ASCENT OF ARCHONS CHAPTER 8 – SUPERNOVA PART 2

Ascent of Archons
Penulis: Randh13th


Dari arah lain, Zero0XB, sang Destroyer Accretia menatap ke arah iring-iringan armada Herodian yang berada di atas langit Ether. Di sekelilingnya, sisa-sisa pasukan Accretia telah berkumpul.

CONTOH KESADARAN UNIT:

Update Informasi: Armada Herodian telah menyerang HQ Accretia, Bellato dan Cora serta

Crag Mine di Novus

Laporan Intel:

HQ Accretia: 20% kerusakan, 13000 kerusakan imateril

HQ Bellato: 88% kerusakan, 89304 korban jiwa

HQ Cora: 98% kerusakan, 123500 korban jiwa

Tujuan Primer: Tarik seluruh pasukan Accretia untuk menghadapi serangan lanjutan

Herodian

Tujuan Sekunder:Kejar sisa-sisa Persekutuan Novus

Analisa Strategis: Tujuan Primer

“Komandan…” panggil Invictus pada Zero. “Seluruh pasukan telah menerima instruksi dari Administrator 001B untuk kembali ke HQ segera. Apa perintah Anda selanjutnya?”

Cyborg itu membalas. “Suruh yang lain untuk mengikuti instruksi, namun aku akan meneruskan pengejaran Persekutuan Novus bersama Gruudx76.”

“Tetapi Phalanx Brutez…” Perkataan Dementor itu terhenti ketika tombak Zero teracung padanya.

“Aku sudah memberitahu semua saluran bahwa ledakan tadi mengganggu komunikasiku.” ujar Zero. “Katakan demikian pada Phalanx jika ia bertanya.”

“Tanggapan diterima!” kata Dementor Accretia itu mengiyakan. Tanpa membuang waktu, ia segera memimpin pasukan lainnya untuk kembali ke pangkalan. Sepeninggal Invictus, sang Destroyer segera berpaling pada Gruudx76 dan pasukannya yang mengepung…Armbold, Novem, Zephyr, Ysmar dan Alcyone. Mereka dikepung oleh 4 Mercenary, 3 Grenadier dan 5 Gunner Accretia.

Begitu Zero mendekat, sang Wizard Bellato langsung menyambut. “Sungguh ironis, dulu kami yang menyelamatkan Ranskye dari tanganmu, kini tertangkap olehmu.” Ia segera menambahkan.

“Lakukan apa yang kau mau, aku takkan mengkhianati Ranskye maupun Federasi!”

“Begitu juga dengan aku!” tambah Alcyone mencoba memberanikan diri.

“Aiih! Eike sudah siap berkorban demi Decem…” timpal Warlock Cora itu. “Eik boleh siksa eike, tapi jangan terlalu sadis.” Mendadak, Zero mengayunkan tombaknya di depan mereka hingga ujungnya hampir mengenai mereka semua.

“Menarik, Api Kebebasan!” celetuk Accretia itu. “Kurasa Kaisar akan memberikan promosi jika aku berhasil menyingkirkanmu. Tetapi itu bukan tujuanku sekarang.”

“Jadi apa maumu, kaleng?” tantang Novem tanpa rasa takut. Zero tak menjawab, ia hanya menyodorkan sebuah alat komunikasi pada mereka.

“Aku tahu Hidden Soldier dan Hunter kalian masih berada di sekitar sini. Hubungi mereka untuk menemuiku, aku membutuhkan bantuan mereka untuk mencari Ranskye and Clytemnestra.” katanya. Zephyr segera berseru.

“Novem, jangan dengarkan…” Tiba-tiba sebuah laras Gunner terarah pada Gruudx76 yang menodongkan senjatanya.

“Unit x76, ingat perintahku! Kita butuh dia utuh!” tegur komandannya.

“Respons yang berlebihan, Komandan! Takkan terulang lagi!” balas sang Double-Class Ranger. Sang Wizard sendiri nampak tetap kukuh, ia hanya meludah darah bercampur air liur. Zero menjelaskan.

