata,

“Kalau begitu, marilah kita ambil suara untuk menentukan siapa yang setuju atau tidak!” Dari semua yang hadir, hanya kaum Vafer yang menentang. Selebihnya menyetujui usulan Treysca.

Wazir Herodian menambahkan,”Jadi semua sepakat bahwa persekutuan antar makhluk-makhluk di Novus adalah jalan terbaik untuk menghadapi dominasi Bangsa Accretia, Bellato dan Cora. Bagaimana dengan kaum Vafer?”

“OK, Kaum Vafer akan mendukung usulan tersebut…” sahut salah seekor Vafer terbesar, “Sekarang siapa yang akan menjadi pemimpin persekutuan tersebut?”

Wazir berujar, “Tentunya yang mempunyai usulan tersebut…saya selaku wakil Herodian, mengusulkan Ratu Treysca menjadi pemimpin Persekutuan Novus! Ada yang menentang?” Para Vafer, Crawler, Belphegor terpana, namun mereka melihat Dagnu seperti mengangguk. Mau tidak mau, merekapun setuju.

“Baiklah,” kata Herodian itu melanjutkan, “Dengan demikian, pertemuan ini memutuskan bahwa Ratu Treysca dari Calliana akan menjadi pemimpin persekutuan kita.”

Treysca sendiri membungkuk dengan hormat, “Bila demikian, saya berjanji tidak akan mengecewakan yang hadir di sini. Saya akan memimpin persekutuan ini sampai Tiga Bangsa punah!” Serentak, semua di situ menyatakan persetujuan mereka dengan meraung (bagi yang tidak punya tangan) dan tepuk tangan. Bahkan Dagnu berdehem untuk menyatakan persetujuannya. Sang Wazir berkata,

“Bagus, sebelum kita mengatur strategi perkenankanlah saya untuk memperkenalkan tamu-tamu kita yang sudah datang dari tadi,” Beberapa sosok memasuki ruangan dan mendapatkan reaksi keras dari yang hadir…

“Mereka…” desis Freysca terkejut. Ratu Calliana sendiripun terpana melihat kehadiran tamu-tamu itu…karena mereka adalah para Pemberontak (Turncoats). Serentak, para Vafer, Snatcher dan Crawler mengarahkan senjatanya kepada kelompok para Pemberontak. Kelompok itu dipimpin oleh seorang Accretia berzirah putih namun ukurannya lebih besar dari yang lain. Tak ketinggalan juga, Nobuseri, Maeve, Titania dan para pembunuh berantai seperti Smiley, Erzebet dan Calico Jack. Melihat respons bermusuhan, merekapun bersiap untuk mempertahankan diri.

Treysca menatap pada Wazir Herodian dengan tajam, “Apa maksudnya ini? Mengapa para pengkhianat ini hadir dalam pertemuan?”

“Jangan salah paham, Yang Mulia!” kata Herodian itu menjelaskan, “Kami mengundang para Pemberontak sebagai pengamat…tidak ada maksud lain. Lagipula, mereka semua telah dibuang oleh Bangsa masing-masing.” Lalu Accretia besar itu berkata,

“Namaku Blackside…pemimpin tertinggi para Pemberontak! Kami hanya pengamat, bukan mata-mata. Namun setelah mendengar pidato…sang Ratu, kami tertarik untuk menawarkan bantuan…bagi persekutuan muda ini…”

Seekor Vafer menyergah, “Satu-satunya bantuan yang dapat kalian berikan adalah…mati di tangan kami!”

Neto menambahkan, “Bangsa kalian bertanggung jawab atas pemusnahan berbagai makhluk di Novus ini. Jangan kira kalian tidak bersalah karenanya!”

Belhagoz berujar, “Apa yang kalian dapat bantu? Kalianpun sudah dibuang oleh masyarakat kalian dan kalian hanya para perampok yang berjuang untuk hidup…”

Maeve menanggapi, “Suatu komentar pedas…” Namun Lord Blackside segera memotongnya,

“Ah, memang benar kami sudah terbuang. Tetapi kami masih memiliki koneksi ke dalam masyarakat kami…yang tentunya akan berguna bagi kalian. Biar kujelaskan, kalian tidak akan menang bila berhadapan dengan Tiga Bangsa di medan perang terbuka, tetapi bila menggunakan penyusupan…”

“Kau mengharapkan kami menggunakan cara licik?” teriak Neto.

“Kami hanya realistis…tetapi itu terserah pada Yang Mulia sendiri,” kata Accretia Pemberontak itu mengingatkan. Semua berpaling pada Treysca, yang nampak menahan amarah dalam wajahnya. Freysca merasa khawatir melihat kakaknya. Untuk sesaat, Ratu Calliana itu nampak murka…tetapi mulutnya mengucapkan pertanyaan,

“Mengapa…bajingan seperti…kalian…menolong…kami?”

“Untuk balas dendam,” jawab Blackside, “Sama sepertimu yang ingin membalas dendam…kita dapat saling membantu. Kau dapat yang kau inginkan, begitu juga kami…” Wazir Herodian hanya diam saja; ia memperhatikan keduanya. Freysca berkata,

“Kakak…” Treysca mengangkat tangannya, sebelum ia melanjutkan,

“Keinginanku hanyalah menghancurkan bangsa Accretia, Bellato dan Cora seutuhnya…jika itu membutuhkan jiwa ragaku, maka aku bersedia melakukannya! Baiklah, para Pemberontak! Usulan kalian diterima!” Semua yang mendengarnya terkejut, tetapi Ratu Calliana itu melanjutkan,

“Jangan salah paham! Kami tidak menerima kalian sebagai sekutu, namun hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan kami! Maka urusan kita akan selesai setelah bangsa kalian enyah dari Novus! Kau setuju, kaleng rongsokan?”

Blackside menjawab datar, “Biarlah demikian, setidaknya kita menemukan kesepakatan!” Mendengar itu, Treysca mengangguk puas. Kemudian seekor Vafer bertanya,

“Kau percaya para pengkhianat ini?”

“Tidak,” jawab Calliana itu ketus, “Aku tidak percaya mereka; yang aku percaya adalah tujuan kita saat ini sama! Maka kalian akan membiarkan para pemberontak ini…mengerti?” Jawaban itu ditanggapi dengan geraman oleh para Vafer. Lagipula, Dagnu tidak bereaksi apapun atas apa yang terjadi. Treysca melanjutkan,

“Kini, mari kita bicarakan strategi untuk menghadapi mereka…” Selagi semuanya sibuk, Wazir Herodian berbicara secara telepati pada tuannya,

Pertemuan ini menarik, Tuanku. Tak disangka, makhluk-makhluk ini mampu bersekutu satu dengan yang lainnya.

Benar sekali, Wazir. ujar Dagnu, Ini mengingatkanku pada persekutuan terakhir yang kita hadapi…apa namanya?

Persekutuan Taurus, Tuanku…inipun akan bernasib sama seperti mereka. Biarkan makhluk-makhluk rendahan ini saling bertikai dengan bangsa Accretia, Cora dan Bellato. Begitu semuanya selesai, kita akan memetik hasilnya…


CHAPTER 1 END.

Next Chapter > Read Chapter 2:
https://www.pejuangnovus.com/ascent-chapter-2/

List of Ascent of The Archons Chapter:
https://www.pejuangnovus.com/ascent-chapter-list/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *