ASCENT OF ARCHONS CHAPTER 6 – THE COUNTER ATTACK
Ascent of Archons
Penulis: Randh13th
Di Istana Calliana, Ether,
Seluruh Persekutuan Novus berkumpul di balairung Istana. Para Vafer, Belphegor, Snatcher, Novajan, Passer, Elf , bahkan para Pemberontak (Turncoat) terdiam menanti ucapan dari pemimpin tertinggi mereka. Treysca duduk di tahtanya, dan didampingi oleh adiknya, Freysca. Pangeran Neto dan Ratu Narwen Idisil juga bersama mereka. Putri Calliana memandang kepada kakaknya dan berkata.
“Kakak…” Namun sang Ratu Calliana mengangkat tangannya dan menjawab.
“Tidak apa-apa, Freysca. Biarkan aku yg berbicara.” Lalu ia bangkit dan berkata.
“Tentunya kalian telah mengetahui deklarasi perang yang dicanangkan oleh Bangsa Accretia, Bellato dan Cora serentak. Mereka kini mengetahui keberadaan kita dan memutuskan untuk menumpas kita. Dari berita yang dibawakan oleh para Pemberontak, Persekutuan Suci Cora bahkan menginginkan kepalaku dan kepala para pemimpin pemberontak…” Semuanya menganggukan kepala dan terlihat gelisah.
“Tidak apa-apa.” Jawab Treysca. “Bila itu yang mereka inginkan, biar mereka mencoba. Tetapi aku akan membuat mereka membayar mahal untuk itu! Mereka boleh mengambil kepalaku asalkan darah ribuan prajurit Accretia, Bellato dan Cora sebagai gantinya! Mereka harus berhadapan dengan Persekutuan Novus lebih dulu! Lebih baik mati merdeka daripada hidup tertindas! Apakah kalian setuju?”
Semua bersorak. “Hidup Persekutuan Novus! Hidup Ratu Treysca!”
Neto menambahkan. “Sebelum mereka mengambil kepala Ratu Treysca, mereka harus berhadapan lebih dulu denganku!”
“Juga denganku! Tidak ada yang boleh melukai Kakak!” sahut Freysca tidak mau kalah. Namun Treysca segera menenangkan sorakan yang meluap-luap itu dan berucap.
“Sebelumnya, aku akan menagih komitmen semua yang di sini. Sejak pertemuan kita di Elan, kita sudah bersepakat untuk memberikan segalanya bagi Persekutuan Novus, bahkan jiwa dan raga. Kini saatnya telah tiba! Bila kalian merasa tidak sanggup, kalian boleh angkat kaki dari sini dan aku takkan menyalahkan kalian. Tetapi bila kalian ikut bertempur bersama kami, aku, Ratu Calliana merasa terhormat untuk berjuang di sisi kalian. Apa yang kalian pilih?”
Sejenak, semua yang hadir kembali terdiam. Lalu para Snatcher diikuti oleh para Vafer,Passer, Novajan dan Pemberontak mulai meninggalkan balairung tersebut tanpa berkata apapun. Hanya segelintir dari mereka tetap tinggal. Hanya para Calliana, Metal Elf, High Elf, dan Belphegor yang tetap berada di balairung.
“Pengecut!” cibir Neto.
Treysca berkata. “Tidak bisa disalahkan, itulah pilihan mereka…walaupun.” Ia memperhatikan bahwa para Pemimpin Pemberontak dan Pembunuh Serial tetap tinggal, meskipun anak buah mereka telah pergi. “Beberapa tetap tinggal. Pertanyaannya adalah mengapa?”
Mendengar itu, Maeve angkat suara. “Jangan salah paham, Yang Mulia! Kami tinggal bukan untukmu, tetapi untuk menyelesaikan urusan yang belum selesai.”
Titania menambahkan. “Ini tidak ada sangkut-pautnya dengan Persekutuan Novus.”
Freysca dan Neto meradang ketika mendengar jawaban tersebut, namun Ratu Calliana itu menahan mereka.
“Begitu? Jadilah demikian. Kita saling menggunakan rupanya.” Lalu ia berpaling pada yang lain. “Kalian? Apakah alasan kalian sama seperti para Pemberontak?”
Salah seekor Vafer menjawab. “Alasan kami tidak sama seperti mereka! Kami tetap di sini untuk kehormatan dan dendam! Kami harus membunuh mereka yang bertanggung jawab atas kematian sanak keluarga kami!”
“Aku mengerti!” kata Treysca. “Ratu Idisil, ini bukan pertempuran Anda. Anda dapat pergi dari sini.”
Ratu High Elf itu menjawab. “Ini pertempuranku sekarang! Para High Elf tidak akan meninggalkan sekutunya sendirian! Kami akan berjuang bersama-sama dengan Ratu Treysca!”
Dengan menganggukan kepalanya, Ratu Calliana itu berkata. “Terima kasih, maka adalah suatu kehormatan untuk bertempur bersama kalian meskipun alasan kita berbeda-beda! Bersiaplah, kita akan menyongsong badai dan berharap matahari terbit esoknya!”
Sekonyong-konyong, Freysca bersorak. “Hidup Ratu Treysca! Hidup Persekutuan Novus!” Sorakannya disambung oleh mereka yang hadir di situ dan bergema di seluruh balairung.
-###-
Di Koloni Bellato,
Nampak kesibukan di Markas Besar Bellato. Federasi Bellato sedang mempersiapkan diri untuk invasi ke Ether. Bahkan Peleton Crescendo dan Divisi Baja ke-IV juga terlibat di dalamnya.
“Cepat, Pemalas!” bentak Crescendo pada anak buahnya. “Dalam 6 jam, kita sudah harus berada di Ether!” Vernitz yang berada tidak jauh dari Brood, Armbold dan Ranskye, berkomentar.
“Kalau ingin cepat, mengapa tidak dia saja yang berkemas? Kita sudah banting tulang untuk ini.”
“Shh!” bisik Shield Miller itu. “Nanti komandan mendengarmu…”
“Nanti kita bisa dapat masalah…” timpal Ran. “Terakhir kita menyeletuk, Komandan menghukum kami push-up 120 kali.”
“Biar saja!” jawab Vernitz. Tak lama kemudian , Crescendo meninggalkan mereka semua. Mereka segera menarik nafas lega.
“Akhirnya!” ujar Brood seraya menggerakkan lengannya. “Badanku lemas…barang-barang ini beratnya lebih dari 1 ton!”
Armbold menambahkan. “Kau kira hanya kau saja, Brood?” Di saat yang sama, Maya mendatangi mereka. Melihat itu, Vernitz berkata.
“Armbold! Brood! Temani dong aku ke cafe! Aku kebetulan lagi ingin minum!”
“Eh, sungguhan nih?” kata Hidden Soldier itu terkejut. “Kau yang traktir?”
“Ya, iyalah! Ayo ikut, Bold!”
“Sip, aku ikut denganmu!” Ketika mereka bertiga pergi, Ranskye bertanya.
“Aku bagaimana?” Ketiganya berpaling kepada Ranger muda itu dan melirik ke arah Chandra di belakangnya. Shield Miller veteran itu berucap.
“Kau disini saja Ran! Jangan khawatir, nanti kami kembali!”
“Iya nich. Dompetku hanya cukup untuk mentraktir 2 orang…” kata Armor Rider wanita itu. “Kali lain saja, aku traktir kamu! Janji deh!” Dengan itu mereka pergi meninggalkan Ran sendiri.
Bellato muda itu hanya tertunduk lemas, sebelum ia mendengar seseorang memanggilnya.
“Ran…” Ia berpaling dan melihat Maya di belakangnya. Ia terkejut hingga tidak sengaja menyandung sebuah peti. Maya buru-buru minta maaf.