“Terserah, tetapi laporan terakhir yang kuterima mengatakan bahwa sosok yang mirip Ranskye dan Clytemnestra terlihat mengikuti seorang Calliana. Aku tak tahu apa maksud mereka, yang jelas mereka menuju ke markas Persekutuan Novus.”

“Kau bohong, kaleng kafir!” bantah Alcyone. Tanpa mempedulikan protes tersebut, Zero segera mengambil sebuah tablet dan memperlihatkan gambar samar-samar dimana Ranskye dan Clytemnestra terlihat mengikuti Freysca. Semua hanya terpana melihatnya.

“Analisa database memastikan bahwa gambar ini 95% cocok dengan mereka berdua.” Zero berujar. “Sekarang pilihan ada di tangan kalian. Lebih cepat kalian memutuskan, lebih cepat kita akhiri Persekutuan Novus! Kalau kalian mengharap bala bantuan, lupakan saja. HQ kalian mengalami kerusakan berat . Tidak hanya aku yang tak ingin menunggu, tetapi Kaisar dan Herodian juga.”

Semua merasa galau, tetapi keadaan genting sekali. Mereka tidak tahu apa rencana Zero, dan pilihan mereka sedikit. Pasukan mereka tercerai-berai setelah serangan Herodian dan tak ada balasan dari HQ mereka. Jika apa yang dikatakan Accretia ini benar, maka tak ada harapan lain selain mereka.

Hal itupun disadari oleh Zephyr. Seraya menarik nafas, ia berpaling pada Novem dan berkata.

“Novem, hubungi Brood dan teman Cora-nya bahwa Ranskye tengah berada dalam bahaya. Katakan juga, bahwa mereka menuju markas Persekutuan Novus. Kita akan bekerja sama dengan para kaleng dengan tidak sukarela tentunya.” Untuk sesaat, sang Spesialis menatap temannya dengan rasa tak percaya. Namun ia melakukannya juga setelah melihat sang Wizard mengangguk.

Lalu Zephyr berpaling kepada Zero. “Mereka akan segera datang. Aku harap kau menepati janjimu!”

CONTOH KESADARAN UNIT:

Subyek Primer: Bellato

Nada suara menunjukkan tuntutan atas opsi Unit

Kata: Janji

Mencari Database…

Meine Ehre heiβt Treue

Zero menjawab dengan nada yang didengar orang lain sebagai tanda keyakinan. “Aku memberi janji atas kehormatanku! Aku akan melepaskan kalian setelah menemukan Ranskye dan Clytemnestra.”

Wizard Bellato tersebut menjawab. “Jadilah demikian. Kita akan berjalan menuju koordinat yang mereka berikan.” Maka rombongan yang terdiri dari Accretia, Bellato dan Cora segera berjalan menuju tujuan mereka.

-###-

Sementara di dalam markas Persekutuan Novus, sang Wazir masih bersama sanderanya, Ratu Calliana Treysca. Walau terlihat tenang, Herodian itu mulai gelisah. Seharusnya pasukan mereka akan menjemputnya, tetapi sampai sekarang batang hidung mereka tak terlihat. Apalagi monitor menunjukkan para komandan Persekutuan seperti Belhagoz dan Neto mulai kembali ke markas. Ia melirik ke arah Treysca yang terlihat lemah. Perlahan-lahan kesadaran sang ratu mulai berkurang akibat kehilangan banyak darah.

“Jangan meninggal dulu, Yang Mulia.” sindirnya. “Kau akan mengurangi kesenanganku jika kau meninggal sekarang.” Calliana itu tidak menjawab apapun. Kemudian sang Wazir berpaling pada layar monitor yang menampakkan seorang Bellato dan Cora bersama Freysca.

Apa yang dilakukan Cora dan Bellato itu di sini bersama Freysca? gumamnya heran. Sebelum keheranannya hilang, ia melihat pada layar lain bahwa rombongan yang dipimpin oleh seorang Accretia datang pada arah yang sama. Ia mulai menjadi bingung.

