ASCENT OF ARCHONS CHAPTER 7 – SUPERNOVA PART 1

Ascent of Archons
Penulis: Randh13th


Di angkasa luar, Stargate mulai terbuka. Saat itu segera dimanfaatkan oleh Armada Herodian untuk memasuki sistim Novus. Stasiun-stasiun perang segera menempati posisi di dekat masing-masing Stargate, sementara kapal-kapal perang dan penjelajah segera menuju planet Novus, Ether dan Elan.

-###-

Setelah puas dengan usaha mereka, Calystra berpaling pada Brokk yang masih memegang Meat dan rekannya. Ia berkata.

“Brokk, misi terpenuhi. Kau boleh melepaskan mereka sekarang!” Dengan ogah, Herodian raksasa itu melepaskan mereka berdua. Tubuh Meat memar-memar akibat benturan yang diterimanya, namun itu tidak seberapa dengan harga dirinya sebagai Kartella.

Brokk berkata. “Beruntung, aku membiarkan kalian hidup!” Ia segera kembali kepada Calystra.

“Terima kasih atas kerjasama kalian.” ujar wanita Herodian itu dengan nada mengejek sebelum ia meninggalkan mereka. Sepeninggal mereka, rekan Kartella Meat bertanya.

“Apa yang harus kita lakukan? Mereka kini mengendalikan seluruh Stargate. Kita harus menghubungi Kartella .”

Meat menjawab. “Peringatkan Tiga Bangsa bahwa Bangsa Herodian melakukan invasi.” Ia melanjutkan dengan nada mendesis. “Jika masih ada yang selamat dari mereka, katakan bahwa para Kartella akan membantu usaha mereka untuk membalas dendam. Kita akan tunjukkan proyek rahasia kita. Penghinaan pada Kartella akan dibalas dengan sangat mahal!”

-###-

Di Elan, Dagnu bisa merasakan kedatangan armada miliknya. Brokk dan Calystra bekerja dengan baik sekali. Persekutuan Novus telah melaksanakan peranan mereka, kini tiba saatnya untuk mengakhiri ini semua. Ia menghubungi sang Wazir melalui telepati.

Wazir, armada kita telah memasuki setiap Stargate dan tak lama lagi mereka akan tiba di Novus, Elan dan Ether! Waktunya untuk mengakhiri permainan kita!

-###-

Sementara di Ether, dimana pertempuran tengah berkecamuk.

Wazir sedang berada di dalam balairung istana bersama Ratu Treysca dan para pengawalnya, ketika ia menerima pesan tersebut. Ia segera menjawab.

Siap, Tuan Dagnu! Aku akan segera menjalankan rencana kita! Sambil melirik ke arah Ratu Calliana tersebut, Herodian itu mengirim pesan ke seluruh pasukan Herodian yang berada di medan perang.

66! Ia hanya tersenyum dan menunggu hasilnya.

-###-

Begitu menerima perintah telepati dari sang Wazir, para Lazhuwardian Warrior, Caster dan Guard segera mundur dari medan pertempuran dan meninggalkan sekutu mereka. Persekutuan Novus langsung kacau-balau, ketika mereka ditinggalkan oleh para Herodian, dan memungkinkan pasukan Tiga Bangsa mendesak mereka.

-###-

Di lain tempat,

Ranskye dan Clytemnestra telah dikepung oleh para Lazhuwardian, sementara Freysca yang terluka masih disandera oleh mereka. Neto mengamati dekat. Calliana Princess itu merasa berada di atas angin, sehingga ia tersenyum. Namun senyumnya segera memudar, begitu pasukan Lazhuwardian meninggalkan mereka sendirian. Hal yang sama dialami oleh Neto.

“Hei, apa-apaan ini? Mengapa mereka meninggalkan kita begitu saja?” teriaknya.

“Cly, menurutmu apa yang terjadi?” tanya Ranger Bellato itu pada temannya.

Spiritualis muda itu menggelengkan kepalanya. “Aku tidak tahu…mereka bisa saja memusnahkan kita, namun mereka malah pergi. Kecuali…mereka berkhianat.” Mendadak, langit di atas mereka dipenuhi oleh armada Herodian.

-###-

Hal itu tidak terlepas dari pengamatan Ratu Treysca. Ia terkejut melihat pasukannya yang panik dan mundurnya para Herodian dari medan pertempuran. Iapun berpaling kepada Wazir.

“Wazir, apa maksudnya ini?” tanyanya gusar. “Pasukan Anda tiba-tiba meninggalkan medan perang! Mengapa ada armada asing di Ether? Perintahkan mereka untuk kembali segera!” Sang Herodian berbalik dan berkata pelan.

“Yang Mulia, saya menyatakan bahwa persekutuan antara kita telah berakhir saat ini!” Tiba-tiba, ia segera mengayunkan cambuknya dan menebas dua Calliana Atroc sehingga mereka tidak sempat menjerit. Dua Calliana Archer berusaha menembaknya, tetapi ia jauh lebih cepat. Sebentar saja, mereka sudah tewas tertebas cambuknya. Treysca berusaha mengambil senjatanya, namun Wazir menebas tangan sang ratu sehingga putus. Treysca menjerit kesakitan dan jatuh terduduk dekat tahtanya. Ia menatap tajam Herodian di depannya.

“Pengkhianat…” desisnya. Sebagai balasan, Wazir mengubah cambuknya menjadi tombak tipis runcing yang langsung menghunjam bahu wanita Calliana itu. Treysca hanya bisa menggigit bibirnya untuk menahan sakit.

“Berteriaklah! Jeritanmu membuatku senang, Yang Mulia!” tantang Wazir. “Kau hanyalah alat untuk mengalihkan perhatian Tiga Bangsa. Tujuan kami sebenarnya adalah invasi Novus. Sementara mereka sibuk melawan cecunguk-cecunguk seperti kalian, armada kami dapat masuk dengan mudah.”

Treysca mendengarkan perkataannya dengan tidak percaya. Ternyata kecurigaan adik dan Ratu Idisil terbukti benar. Ia merasa bodoh telah mempercayai para Herodian yang dikiranya akan menolong mereka dari penindasan Tiga Bangsa.

“Setelah kalian memusnahkan Tiga Bangsa, kami adalah giliran selanjutnya?” tanyanya dengan nada getir.

Yang ditanya hanya tersenyum sinis. Itu sudah cukup. Hal seperti ini tak pernah dibayangkannya. Tangan kanannya yang puntung sebatas pergelangan tangan berdenyut-denyut dengan rasa sakit. Lalu ia bertanya kembali.

“Tuan Dagnu mengetahui hal ini?”

“Mengetahui?” tanya Herodian itu kembali, dan tertawa terbahak-bahak.”Tuan Dagnu bukan hanya mengetahui, Ratu. Ia bahkan menyetujui rencana ini!”

Treysca berteriak.”Aku lebih baik mati daripada melihat kalian menguasai seluruh galaksi ini…” Mendadak, rambut putihnya dijambak oleh sang Wazir yang berkata.

“Keinginanmu akan terpenuhi, tetapi kau harus lihat lebih dulu kehancuran Tiga Bangsa yang kau benci selama ini.” Setelah itu ia langsung menghempaskan Treysca sehingga membentur lantai dan berbalik ke layar monitor yang menampilkan gambar Crag Mine, Accretia HQ, Bellato HQ dan Cora HQ.

-###-

Di Area Pertambangan, Crag Mine,

Para Accretia, Bellato dan Cora yang bertarung di sana, menyaksikan hal yang ganjil. Para Lazhuwardian yang biasanya menghindar dari mereka, kini berkumpul dalam jumlah besar. Hal itu membuat mereka heran. Astra, Archon para Cora menjadi bingung.

Para Lazhuwardian berkumpul? Ini tidak biasa…apa yang terjadi sebenarnya? Tak lama kemudian, pertanyaan itu terjawab dalam rupa sinar-sinar di angkasa. Lalu ia mendengar salah seorang Engineer Accretia memperingatkan.

“Pengeboman Orbital! Kembali ke HQ!” Menyadari hal tersebut, iapun segera memperingatkan para Cora.

“Semua! Berlindung atau kembali ke H…” Peringatannya terlambat ketika serangan orbital tersebut menghujani seluruh Crag Mine. Banyak Bellato dan Cora menjadi korban pengeboman tersebut, namun para Lazhuwardian dan Accretia telah menghindar terlebih dahulu.

-###-

Di Accretia HQ

Menyadari invasi tersebut, Accretia buru-buru menutup HQ dan meningkatkan pertahanan mereka. Serangan bertubi-tubi menghujani seluruh permukaan HQ dengan gencarnya. Beruntunglah sebagian besar dataran di sekitar HQ adalah padang pasir, sehingga efek bom tidak sangat merusak. Para Accretia berlindung di balik barikade logam yang menahan gempuran Herodian. Bahkan Administrator 001B nampak bergeming.

-###-

Di Bellato HQ

Federasi Bellato terlambat menyadari hal itu, ketika Herodian memulai pengeboman orbital. Seharusnya mereka bisa menggunakan meriam raksasa mereka untuk menembak jatuh kapal perang musuh. Karena serangan yang mendadak, maka senjata tersebut malah menjadi rongsokan belaka setelah dihujani oleh bom dan meledak hebat. Sektor-sektor pemukiman dan pasar rusak berat akibat serangan tersebut. Korban berjatuhan dimana-mana. Asap mengepul di berbagai tempat. Eli Dun Tanta keluar dari tempat persembunyiannya.