“Ran, maaf! Bukan maksudku mengejutkanmu…” Seraya bangkit, Ranger itu berkata.
“Tidak apa-apa, Letnan. Apakah ada yang bisa saya bantu?”
Maya tertawa kecil ketika melihat polah Ranskye. Lalu ia berkata.
“Tidak ada, aku hanya ingin mengobrol denganmu dan panggil aku Maya, bukan Letnan…”
“Let…maksudku Maya.” Ujar Ran kikuk.
“Sejak peristiwa dengan para pemberontak, kita selal u bersama hingga saat ini.” Lalu nada Chandra itu berubah. “Mungkin ini terakhir kalinya kita mengobrol satu sama lain, Ran…”
Ranger muda itu segera menyergah. “Jangan berkata demikian! Kita akan kembali dengan selamat…”
“Mungkin!” sahut Maya seraya menganggukkan kepalanya. “Meskipun demikian…aku merasa senang bersamamu. Selain itu, aku datang untuk memberikan ini kepadamu…” Tiba-tiba gadis Bellato itu mendekat dan mencium bibir Ran, sehingga yang dicium tidak sempat berkata-kata. Dunia seakan-akan berhenti bagi mereka berdua. Setelah beberapa saat, mereka berdua menjauh. Maya berkata.
“Itu saja, Kopral…semoga sukses dalam misi kita! Demi Federasi Bellato!” Ran mengusap bibirnya sepeninggal Maya. Sejauh ini hanya ciuman Cly yang masih terpatri dalam ingatannya. Bila seandainya ia tidak pernah bertemu dengan spiritualist Cora tersebut, tentu ia masih mengejar-gejar Maya. Perasaannya campur aduk menjadi satu.
-###-
Sementara itu di Koloni Cora
Kesibukan yang sama juga terlihat di Persekutuan Suci. Para Cora tetap mempertahankan susunan Legiun mereka, yaitu Legiun Force, Legiun Penyerang dan Legiun Kegelapan. Anggotanyapun tetap sama. Terpisah dari yang lain, Clytemnestra tengah memeriksa perlengkapannya. Tanpa sepengetahuannya, seseorang mengendap-endap di belakangnya…and memeluknya.
“Almasyr!” ujar gadis Cora itu. Mendengar itu, petarung Cora tersebut tertawa.
“Maaf sudah menjadi kebiasaan…” celetuknya. “Apakah kau sudah siap?”
Cly membalas. “Aku sudah siap…seperti yang lainnya! Ini berbeda dengan Chip War! Kita bukan melawan Bellato atau Accretia, tetapi para Calliana, Pemberontak dan critter lainnya…”
“Ya, tetapi aku bangga karena kita akan melakukan tugas mulia bagi DECEM dengan memusnahkan makhluk-makhluk kafir itu…” sesumbar Almasyr.
Putri Ladenus itu menjadi muram ketika ia mendengar kata-kata itu. “Kafir, huh? Apakah kita tidak perlu berbicara pada mereka?” ujarnya,
“Astaga, Cly!” kata petarung Cora itu. “Para teroris tidak perlu diajak berunding. Yang aku tahu, mereka ingin kita mati dan begitu juga sebaliknya…” Lalu Almasyr memegang dagu Clytemnestra dan mengangkat wajahnya sehingga gadis itu mendongak.
“Kau berubah banyak setelah kembali dari Novus.” Kata Almasyr. “Mungkin peperangan tidak cocok bagimu. Setelah misi ini selesai, aku akan meminta izin dari ayahmu…”
“Almasyr, aku…” Sebelum Cly menyelesaikan kalimatnya, pemuda Cora itu melanjutkan.
“…kita akan menikah dan membentuk keluarga. Kau tidak perlu lagi bertempur, Cly! Cukup aku saja…” Setelah itu, ia mencium bibir gadis di hadapannya. Untuk sesaat, Cly merasa dirinya tidak dapat bernafas. Perasaannya mengatakan untuk pasrah, tetapi sesuatu yang lain mendesaknya. Saat bersamaan, terdengarlah suara pekikan tinggi sehingga kedua pasangan itu berpaling.
“Aiiiih, sungguh romantis sekali!” seru Ysmar yang masuk bersama Alcyone. “Maafkan bila kami mengganggu kemesraan kalian berdua…”
Dengan wajah merah padam, Almasyr menjawab. “Tidak apa-apa…kami sudah selesai berbicara.” Lalu ia memandang Cly. “Kita akan bertemu lagi, Cly…banyak yang harus kita bicarakan berdua.” Setelah itu, ia meninggalkan ketiga Spiritualist itu.
“Sungguh beruntung dikau memiliki tunangan segagah dia…” celetuk Warlock banci itu. “Ahh, seandainya eike juga seperti tu…” Clytemnestra dan Alcyone hanya tertawa kecil mendengar curhat tersebut. Namun di dalam sanubarinya, gadis Cora itu bergumul antara perasaannya terhadap Almasyr dan Ranskye. Ingin sekali ia mengatakan yang sebenarnya, tetapi ia khawatir akan konsekuensinya.
Oh DECEM, apa yang harus kulakukan? Apakah aku harus melawan tradisi Cora dengan menyatakan cintaku pada Ran ataukah tetap menjujung tinggi dengan memilih Almasyr?
-###-
Saat yang sama di Accretia HQ,
Mobilisasi pasukan Accretia sangat cepat. Dalam waktu singkat, Kompi ke-36 telah berkumpul di depan terminal Kartella . Divisi Zeni akan bertindak sebagai pendukung dalam penyerangan ke Ether. Zero OXR segera menemui rekan-rekannya.
“Triarii R46! Unit x76! Sensorku mengatakan kalian sudah siap!” ujarnya.
Sang Punisher menjawab. “Ya, Komandan Brutez telah menunggu kita!”
Gruud menambahkan. “Kini aku telah mendapatkan spesifikasi zirah dan asesoris baru! Cora ataupun Bellato sialan itu takkan mendapatkan aku lagi!”
“Bagus!” jawab Destroyer berzirah putih itu. “Aku tidak melihat unit E47. Dimana dia?”
“Menurut info yang kuterima, unit E47 tengah mempersiapkan perlengkapan pendukung bersama Divisinya. Kurasa kita akan bertemu dengannya di Ether.” Sahut Invictus. “Baik, cek semua chronometer kalian! Pesawat Kartella akan lepas landas pada 1200. Siap?”
Semua menyahut. “Siap! Demi Kekaisaran Accretia!”
-###-
ExvionE47 sedang merekam sesuatu di laboratorium rahasianya.
“Operasi ini merupakan kesempatan bagus untuk menguji Spesimen. Spesimen nampak tertarik dan menunjukkan minat besar terhadap kegiatan Unit E47! Kemampuan intelejensi Spesimen berada pada kisaran usia 6-12 tahun. Sejauh ini ia patuh pada perintah Unit E47. Dengan operasi ini kami akan menguji seberapa besar Force yang dimiliki oleh Spesimen. Subjek Cora memiliki Dark Force yang besar dan telah dibuktikan dengan memanggil Animus jenis Amy, sementara Subjek Bellato adalah jenis Chandra yang menguasai Light Force. Perpaduan keduanya akan menghasilkan Force jenis baru ataukah salah satu dari kedua Force?”
“Spesimen…” panggilnya pada seseorang yang berdiri tidak jauh darinya. “Aku akan membawamu ke Ether untuk dengan tujuan primer menguji kemampuan Force-mu. Tetapi kau juga memiliki tujuan sekunder yang harus dipenuhi! Ingat, keberadaan dan misimu tidak diketahui oleh Kekaisaran. Jadi bila kau tertangkap, aku tidak akan mengakui keberadaanmu. Selain itu kau mendapatkan izinku untuk menyingkirkan siapapun yang mengetahui identitasmu. Paham?”
Lalu sosok yang berhadapan dengan ilmuan Accretia itu berkata. “Paham!” Tak lama kemudian, cyborg itu menggumam.
“Kau harus mempunyai nama…Spesimen. Untuk memuluskan misimu, kau harus memiliki nama…”
“Nama? Apa itu?” tanya sosok misterius itu. Exvion menatapnya dalam-dalam sebelum berkata.
“Aku mengerti. Namamu adalah…”
-###-
Kembali ke Istana Calliana.
Seluruh petinggi Persekutuan Novus tengah berkumpul di sebuah peta hologram Ether. Treysca angkat suara.
“Informasi menunjukkan bahwa pasukan Accretia, Cora dan Bellato telah berangkat ke Ether dengan menggunakan pesawat transportasi Kartella. Dalam 6 jam, mereka akan tiba di sini.”
“Mengapa kita tidak menembak jatuh pesawat-pesawat tersebut? Masalah selesai!” celetuk Neto. Ratu Calliana mendengus ketika mendengarnya. Maeve berkata.
“Yang Mulia, boleh saya berbicara?” Ketika Treysca mengangguk setuju, pemimpin pemberontak Bellato menjelaskan.
“Bila kita melukai para Kartella, mereka akan membalas dengan melakukan embargo besar-besaran pada kita. Ketiga Bangsapun menghormati mereka.” Neto hanya menggerutu.
Belhagoz menyahut. “Kalau begitu, kita hanya bisa menyerang mereka setelah mereka mendarat. Apakah rencana Anda, Ratu Treysca?”
Lalu Freysca menjelaskan. “Ketiga Bangsa mempunyai tempat pendaratan masing-masing. Hal itu dimaksudkan agar mereka tidak saling menyerang ketika mendarat. Rencana kita adalah mempersiapkan pertahanan lapis tiga. Lapis pertama terdiri dari para Vafer, Novajan, Passer dan Hobo yang bertugas untuk menghantam musuh saat pendaratan. Bila musuh berhasil menembus, maka mereka harus berhadapan dengan lapis kedua yang terdiri dari Anda, para Belphegor dan para Pemberontak. Lapis terakhir akan berkonsentrasi di istana dan terdiri dari Pangeran Neto dan aku yang memimpin para Metal Elf serta Caliana Archer dan Atroc. Sementara para High Elf akan melindungi kakakku. Tentunya kita mengharapkan partisipasi dari para Herodian…” Menyadari dirinya dipandangi, Wasir Herodian menjawab.
“Kami akan memberikan dukungan dengan para Lazhuwardian Warrior, Guard dan Caster. Tidak perlu khawatir, Yang Mulia! Para Herodian akan menepati janjinya…”
“Semoga saja demikian…” ujar Ratu Narwen dingin. Merasa dirinya tersindir, Herodian itu bertanya.
“Ada apa, Ratu Idisil? Apakah kau tidak percaya pada kami? Atau janji Tuan Dagnu?” Treysca buru-buru menengahi sebelum terjadi bentrokan.
“Apa yang terjadi diantara para High Elf dan Herodian pada masa lalu bukanlah urusan kami.” Katanya menenangkan. “Kini kita harus fokus pada invasi yang akan datang! Mengerti?”
Idisil dan Wasir Herodian tidak menjawab, walaupun mereka saling menatap dengan curiga. Tetapi keduanya memutuskan untuk tidak melanjutkan perdebatan mereka. Tiba-tiba bunyi alarm bergema di seluruh ruangan istana. Dalam sekejap, sebuah layar raksasa nampak di hadapan mereka dan menunjukkan kawanan pesawat Transport Kartella yang terlihat seperti kumpulan lebah.