Accretia ,Cora dan Bellato bersama? Apa sebenarnya yang terjadi? Merasa cemas, ia mulai menyalakan komunikatornya.

“Brokk! Calystra! Dimana kalian sekarang?” tanyanya dengan gusar.

-###-

Di Elan

Pada saat yang tak diduga-duga, para High Elf segera melancarkan perlawanan balik terhadap para penyerbu. Para Ranger dan Warrior menyerang dengan amukan yang luar biasa, membuat para Lazhuwardian kewalahan dan kocar-kacir. Tetapi pemimpin mereka, Yggdrasil menangkis dan menepis serangan mereka bagaikan menghalau lalat. Lalu ia berpaling pada seorang Elf muda yang menyandang sebuah pedang.

“Siapa namamu, hai Elf?” tanyanya dengan mencibir. “Setidaknya aku tahu nama korbanku.”

Elf itu menjawab dengan lantang. “Namaku Hastan, Herodian! Nenek moyang kami membiarkanmu hidup agar kau dapat berubah, tetapi kau membayarnya dengan kematian!”

Yggdrasil terkekeh. “Nenek moyangmu mengurungku di sini untuk membusuk! Aku seorang Herodian, takkan berubah!”

“Jika begitu, aku akan membunuhmu atas nama Ratu Narwen Idisil!” ujar Hastan.

Tanpa rasa takut, Yggdrasil menantang. “Cobalah jika kau bisa!” Maka pertempuran keduanya berlangsung.

-###-

Di tempat lain,

Pasukan ‘sukarela’ Zero0XB berhasil mendesak sisa-sisa Persekutuan Novus dan membereskan pasukan Herodian yang berada di situ. Sang Destroyer/Penghancur melihat dua sosok tubuh berjalan ke arahnya. Novem dan Alcyone segera mengenali mereka.

“Brood! Penthesilea!” Keduanya segera mendekati kelompok tersebut. Begitu dekat, pria Bellato dan wanita Cora itu segera menodongkan senjata mereka di wajah Zero0XR.

“Sebaiknya berikan alasan mengapa kami tidak menembakmu saat ini, kaleng!” cibir Penthesilea. Tanpa rasa takut, cyborg Accretia itu membalas

“Jika kalian lakukan itu, kalian selamat untuk sementara…dan Herodian akan memastikan kemusnahan kalian.”

Brood menambahkan. “Apa bedanya nanti dengan sekarang? Sama saja…”

“Alasan kedua, teman kalian dalam bahaya dan kalian membutuhkan apa saja untuk menolong. Itu alasan logis dan praktikal. Selebihnya aku sudah jelaskan pada teman kalian.”

Sang Hidden Soldier dan Hunter Cora hanya saling berpandangan sebelum menurunkan senjata mereka.

“Baik, itu masuk akal! Tetapi kami akan tetap mengawasimu, jika kau berpikir macam-macam!” Lalu Brood berpaling pada Zephyr dan Novem.

“Melihat gambar intel mereka, sepertinya itu gua bawah tanah dimana para Calliana berdiam. Aku akan memandu kalian ke sana.”

Zephyr menanggapi. “Sebaiknya cepat, kita baru saja menumpas sepasukan Herodian. Tak ada yang tahu jika ada bala bantuan atau tidak.”

“Ikuti kami!”

-###-

Jauh di dalam tanah Ether,

Pintu markas Persekutuan Novus tertutup rapat dan dijaga ketat oleh Lazhuwardian Elite Warrior dan Caster. Tubuh kedua Calliana Archer tergeletak tak jauh dari mereka. Ketika Lazhuwardian Elite Warrior memalingkan kepalanya, mendadak tiga buah anak panah menancap sekaligus di dadanya. Makhluk itu sempat terkejut dan tak sempat mencerna apa yang terjadi, hingga anak panah keempat menancap di matanya dan mengakhiri hidupnya. Lazhuwardian Elite Caster kaget melihat nasib temannya dan mulai bersiaga. Tiba-tiba terdengar suara lantang.