-###-

Di Cora HQ

Pihak Cora tidak memiliki pertahanan apapun untuk menghadapi pengeboman orbital Herodian. Maka bangunan mereka yang terdiri dari kaca dan logam langsung luluh lantak terkena serangan. Awalnya, para Spiritualis mencoba menciptakan medan pelindung yang dapat melindungi HQ. Sayangnya, mereka tak berdaya menghadapi gencarnya pengeboman Herodian, sehingga banyak dari mereka yang menjadi korban. Tak hanya itu, hutan-hutan di sekitar HQ ikut terbakar hangus. Para Cora berlarian dalam keadaan panik. Tadinya Quiane Khan bersedia mengorbankan diri, tetapi ia harus mengurungkan niatnya karena desakan para Cora yang tak ingin kehliangan Pemimpin Bangsa mereka.

-###-

Di Elan,

Armada Herodian turut mengebom kediaman para High Elf, dan membantu amukan Yggdrasil. Hutan tempat para High Elf berdiam terbakar habis. Setelah pengeboman selesai, para Lazhuwardian mulai menyapu setiap sisi hutan.

“Temukan mereka!” perintah Yggdrasil dari pohonnya. “Aku ingin para Elf itu hancur rata!”

Tanpa sepengetahuan mereka, para ranger High Elf yang dipimpin oleh Hastan bersembunyi di balik puing-puing maupun batang pohon.

-###-

Kembali ke Area Pertambangan, Crag Mine,

Astra tergeletak di antara para petarung yang tak sempat melarikan diri ketika para Herodian mengebom mereka. Tubuhnya terasa remuk redam. Astra berusaha merapal Dark Force untuk menyembuhkan dirinya, namun rasa sakit menyergapnya. Dalam saat itu, ia melihat para Lazhuwardian Warrior dan Guard tengah membunuhi saudara-saudaranya yang tidak berdaya. Ia dapat mendengar rintihan dan jeritan mereka. Ia tak dapat berbuat apa-apa. Suatu ketika, seorang Little Lazhuwardian mendatangi dirinya. Ia membawa sebuah gada besar yang basah dengan darah segar. Diamatinya tubuh Archon Cora tersebut. Astra berdoa pada DECEM agar ia dapat terlahir kembali untuk membalas dendam.

Namun Little Lazhuwardian itu meninggalkannya dan bergabung dengan teman-temannya menuju Crag Mine. Yang lainnya…mengambil hasil tambang milik Specialist Accretia, Bellato dan Cora yang telah tertinggal. Sebuah kapal transport milik Herodian menampung hasil-hasil tersebut.

Kurang ajar! rutuk Astra dalam hati. Setelah membantai kami yang tak berdaya, makhluk-makhluk ini mencuri hasil tambang kami begitu saja…Persekutuan Cora akan membalas ini semua suatu saat!

-###-

Di dalam Crag Mine,

Penjaga Holystone meraung ganas, ketika para Herodian dalam jumlah banyak mengerumuni dan serentak menyerbu beramai-ramai. Untuk sesaat, monster tersebut berada di atas angin berkat ukuran dan kekuatannya yang besar. Namun para Lazhuwardianpun tak mau kalah. Sementara para Spellcaster mengerahkan kekuatan sihir mereka, Little Lazhuwardian memukul dengan gada mereka dan Warrior menebas dengan pedang besar mereka. Tak ketinggalan, beberapa Lazhuwardian Blaster menyerang juga dengan senjata laser mereka. Lama-kelamaan, Penjaga Holystonepun kewalahan dan akhirnya tergeletak tak bernyawa dalam tubuh luka-luka. Sebagai tanda kemenangan, para Lazhuwardian memotong tanduk-tanduk binatang tersebut dan mengangkatnya tinggi-tinggi di udara. Mereka bersorak-sorak atas kemenangan mereka.

-###-

Di dalam sebuah ruang,

Teiresias menjerit seraya memegangi kepalanya. Ia merasakan rasa kesakitan yang dialami kaumnya di luar sana. Temannya, Giz Kadasha berusaha menenangkannya.

“Teiresias, tenangkan dirimu…” bujuknya. Sang pendeta wanita itu berseru.

“Ahh, sakit sekali rasanya! Aku merasakan penderitaan saudara-saudari kita yang terbunuh di luar. Bahkan planet Novus pun menjerit akibat pengeboman yang tak berperasaan oleh para Herodian. Begitu besar rasa kebencian mereka terhadap kita, sehingga semua makhluk harus menderita!” Kemudian ia menatap Giz dengan kedua matanya yang berwarna putih.

“Tidak hanya itu, apa yang kulihat sebelumnya terpenuhi. HQ Accretia, Bellato dan Cora luluh lantak…Penjaga Holystone tewas dibunuh para Herodian…Tiga Bangsa dibantai oleh mereka. Tak ada lagi harapan bagi kita…” Lalu Giz Kadasha mengangkat temannya untuk berdiri.