“Ah, mereka sudah datang rupanya.” Celetuk Treysca. “Baiklah, mari kita berikan penyambutan yang meriah bagi mereka…kita akan mengantar mereka ke dalam dasar neraka! Hidup Persekutuan Novus!”
Yang lain membalas. “Hidup Persekutuan Novus!”
-###-
Sementara itu di Elan,
Yggdrasil memandangi kediaman para High Elf yang berada cukup jauh. Hal yang menyenangkan hatinya adalah melihat kediaman para elf yang angkuh tersebut menjadi abu.
“Waktunya tidak lama lagi…” ujarnya seraya menyeringai.
-###-
Di angkasa luar yang gelap,
Sebuah armada tengah bergerak di kegelapan angkasa. Mereka terdiri dari kapal-kapal raksasa dan stasiun-stasiun perang. Berbeda dengan kapal angkasa Accretia dan Bellato, kapal angkasa para Herodian terdiri dari bahan tekno-organik dimana sebagian besar kapal adalah makhluk hidup. Di dalam sebuah kapal, seorang Lazhuwardian berzirah berat tengah memandangi layar di hadapannya.
“Laksamana Brokk…” panggil salah satu Lazhuwardian Warrior. “Kami menerima pesan dari Vazir…Persekutuan Novus dan Tiga Bangsa sudah memulai bentrokan. Berita terakhir mengatakan bahwa sebagian besar kekuatan Tiga Bangsa ada di Crag Mine.”
Brokk berpaling dan menatap Warrior di hadapannya dengan pandangan kurang senang.
“Tidak usah memberitahuku. Aku sudah tahu!” jawabnya. Ia berpaling kepada Warrior lainnya dan bertanya.
“Berapa lama lagi kita akan tiba di Stargate terdekat?”
Yang ditanya membalas. “Dalam 6 jam, kita akan tiba, Laksamana…”
“Terlalu lama!” bentak Lazhuwardian tersebut. Mendadak, sebuah suara feminin berkata.
“Simpanlah amarahmu, Brokk. Kita akan memerlukannnya nanti, ketika kita menghadapi Ketiga Bangsa…” Brokk terdiam, ketika seorang perempuan Lazhuwardian Caster mendekatinya.
“Calystra…” desisnya. “Bolehkah aku melampiaskan amarahku pada para Kartella? Rupa lucu dan sifat mata duitan mereka membuatku muak!”
Calystra menyahut. “Jangan dulu…saat ini kita masih memerlukan mereka. Setelah dominasi Tuan Dagnu selesai, kau boleh berbuat apapun yang kau inginkan pada mereka. Kukira kau hanya frustrasi karena perjalanan panjang ini.”
Laksamana Lazhuwardian itu berkata. “Katakan itu pada Wasir…dia mendapatkan bagian yang enak.” Lalu Lazhuwardian Caster wanita itu memeluk tubuhnya.
“Kita semua bekerja untuk Tuan Dagnu. Peranan kita semua sama, tidak ada yang lebih penting…Brokk, sabarlah. Bagianmu akan tiba…”
Brokk hanya memandangi wanita di sampingnya dan iapun membelai rambut Calystra dengan tangannya yang besar.
“Baiklah, aku akan menunggu ini! Kuharap tidak akan lama…”
-###-
Di langit Ether,
Langit planet Ether yang muram kini dipenuhi oleh pesawat transport Kartella. Mereka dipenuhi oleh para Petarung Accretia, Bellato dan Cora. Mereka datang dengan satu tujuan: menemukan Ratu Calliana hidup atau mati!
-###-
Peleton Crescendo berada di pesawat transport Kartella. Ranskye bersama dengan mereka.
Ia melirik ke jendela dimana ia melihat pesawat-pesawat transport serupa. Dengan desain serupa, Ranger muda itu tidak bisa membedakan manakah pesawat milik Cora atau Accretia. Ia berharap bahwa Clytemnestra atau Zero berada di salah satu pesawat tersebut. Lamunannya terhenti oleh bentakan.