“Ice Shard!” Sebuah serangan es mengenai Herodian itu dengan telak. Namun ia sempat bangkit kembali dan menatap ke arah serangan tersebut.

“Vain Break! Ensnare!” Ia kembali terkena serangan bumi berturut-turut dan tak mampu bergerak. Lalu Aqua Blade menamatkan riwayatnya untuk selamanya. Setelah semua bersih, Clytemnestra dan Ranskye muncul bersama Freysca. Sang Putri Calliana segera mendekati tubuh kaumnya.

“Kita terlambat! Wazir pengkhianat itu telah menyandera kakakku dan mengunci pintu di luar.” Rutuknya kesal. Sang Ranger memperhatikan pintu dengan seksama.

“Dapatkah kau membuka pintu ini?” tanyanya.

Freysca membalas. “Akan kucoba.” Sang Putri segera menuju konsol dan memasukkan kode yang diketahuinya. Namun tak ada tanggapan.

“Sial, Herodian sialan itu mengganti kodenya!” ujarnya kesal.

Clytemnestra menimpali. “Ada orang lain yang tahu kode pintu?”

Freysca menyahut. “Hanya kakakku, para Komandan dan para pemimpin Pemberontak. Kelihatannya Neto dan Ratu Idisil belum sampai di sini. Aku tidak tahu dimana Maeve dan Titania berada. “

Kopral Bellato itu menggaruk kepalanya. “Butuh bom untuk membukanya dari luar dan aku tak memilikinya.”

“Bagaimana dengan Force? Mungkin aku bisa menjebolnya dengan Force.” usul gadis Cora itu. Ranskye sempat tersentak mendengarnya.

“Cly, kau harus berhati-hati. Bagaimana jika Fpmu tak cukup untuk membuka pintu itu?” tegurnya.

Cly hanya mengangkat bahunya. “Setidaknya kita mencoba.” Ketika mereka bertatapan, Bellato muda itu sadar bahwa Cly sudah menetapkan niatnya. Dari pengalaman mereka bersama, ia tahu percuma membujuknya.

“Baiklah, aku akan membantumu dengan panahku! Mungkin ada manfaatnya!” Lalu Freysca bertanya.

“Mengapa kalian berusaha keras membantu kami? Padahal kami adalah musuh kalian!”

Putri Ladenus membalas. “Saat ini kalian bukan musuh, para Herodianlah musuh yang sebenarnya!” Mendengar itu, sang Putri Calliana merasa malu. Ia kembali berkata.

“Kalau begitu, ijinkan aku membantu kalian dengan blasterku! Para Calliana selalu membayar hutangnya!” Clytemnestra dan Ranskye hanya mengangguk. Begitu mereka bertiga menghadap pintu, Summoner Cora itu berseru.

“Blazing Lance! Meteor!” Sebuah tombak api segera menghantam pintu tersebut dengan ledakan keras, sebelum disusul oleh hujan meteor yang menimpa bertubi-tubi.

Tak mau kalah, Ranskye segera melepaskan serangan panahnya. “Destructive Shot!” Sebuah tembakan penuh tenaga menghantam pintu itu. Freysca menyusul dengan tembakan blasternya. Namun segencar apapun serangan mereka bertiga, pintu tersebut bergeming.

=o00o=

Di saat yang sama, Ixis datang dan mengamati perbuatan mereka. Sebenarnya ia tak tertarik, namun kegigihan mereka membuat penasaran. Akhirnya ia memutuskan untuk bergabung dengan mereka. Seraya mengangkat tangannya, ia berkata.

“Snow Drift!” Perlahan-lahan permukaan pintu itu ditutupi oleh lapisan es dengan suhu absolut. Hal itu terasa oleh Clytemnestra yang berpaling ke arahnya. Ia tak mengenal sang pendatang, yang ia tahu adalah ia sangat kuat dalam Force.

Kemudian Ixis segera menyusul dengan serangan berikutnya.