“Selalu ada harapan untuk kita, bahkan di keadaan tergelap sekalipun.” hiburnya. “Kita harus percaya bahwa itu ada.”

-###-

Kembali ke tempat Ranskye dan Clytemnestra

Freysca tidak habis pikir mengapa para Herodian itu meninggalkan mereka. Begitu ia melihat armada Herodian di atas angkasa, sesuatu terbersit dalam pikirannya. Sesuatu yang sangat buruk!

Oh tidak! Kakak! Ia segera berpaling pada Pangeran Metal Elf dan berseru.

“Neto, kembali ke HQ dan temui Kakak! Para Herodian mengkhianati kita!”

“Tapi, kau…Freysca?” balas Neto gagap.

“Lupakan aku, pergilah cepat!” Walaupun gamang, akhirnya Neto pergi meninggalkan mereka. Freysca mencoba melepaskan diri, tetapi Ranskye segera membekuknya.

“Tak secepat itu, Tuan Putri!” ujarnya. “Kau masih tawanan kami!”

Freysca membentak. “Para Herodian telah mengkhianati kami! Kalau Kakakku mati, aku lebih baik mati!” Lalu Clytemnestra berkata.

“Bawalah kami ke HQ kalian.” Freysca dan Ranskye menatap gadis Cora itu dengan pandangan tak percaya.

“Apa-apaan ini , Cly? Apa kau sudah tak waras?” kata Bellato muda itu dengan keras. Clytemnestra malah menatap Calliana Princess itu dan melanjutkan.

“Jika apa yang kaukatakan benar, maka perang ini sia-sa saja. Kalian hanya menjadi pengalih perhatian bagi Herodian! Kau harus membawa kami pada Kakakmu, sebelum para Herodian tiba.”

“Mengapa aku harus percaya padamu, coro?” jawab Freysca sengit.

“Sebab.” Spiritualis Cora itu menjelaskan. “Kesempatan selamat kalian lebih besar bersama kami daripada para Herodian. Kami, para Cora mengenal baik kelicikan dan kejejaman mereka. Pilih mana, hai Calliana!” Freysca tertegun mendengar perkataan Clytemnestra. Ia harus mengakui bahwa apa yang dikatakannya memang benar. Saat ini keselamatan kakaknya lebih penting.

“Baiklah, aku menyerah!” ujarnya seraya menarik nafas. “Ikuti aku, ada jalan rahasia menuju HQ kami.” Ketika Freysca berjalan, diam-diam Ranskye berbisik pada kekasihnya.

“Kau yakin dia bisa dipercaya?”

Cly menjawab. “Kita harus percaya padanya, pada saat ini nyawa kita bergantung padanya!” Merekapun segera mengikuti Calliana Princess tersebut.

-###-

Di lain tempat

Pertarungan Force antar Ixis dan Ratu Idisil Narwen terhenti ketika armada Herodian memenuhi angkasa. Melihat hal tersebut, sang Ratu Elf menghentikan perlawanannya.

“Kau menyerah? Terlalu cepat…” sindir Warlock wanita berambut coklat itu.

“Untuk sementara, kita hentikan pertarungan kita. Ada bahaya yang lebih mengancam daripadamu.” Ketika Idisil berbalik, terbersit dalam pikiran Ixis untuk membokongnya. Saat itu sang Ratu berkata.

“Apakah kau benar-benar seorang Cora?”

Sang Warlock tersentak atas pertanyaan tersebut. “Tentu saja! Aku seorang Cora yang menyembah DECEM!” balasnya.

Idisil berpaling padanya. “Tubuhmu memang seperti kaum Cora, namun apakah jiwamu benar-benar seorang Cora? Hanya kau yang bisa menjawabnya.”

“Kau…” Sebelum Ixis sempat menyerang, tubuh lawannya telah menghilang dari pandangannya. Ia hanya mengutuk kelemahannya. Lawannya boleh kabur, tetapi jejak Force-nya terlihat jelas. Ia akan mengejarnya.

-###-

Maya dan Almasyr melihat para Lazhuwardian bergerak menuju suatu tempat.

“Kita harus bergerak sekarang juga!” ujar Petarung Cora itu.

Chandra Bellato itu bertanya. “Kemana?” Almasyr menatap ke arah tujuan para Lazhuwardian pergi.


CHAPTER 7 END.

Next Chapter > Read Chapter 8:
https://www.pejuangnovus.com/ascent-chapter-8/

Previous Chapter > Read Chapter 6:
https://www.pejuangnovus.com/ascent-chapter-6/

List of Ascent of The Archons Chapter:
https://www.pejuangnovus.com/ascent-chapter-list/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *