PEJUANGNOVUS

ASCENT OF ARCHONS CHAPTER 5 – INTO THE DARKNESS

Ascent of Archons
Penulis: Randh13th


Di Bellato HQ,

Kekacauan sedang berlangsung; seluruh AB Bellato dikerahkan untuk mencari keberadaan bom nuklir yang dicuri oleh buronan Cora. Semua perwira tengah sibuk memantau setiap perkembangan situasi dari Pusat Komando. Eli Dun Tanta duduk memantau kesibukan di bawah.

Teriakan terdengar dimana-mana:

“Kerahkan Kompi Ketujuh!”

“Dimana Batalyon ke-18?”

“Apakah Sektor 18 sudah diperiksa?” Di tengah-tengah itu Archon Kai berseru lantang,

“Cari lebih teliti lagi! Periksa semua tempat! “

Di lain pihak, Zephyr dan Novem juga ikut sibuk walau mereka sempat berbicara satu dengan yang lain. Sang Wizard menyeletuk,

“Aku tidak pernah melihat Archon stress seperti itu?”

“Siapapun akan stress bila tahu ada bom nuklir yang akan meledak,” sahut Mental Smith wanita itu, “Menurutku ada yang tidak beres disini?”

“Apa maksudmu?”

Novem melanjutkan, “Bagaimana buronan Cora itu bisa menemukan bom nuklir di HQ kita? Yang lebih heran lagi adalah ia tahu cara mengaktifkannya! Padahal orang Cora itu tidak melek teknologi…” Mendengar itu, Zephyr mengangguk. Novem memang benar; buronan Cora itu tahu cara mengaktifkan bom nuklir. Sesaat sesuatu terlintas di benaknya,

“Buronan itu tidak sendirian; ada yang membantunya!” ucapnya pelan.

“Bingo! Aku tahu itu,” sahut Novem, “Apakah kau pikir ada pengkhianat di dalam Bellato HQ?”

Sang Wizard menjawab, “Mungkin saja, namun bukan dari pasukan sekarang. Mereka terlalu muda. Satu-satunya pikiranku adalah yang sudah pernah menjadi bagian dari kita, tetapi tidak lagi…”

Mereka berucap serentak, “Pemberontak (Turncoat)…” Walaupun mereka ingin memberitahukan hal itu kepada Komando Tertinggi, situasinya tidak memungkinkan,

Mental Smith itu bertanya lagi, “Apa yang akan kita buat sekarang, Zephyr?”

“Berdoa dan berharap bahwa bom itu segera ditemukan,” jawab Zephyr tegas, “Mudah-mudahan anak buah kita dapat lebih dulu…atau Federasi Bellato hanya akan tinggal nama saja,”

-###-

Sementara itu , Ranskye dan Maya sedang melakukan pencarian mereka di lokasi lain. Ranger muda itu mengomel,

“Huuh, dimana buronan sialan itu?” Temannya menimpali,

“Sebaiknya kita konsentrasi saja…” Mendadak, langkah Chandra tersebut terhenti, sehingga Ran bertanya,

“Ada apa, Maya?”

Maya menjawab, “Shh, aku merasakan jejak Force di sekitar sini…sepertinya ini milik seorang Cora.”

“Kau yakin?” Yang ditanya mengangguk.

“Yosh, kalo begitu,” seru Ran, “Tunjukkan arahnya!” Maka keduanya segera berlari ke arah yang dituju. Tak lama kemudian, mereka tiba di sebuah lapangan terbuka. Kedua Bellato muda itu melihat seorang Cora yang berdiri di tengah-tengah lapangan itu. Ia tengah menyandang sebuah pedang besar.

“Hanya satu,” bisik ranger muda itu, “Ayo, kita sergap dia!”

“Jangan!” cegah Maya, “Dia mungkin Kelas Petarung, tetapi siapa tahu dia menguasai Dark Force! Bila demikian, dia bisa mengetahui keberadaan kita dan kabur lagi sebelum kita menangkapnya,” Dengan kesal, Ran bertanya kembali,

“Jadi apa yang kita harus lakukan? Waktunya semakin sedikit!”

Maya berkata, “Aku punya rencana, tetapi aku butuh bantuanmu, Ran…”

-###-

Tak lama kemudian, Maya mendatangi buronan Cora itu sendirian. Buronan itu berkata,

“Oho, kau yang bernama Maya? Aku telah diberitahu tentangmu!”

Chandra muda itu meringis, “Begitukah? Aku tidak menyangka aku cukup dikenal. Apa Titania atau Maeve yang memberitahumu?”

“Hah, bagaimana kau kenal Nona Titania?” ujar buronan Cora itu terkejut.

Maya hanya mengangkat bahunya seraya menjawab, “Yah, aku hanya menyebutnya dan ternyata kau kenal. Katakanlah kami pernah bertemu. Kalau kau kenal mereka, kau pasti dari Pemberontak, bukan Persekutuan. Selain itu, bom itu pasti di sekitar sini!” Petarung Cora itu mengangkat pedang besarnya dan berkata,

“Kalau itu benar, aku takkan membiarkanmu mendekat…”

Chandra itu berkata, “Itu bisa diatur…” Mendadak, sebuah desingan terdengar dan sebuah anak panah menancap di bahu buronan itu. Ia terkejut, sehingga tubuhnya jatuh ke tanah. Saat yang sama, Ranskye muncul dari semak-semak.

“Wah, beruntung sekali dia banyak omong! Kalau tidak, rencanamu tidak akan berhasil, Maya!” celetuknya senang.

“Sudah kubilang, ” ujar Maya bangga, “Rencanaku pasti berhasil!”

Dengan geram, buronan itu memaki, “Kalian mengelabuiku! Tetapi kalian tidak akan pernah menemukan bomnya! Beberapa menit lagi, bom itu akan meledak…hahaha,” Kedua Bellato itu meliriknya dengan pandangan aneh, sebelum berkata

“Siapa bilang kami lupa?” kata Ranskye seraya mengambil radionya dan memanggil seseorang, “Brood! Armbold! Kalian dengar itu?” Suara dari seberang membalas,

“Kami dengar, Ran! Detektor itu telah menemukan bomnya dan sekarang kami sedang menjinakkannya!” Ketika mendengar itu, wajah buronan Cora itu menjadi pucat. Kemudian Maya menjelaskan,

“Kau membuat kesalahan dengan tinggal di tempat. Memang kau tidak menjaga bom itu langsung di tempatnya, tetapi aku memperhitungkan bahwa bom itu berada di radius tak jauh dari lokasimu. Selain itu, kau menggunakan Force untuk menutupinya. Kesalahan besar, karena aku dapat mendeteksinya. Kini pasukan kami tengah mencarinya dan tak lama lagi bom tersebut akan dijinakkan!”

“Yo, kami menang kamu kalah!” ejek Ran. Tiba-tiba terdengar sebuah tepukan tangan dari belakang mereka. Ranskye dan Maya berpaling dan melihat…sosok yang tak asing lagi bagi mereka. Chandra itu menggigit bibirnya,

“Maeve…” Wanita pemberontak itu menepukkan tangannya seraya memuji.

“Bravo, kalian hebat juga! Sudah lama tidak bersua, kalian bertambah hebat…”

Buronan itu segera memanggil. “Nona Maeve, untunglah Anda datang! Tolong bantu aku!” Tanpa mempedulikan permohonan itu, Maeve hanya memandangi kedua Bellato tersebut.

“Apa maksudmu?” sergah Ranskye. “Mengapa kau ada disini? Jangan-jangan…”

“Kau yang melepaskan buronan, serta menunjukkan bom nuklir itu kepada mereka! Beraninya kau!” ujar Maya marah. “Apakah kau sudah serendah itu?”