“Blast Shot!” Perlahan-lahan sebuah bola kilat terbentuk di telapak tangan Warlock Cora itu dan meluncur ke arah pintu tersebut dengan kecepatan tinggi. Ketika bola itu menabrak pintu, terjadi ledakan dahsyat yang hampir meruntuhkan seluruh gua. Pintu besi itu jebol seketika. Clytemnestra, Ranskye dan Freysca hanya melongo melihatnya.

Ixis segera menyindir. “Mengapa kalian hanya melamun? Pintunya sudah terbuka.”

Di dalam, mereka melihat sang Wazir dan Treysca. Melihat keadaan kakaknya yang mengenaskan, Freysca tak kuasa menahan dirinya.

“Kakak!” jeritnya. Ia hendak berlari menuju kakaknya, tetapi Wazir Herodian itu mencegahnya. Ia mengulurkan cambuknya ke arah sanderanya,

“Jangan mendekat, Putri! Nyawa kakakmu berada di tanganku!” Sebelum ia menambahkan, sebuah suara lembut dengan nada menyindir terdengar.

“Kau tak memiliki apapun, hai Herodian.” Wazir itu berpaling ke belakang dan melihat Ratu Narwen Idisil tengah bersama Treysca. Terkejut bercampur amarah, ia mengayunkan cambuknya untuk menebas mereka berdua. Ratu Elf itu menghilang dari pandangan bersama Ratu Calliana dan sekejap berpindah ke sisi Freysca. Ranskye menembakkan panahnya secara refleks ke arah Herodian itu. Namun yang disasar menangkap anak panah tersebut dengan santai. Tindakan itu membuat Bellato itu terkejut.

“Yang benar saja?” celetuknya tak percaya. Tetapi Clytemnestra segera memasang badannya untuk melindungi Ranskye. Melihat itu, Wazir Herodian itu menarik nafas.

“Kalian yang selamat dari percobaan senjata dua tahun lalu…menarik!” celetuknya.

“Kau akan menjelaskan segalanya pada kami, Herodian!” balas Ranskye gusar.

“Ya, Persekutuan Novus dan invasi kalian!” tambah Clytemnestra. Gantinya takut, sang Wazir tertawa terbahak-bahak, setelah itu ia berkata.

“Aku sebenarnya ingin menemani kalian mengobrol tentang rencana jahatku, tetapi sayangnya waktuku tidak banyak…Brokk?” Perlahan-lahan tubuh Herodian itu mulai berpijar dan memudar dari pandangan Cora dan Bellato itu. “Invasi kami sekarang hanyalah pembukaan, waktu kalian akan datang!” Ranskye segera menembakkan panahnya kembali ke arah Wazir, tetapi itu hanya mengenai angin saja. Iapun merutuk.

“Sial! Ia melarikan diri!”

=o00o=

Di lain pihak, Freysca segera mendatangi kakaknya yang terluka parah. Ia menitikkan air matanya, ketika melihat tangan kanan Treysca yang putus.

“Ia kehilangan banyak darah, aku harus bertindak!” kata Idisil khawatir. Ia segera mengerahkan Holy Force untuk menyembuhkan Treysca. Selagi ia menangani Treysca, Ixis mendatanginya dengan mata yang penuh nafsu membunuh.

Sang Warlock Cora berkata dengan dingin. “Mari kita selesaikan duel kita.”

“Aku tengah menolong orang.” sahut Ratu Elf itu tenang. “Aku akan lanjutkan duel kita setelah selesai.” Ixis bergeming, tangannya memegang sebuah bola petir yang terarah pada mereka. Freysca segera menempatkan dirinya diantara Idisil dan Ixis.

“Kau harus membunuhku dulu, jika ingin melawan Ratu Idisil!” ujarnya tegas.

“Dengan senang hati.” balas Ixis seraya tersenyum dingin. Tiba-tiba sebuah suara menengahi mereka.

“TAHAN!” Ternyata itu datang dari Clytemnestra yang mengacungkan Soul Returnee Staff ke arahnya. Freysca dan Idisil tertegun melihat tindakannya, sementara Ixis melirik ke arahnya.

“Mereka musuh kita dan harus dibunuh.” ujarnya.