“Hey, melamun terus!” bentak Crescendo. “Sebaiknya jangan begitu bila kita tiba di medan peperangan! Entah siapa yang kau pikirkan?”
“Mungkin ia tengah memikirkan Maya!” celetuk Vernitz. Semua tertawa ketika mendengar celetukan tersebut.
“Apa bukan kamu, Ver?” ujar Brood mencoba bercanda.
Gadis Bellato itu menjawab. “Yaah, aku bukan tipe si Ran!” Kembali semua tertawa hingga komandan peleton berteriak.
“Cukup! Candaan bagus, namun kalian harus fokus untuk pertempuran sebentar lagi!” Maka semua orang terdiam, termasuk Ran.
-###-
Di pesawat lainnya,
Legiun Force tengah bermeditasi untuk persiapan pertempuran. Semua kecuali seseorang. Putri Ladenus nampak gelisah; ia tidak dapat berkonsentrasi penuh. Salah satu alasannya adalah ia tahu bahwa salah satu pesawat di luar tengah membawa Ran.
“Kak, apakah kau tengah mengkhawatirkan Almasyr?” tanya Alcyone. “Jangan khawatir, DECEM akan melindunginya…”
“Aiih, janganlah terlalu gelisah!” tambah Ysmar. “Ia sudah besar, dapat menjaga dirinya sendiri. Yang penting, kita harus fokus pada tugas kita!”
“Kau benar.” Cly menganggukkan kepalanya. “Aku akan fokus pada tugas kita!” Mendadak, sebuah pesan telepati bergaung di benak mereka.
“Perhatian, beberapa saat lagi kita akan mendarat di Koloni Cora! Ada laporan bahwa para Critter telah berkumpul di dekat gerbang Koloni! Persekutuan Novus telah mengetahui kehadiran kita dan bersiap menyambut kita. ” kata Syrrisa. “Tetapi kita tidak takut! Bila DECEM bersama kita, siapakah yang dapat melawan kita! Hidup Persekutuan Suci Cora!”
Seluruh legiun bersorak, kecuali Clytemnestra. Ia tetap mengkhawatirkan Ran…hal itu tidak lepas dari pengamatan Ysmar.
-###-
Pesawat-pesawat transport Kartella mendarat serentak di Koloni Accretia, Bellato dan Cora. Mereka menurunkan muatan-muatan mereka yaitu para Petarung, Destroyer, Warlock, Summoner, Chandra, Berserker dan lain-lain. Semua berkumpul di gerbang koloni masing-masing. Di luar, sepasukan Vafer telah menunggu untuk mengganyang mereka. Salah satu Vafer berujar.
“Datanglah kemari, kami akan mengganyang kalian atas nama Ratu Treysca! Atas nama Persekutuan Novus!”
-###-
Di Koloni Accretia,
Kompi ke-36 telah berkumpul dengan yang lainnya. Brutez menginspeksi barisannnya.
“Dengar ,aku tidak mau apa yang menimpa Gungnir terulang kembali! Jadi kalian harus mengikuti perintahku! Mengerti!” perintahnya.
“Ya, Phalanx!” semua cyborg menjawabnya.
Zero0XR memindai sekelilingnya; ia tidak melihat Unit E47
-###-
Di salah satu sudut Ether,
Sebuah tabung terbuka dan keluarlah seorang wanita dengan rambut coklat dan mata biru. Ia mengenakan busana Cora berwarna ungu . Wanita misterius itu mengamati keadaan di sekelilingnya dan berkata.
“Mari kita mulai eksperimen ini!”
CHAPTER 6 END.
Next Chapter > Read Chapter 7:
https://www.pejuangnovus.com/ascent-chapter-7/
Previous Chapter > Read Chapter 5:
https://www.pejuangnovus.com/ascent-chapter-5/
List of Ascent of The Archons Chapter:
https://www.pejuangnovus.com/ascent-chapter-list/