Maeve menjawab dengan tenang, “Kukira itu adil setelah mereka membiarkanku untuk mati…tetapi bukan itu masalahnya. Aku tengah mengemban tugas ,”

“Tugas? Tugas dari siapa?” cibir Ran. “Bukankah para Pemberontak tidak melayani siapapun,” Wajah Pemberontak Bellato tersebut menjadi gelap, saat dia berkata,

“Aku ditugaskan oleh Persekutuan Novus untuk meledakkan bom nuklir di Bellato HQ,”

“Persekutuan Novus? Apa itu?” selidik Maya. Lalu terdengarlah bunyi orang datang ke arah mereka, sehingga Maeve berkata:

“Waktunya tidak memungkinkan. Aku hanya berkata sekali untuk kalian! Ini juga pesan buat Komando Tertinggi ! Bangunlah dari mimpi! Ada banyak yang menginginkan kematian kalian! Itu saja,” Setelah itu ia berpaling, sehingga Ranskye mencoba mencegahnya.

“Jangan coba-coba, Kopral!” kata wanita pemberontak itu memperingatkan dengan keras, sebelum berganti dengan senyum, “Aku senang kalian menemukan bom itu lebih dulu,” Sebelum ia pergi, buronan itu memohon.

“Nona Maeve, tolonglah aku! Aku sudah melaksanakan perintahmu…”

Yang dimohon membalas. “Maaf, tetapi kau sudah tidak berguna lagi…nanti aku sampaikan salammu pada Titania…” Saat pasukan Bellato tiba, Maya segera berteriak.

“Ran, tangkap dia!” Ranger muda itu berlari ke arah Maeve, pada saat yang sama tubuhnya mulai bercahaya. Ia melompat ke arah Maeve yang melambaikan tangannya, tetapi ia hanya menangkap angin. Sasarannya sudah di-teleport ke tempat lain. Brood, Armbold dan Veritas datang dan langsung membekuk buronan Cora yang sudah tidak berdaya.

“Kerja bagus, Kopral! Letnan!” kata Veritas bangga, “Bom nuklir itu telah dijinakkan; bahaya telah berlalu!”

“Tidak, Warchon!” kata Maya menjelaskan, “Temannya yang kabur tadi mengatakan bahwa ini semua ulah dari Persekutuan Novus…ini belum selesai,” Veritas hanya menggumam setelah mendengarkan penjelasan itu. Akhirnya ia berkata.

“Baiklah, kita akan berkumpul di HQ! Kita akan membahas tentang Persekutuan Novus ini…”

Maka merekapun kembali ke Bellato HQ, dengan sejumlah pertanyaan tentunya…

-###-

Di Cora HQ,

Tereisias tengah bermeditasi dengan khusyuk di sebuah ruangan tertutup. Tak jauh darinya, pahlawan legendaris Cora, Giz Kadasha melakukan hal yang sama. Dark Priest wanita itu nampak tidak nyaman. Hal itu terbaca oleh rekannya.

“Ada sesuatu yang menganggumu, Tereisias?” tanyanya.

Pendeta wanita itu menggangguk. “Aku mendapatkan sebuah penglihatan.”

Giz Kadasha membalas. “Ceritakanlah padaku.”

“Dalam penglihatan tersebut, aku melihat para Critters dan Pemberontak dipimpin oleh seorang…Herodian. Lalu aku melihat Cora, Accretia dan Bellato HQ terbakar oleh api. Saat yang sama, Penjaga Holystone terkapar tidak bernyawa dan langit dipenuhi oleh armada Herodian…”

Tereisias melanjutkan. “Tetapi di sisi lain aku melihat Putri Clytemnestra menjadi Archon yang akan memimpin mereka yang selamat. Bersama seorang Bellato muda dan Petarung Accretia, mereka akan berperang melawan para Herodian. Di saat itulah, aku melihat para Cora dan Bellato akan memakai zirah besi seperti para Accretia…”

Giz heran mendengarnya. “Cora memakai zirah besi? Menjadi seperti Accretia?”

“Itulah yang kulihat. Aku tidak mengerti maksud penglihatan ini.” Sahut Dark Priest wanita itu. “Namun itu pertanda akan ada sesuatu yang terjadi.”

“Berhati-hatilah, Tereisias.” Kata pahlawan Cora itu memperingatkan. “Terkadang kita tidak tahu akan menuju kemana penglihatan itu. Jadi kita tidak selalu mempercayai penglihatan yang datang pada kita.”

“Ya, aku tahu itu!” Kemudian Tereisias bangkit dan meninggalkan tempat itu.

“Aku akan melihat arah dari masa depan tersebut.” Ujarnya.

-###-

Kembali ke Elan

Ratu Narwen Idisil tengah mempersiapkan segala sesuatu untuk Persekutuan Novus, ketika seseorang datang mendekati. Ternyata seorang elf muda dengan rambut kuning.

“Ya, Hastan? Ada sesuatu yang ingin kau bicarakan?” tanya Narwen.

Hastan buka suara. “Aku tidak mengerti mengapa Yang Mulia memutuskan untuk bergabung dalam Persekutuan Novus. Sudah jelas bahwa mereka didukung oleh para Herodian. Para Herodian adalah musuh lama kita…”

Wanita Elf itu menjawab: “Aku mengerti perasaanmu, Hastan. Tetapi para Magi mengatakan bahwa mereka telah melihat sesuatu.”

“Apa yang mereka lihat?”

“Pengkhianatan para Herodian…mereka melihat bahwa para Herodian akan mengkhianati Ratu Treysca dan Persekutuannya. Tidak hanya itu, mereka akan menyapu habis siapapun di Sektor Novus, termasuk Tiga Bangsa. Justru itulah yang mendorongku untuk bergabung dalam Persekutuan Novus: harus ada yang mengawasi dan memperingatkan mereka. Persekutuan Novus dibutakan oleh dendam mereka terhadap Tiga Bangsa, sehingga mereka tidak waspada akan niat jahat sekutu mereka. Namun bukan itu saja yang dilihat oleh para magi…”

Seraya menuju jendela dimana pemandangan seluruh Elan terhampar, Idisil melanjutkan.

“Kunci untuk bertahan hidup adalah berdamai dengan Tiga Bangsa. Aku tahu ini nampaknya mustahil, tetapi para magi meyakinkanku bahwa inilah jalan terbaik untuk menghadapi invasi para Herodian.”

Hastan berkata. “Yang Mulia, para Accretia, Bellato dan Cora takkan pernah mendengarkan kita. Bagi mereka, kita hanyalah sekedar para Critter untuk dibantai.”

Ratu High Elf itu berpaling. “Tidak semua, ada 3 orang di antara mereka yang harus kutemukan. Mereka yang akan mendengarkan kita. Selain itu…” Ia terdiam sejenak. “Mereka juga melihat bangkitnya suatu bencana besar.”

“Bencana besar? Maksud Ratu?” tanya Hastan tidak mengerti.

“Bencana itu adalah…iblis yang berasal dari persatuan antara darah daging dan logam, yang berasal dari Accretia.”

-###-

Di Accretia HQ

ExvionE47 tengah bekerja dalam laboratorium rahasianya. Ilmuwan Accretia itu sangat fokus pada proyeknya. Ditemani oleh tubuh-tubuh yang tak bernyawa, Cyborg itu tidak merasakan ketakutan.

Ia menatap sesosok tubuh yang mengapung dalam tabung. Itu adalah clone ciptaannya. Dengan kepandaianya, ialah satu-satunya ilmuan Accretia berhasil menciptakan tubuh berdaging. Exvion berhasil memecahkan rahasia Cora dan Bellato, dengan mempelajari DNA mereka.

Tak lama lagi, ia akan memecahkan rahasia ‘jiwa’ yang selama ini menghantui dirinya.

CONTOH KESADARAN UNIT:

ExvionE47 menghentikan pekerjaannya dan menatap maha karyanya.

Kagum…itulah emosi yang dirasakan cyborg itu ketika menatap isi tabung itu. Lalu ia berpaling kepada panel di sebelahnya. Tak jauh dari panel tersebut, tubuh dingin Nelysa dan Atalanta terapung dalam tabung. Sekujur kepala mereka terpasang kabel-kabel tipis yang menghantarkan data ke computer milik ExvionE47.

Tidak ada aktivitas tubuh yang dapat diperoleh dari sebuah bangkai, namun dengan bioelektrik, Ilmuwan Accretia itu dapat mengekstrak sisa- sisa arus listrik dari tubuh yang tak bernyawa dan menterjemahkannya menjadi data-data penting.

Ia tahu riwayat dan seluk-beluk kehidupan Nelysa dan Atalanta semasa hidup mereka. Ia dapat menciptakan suatu ingatan palsu berdasarkan memori mereka. Ia membutuhkan komponen-komponen penting dalam ingatan tersebut: Novem, Penthesilea, Zephyr, Clytemnestra dan Ranskye?

Clytemnestra…Ranskye. Mereka adalah anomali dalam penelitiannya. Pengaruh mereka pada database Zero sangat menakjubkan, benar-benar melawan logika Accretia. Setelah ia menyelesaikan proyek ini, ia akan meneliti keduanya.

Cyborg itu mengambil sebuah helm yang dipenuhi dengan kabel-kabel optik. Sebelumnya, ia melepaskan helmnya dan memasang helm itu di kepalanya. Lalu ia duduk di sebuah kursi logam dimana sebuah kabel akan terhubung langsung pada tulang belakangnya. Dengan menatap hasil ciptaannya, ExvionE47 berbisik

“Demi kehidupan abadi…” Setelah itu cahaya di matanya meredup dan clone di hadapannya mulai membuka kedua matanya…

-###-

Dua minggu kemudian di Bellato HQ

Peleton Crescendo dan Divisi Baja ke-4 berkumpul di ruang briefing, beberapa satuan lainnya juga bergabung. Di hadapan mereka, Eli Dun Tanta, Archon Kai, Warchon Veritas, Sitz BeHammer dan Zephyr juga hadir. Ranskye dan Novem memperhatikan bahwa raut wajah mereka nampak serius. Lalu Veritas angkat suara.

“Para prajurit Federasi Bellato, kita menghadapi hal genting saat ini. Tentunya kalian masih ingat dengan insiden nuklir 2 minggu lalu?” Semua, termasuk Ranskye dan Maya mengangguk.

Kini Eli Dun Tanta yang berbicara. “Dari info yang terkumpul, teror tersebut direncanakan oleh organisasi yang menamakan dirinya ‘Persekutuan Novus’.” Mereka yang hadir terkejut mendengarnya.

-###-

Saat yang sama di Cora HQ,

“Persekutuan Novus terdiri dari kumpulan critter seperti para Vafer, Novajan, Belphegor, Snatcher dan Passer yang berkumpul guna menghadapi kita. Tetapi mereka dipimpin oleh para Calliana yang merupakan duri dalam daging kita!” kata Archon Astra berapi-api di hadapan para Cora, terutama Clytemnestra, Penthesilea, Ysmar dan Alcyone. Warchon Syrissa melanjutkan.

“Selama 2 minggu terakhir, kita selalu mengalami sabotase baik di Haram, maupun di Elan. Menurut para intel, para Bellato dan Accretia juga mengalami hal yang sama. Lebih buruk lagi, para Pemberontak dan para Elf ikut bergabung dalam persekutuan tersebut. Sudah jelas, kita tidak boleh membiarkan para teroris tersebut berlaku seenaknya!”

-###-

Kemudian di Accretia HQ

Administrator 001 berkata. “Data-data intel Kekaisaran menunjukkan bahwa teroris Persekutuan Novus memiliki persenjataan yang memadai. Bukti menunjukkan bahwa mereka disuplai oleh para Pemberontak, namun spekulasi marak menunjukkan bahwa ada sesuatu yang mendukung mereka…sesuatu yang sangat kuat.”

Para Accretia mendengarkan info tersebut dengan baik. Zero0X, GruudX dan Invictus ikut bergabung. Archon Totenkopf menambahkan.

“Kaisar Deus curiga bahwa musuh lama kita berada di belakang ini semua…”

-###-

Kembali ke Bellato HQ,

“Ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa para Herodian terlibat dalam hal ini. Sayangnya, kita tidak memiliki bukti yang lebih lanjut untuk itu.” Ujar Zephyr. Ia menambahkan.

“Namun itu tidak menjadi alasan untuk membiarkan Persekutuan Novus terus merajalela. Untuk itu Federasi Bellato memutuskan untuk mengirim pasukan khusus untuk operasi rahasia di Ether. Operasi ini bertujuan untuk membasmi teroris-teroris tersebut . Tujuannya adalah untuk menangkap pucuk pimpinan teroris tersebut…Ratu Calliana. Kita harus menangkapnya hidup atau mati!” Semua prajurit bersorak sorai. Sitz BeHammer berseru.

“Kita adalah Federasi Bellato! Kita tidak akan membiarkan siapapun menghalangi takdir kita!” Kembali semua orang bersorak. Veritas menimpali.

“Kita akan menangkap Maeve, pemimpin Pemberontak Bellato dan membawanya untuk mempertanggung-jawabkan pengkhianatannya! Ia harus membayarnya!”

-###-

Di Cora HQ,

“Persekutuan Suci Cora memutuskan untuk mengirim petarung-petarung terbaiknya untuk menghukum para teroris tersebut. DECEM memutuskan bahwa mereka harus dihancurkan tanpa kasihan! Mereka tidak boleh mengotori hadirat DECEM!” seru Quiane Khan. “Cora, tunjukkan pengabdianmu dengan melakukan tugas suci ini! Mari kita pergi ke Ether untuk menghukum orang-orang kafir tersebut! Ratu Calliana harus mati!” Serentak, semua Cora di HQ bersorak sorai.

“Tak ada yang boleh menghalangi kehendak DECEM! Mari kita persembahkan kepala Ratu Calliana untuk DECEM!” tambah Syrrisa. “Selain itu, kita akan menangkap pengkhianat Titania untuk pertanggung-jawabannya! “Semuanya bersorak sorai kembali.

-###-

Di Accretia HQ,

Warchon Satetsu berkata. “Kaisar Deus telah berbicara pada Archon Totenkopf bahwa teroris-teroris tersebut tidak bisa dibiarkan. Kekaisaran telah memutuskan untuk mengirim pasukan khusus ke Ether untuk menghancurkan para teroris tersebut. Sasaran primer adalah Ratu Calliana, sasaran sekunder adalah Lord Blackside, pemimpin Pemberontak Accretia! Warga Accretia, jangan biarkan keduanya lolos tanpa hukuman! HIDUP KEKAISARAN ACCRETIA! HIDUP KAISAR DEUS!”

Semua cyborg berseru lantang. “HIDUP KEKAISARAN ACCRETIA! HIDUP KAISAR DEUS!”

-###-

Sementara itu di Dataran Elan.

Wazir Herodian kembali bersimpuh di hadapan Dagnu. “Yang Mulia, segala sesuatunya berjalan sesuai rencana. Tiga Bangsa akan bentrok dengan Persekutuan Novus.”

“Ya, segalanya berjalan persis rencana…” ujar makhluk raksasa itu. “Kau akan menjadi saksiku dalam kehancuran Persekutuan Novus.”

“Baik, Yang Mulia! Namun Yggdrasil memperingatkan untuk tidak menganggap enteng para High Elf, termasuk Ratu Idisil…tadinya kita berharap mereka akan menolak untuk bergabung. Ternyata sebaliknya.” Kata Wazir khawatir.

“Kalaupun para High Elf menyadari rencana kita, itu sudah terlambat.” Dagnu menyahut. “Tiga Bangsa harus membagi kekuatannya, untuk ke Ether dan Chip War. Siapkanlah armada kita!”

“Mereka sudah siap, Tuanku!” kata Wazir girang. “Yang kita lakukan hanyalah mengambil alih Stargate dari para Kartella. Kekalahan Accretia, Bellato dan Cora ada di ambang pintu!” Tiba-tiba sebuah sulur muncul dari tangan Herodian itu dan menebas seekor critter yang lewat hingga putus.

“Sektor Novus akan menjadi milik Herodian!”


CHAPTER 5 END.

Next Chapter > Read Chapter 6:
https://www.pejuangnovus.com/ascent-chapter-6/

Previous Chapter > Read Chapter 4:
https://www.pejuangnovus.com/ascent-chapter-4/

List of Ascent of The Archons Chapter:
https://www.pejuangnovus.com/ascent-chapter-list/