Clytemnestra menjawab. “Tidak bagiku! Jika kau bersikeras, maka kau adalah musuhku!”

Ixis berkata. “Cora menolong seorang Calliana dan Elf? Kau bukan pengikut DECEM.”

“Menurutku, DECEM tidak setuju tindakanmu. Kau menyerang orang yang tak berdaya…” timpal sang Summoner.

“Aku menolong kalian, dan inikah balasannya?” ujar Warlock itu dengan jengkel. Mendadak, Ranskye bergabung dengan mereka seraya menodongkan panahnya ke arah Ixis.

“Cly tak sendirian, kau juga menghadapiku!” katanya menegaskan. Terjepit oleh dua lawan,Ixis akhirnya memutuskan untuk mengalah.

“Kalian menang jumlah…aku akan membiarkan Elf dan Calliana ini.” Bola petir di tangannya memudar dan iapun menjauh dari mereka. Lalu Neto, Belhagoz, Kwelersorum dan sisa Persekutuan Novus tiba. Melihat Treysca yang terluka, Neto pun berteriak dengan gusar.

“Belatung dan koro! Bersiaplah menerima murkaku!” Freysca buru-buru mencegah mereka.

“Tahan, Neto! Belhagoz! Gadis Cora dan pemuda Bellato ini tak berbuat apa-apa pada kakakku, tetapi Wazir Herodian itu!” katanya menjelaskan. “Para Herodian mengkhianati dan meninggalkan kita untuk kalah. Jika keduanya tak berada di sini, tentunya kakakku takkan selamat.”

Neto terbengong-bengong mendengarnya, sementara Belhagoz nampak berpikir.

“Sulit dipercaya, tetapi ada benarnya. Dimana sang pengkhianat itu sekarang?”

“Ia sudah melarikan diri.” Jawab Putri Calliana itu. “Mana yang lain?”

Neto bercerita. “Para Pemberontak tercerai berai, Lord Blackside dan Nobuseri terbunuh oleh kaum mereka. Maeve tertangkap, sementara Titania tewas di tangan…” Mereka terkejut melihat Ixis berada di situ. Clytemnestra kaget mendengar kabar kematian Titania dan menatap Ixis dengan tak percaya. Walaupun pemberontak, ia tak bisa melupakan jasa Titania yang mengajarinya Force. Diam-diam, ia menyesal tidak menghajar Ixis tadi. Kalau saja dia tahu…

Namun ia segera mengingat ajaran Teiresias bahwa semua terjadi atas kehendak DECEM. Ia segera membisikkan doa bagi arwah Titania dan berkata.

“DECEM, biarlah kehendakmu yang jadi…” Lalu ia mendengarkan para critter kembali.

“Putri Freysca! Pasukan Tiga Bangsa yang dipimpin oleh seorang Accretia tengah mendekat ke sini. Apa yang harus kita lakukan?” tanya seekor Snatcher. Di tengah kegalauan itu, Treysca tersadar.

“Jadi begitu akhir dari Persekutuan Novus…dikhianati dari dalam. Hanya sampai di sini nasib kita sebagai critter…” katanya putus asa.

“Tidak, Ratu Treysca! Ini bukan akhir kita.” Kata Idisil Narwen. “Para magi telah melihat hal ini akan terjadi. Mereka katakan bahwa ada tiga insan dari Tiga Bangsa yang akan mendengarkan kita. Dua dari mereka ada disini.” Ia menunjuk pada Clytemnestra dan Ranskye.

“Mereka?” tanya Ratu Calliana itu tak percaya. Cly datang mendekati mereka dan bertanya.

“Kaukah Calliana Queen?” Ia melanjutkan. ” Aku Clytemnestra Ladenus dari Persekutuan Suci Cora, bersama Ranskye dari Federasi Bellato. Aku ingin menyampaikan keinginan kami untuk mengadakan gencatan senjata dengan para critter di Novus.”

“Para Herodian tengah merajalela, jika Tiga Bangsa dan para critter terus bertikai, merekalah yang diuntungkan.”

“Gencatan senjata? Tentu dengan kepalaku sebagai syaratnya.” ujarnya sarkastis. “Apa itu mungkin? Tiga Bangsa telah membunuh kaum kami selama ini. Hanya dengan itu, kebencian kami selama bertahun-tahun dapat reda?”

Tiba-tiba Bellato muda itu membentak. “Dasar nenek tua! Jika kami tidak datang, tentu kau sudah tiada! Kami tidak minta kau untuk tidak membenci kami, yang kami minta adalah untuk menghentikan peperangan dengan kami hingga para Herodian itu terusir!” Semua terkejut mendengar perkataan Ran yang sotoy. Namun Treysca tersenyum kecil mendengarnya.

“Boleh juga kata-katamu, hai Bellato! Apakah kau akan melepaskan kami? Jika begitu, maka para Calliana dan para critter akan menghentikan permusuhan sementara.” Tantangnya.

Cly menjawab. “Jika itu cara satu-satunya untuk menghentikan permusuhan, maka kami terima!” Sang Ratu Calliana menatap pada adiknya.

“Mereka bisa dipercaya, Kak. Berkat pertolongan mereka, maka aku dapat menolongmu.” Kata Freysca yakin. Iapun menatap pada yang lain, tetapi tak ada jawaban. Lalu ia berkata.

“Maka aku menyatakan bahwa permusuhan dengan Tiga Bangsa dihentikan dan Persekutuan Novus resmi bubar saat ini.” Treysca berpaling pada Cly. “Sayangnya, aku masih membutuhkan kepalaku tetapi aku bisa memberikan ini padamu.” Ia mengambil potongan tangan kanannya pada Summoner Cora itu. “Setidaknya itu cukup untuk meyakinkan kaummu bahwa aku sudah tiada.”

“Terima kasih, Yang Mulia!” ujar Cly bersyukur. Treysca hanya mendesah.

“Seandainya Tiga Bangsa seperti kalian, maka hal tragis ini takkan pernah terjadi…” Lalu Neto memperingatkan mereka.

“Pasukan mulai mendekat! Kita harus pergi!” Perlahan-lahan Treysca bangkit dari tanah, Belhagoz dan Idisil membantunya. Mereka segera pergi ke jalur rahasia yang tak diketahui oleh siapapun. Sebelum pergi, Freysca menundukkan kepalanya seraya berkata.

“Terima kasih atas bantuan kalian! Kelak aku akan menemui kalian lagi jika perang berakhir. Kuharap bukan sebagai seteru.” Cly dan Ran membalas salam tersebut dan memperhatikan Calliana Princess itu menghilang dengan para critter yang lain.

Beberapa saat kemudian, pasukan gabungan telah tiba di tempat mereka. Cly dan Ranskye terkejut ketika melihat Zero0XR yang memimpin pasukan tersebut. Alcyone berteriak.

“Cly! Kau selamat!”

Brood menyusul. “Ranskye! Aku kira kau sudah modar!”

Yang disapa membalas. “Tidaklah, aku kan selalu beruntung!” Di saat yang sama, Almasyr mendekati Cly dan memeluknya. Ranger Bellato itu melirik ke arah mereka dengan sedikit cemburu.

“Cly, kau tidak apa-apa?” katanya khawatir.

Gadis Cora itu berkata. “Aku baik-baik saja, Almasyr!” Petarung Cora itu menatap Ranskye, yang langsung membuang wajahnya. Ia tak tahu mengapa Bellato itu hampir selalu bersama Cly, tetapi itu urusan nanti. Ia juga melihat Ixis

“Siapa dia?” tanyanya pada Cly. Sebelum Cly menjawab, Ixis mendekati mereka.

“Namaku Ixis, senang bertemu dengan Anda.”

Maya mendekati Ranskye. “Ran, kau…dan dia tak apa-apa?”

“Aku tidak apa-apa…” jawab sang Kopral sedikit lelah. Ia langsung memberi hormat pada Zephyr yang mendatanginya.

“Mayor!” serunya seraya memberi hormat.

Sang Wizard berkata. “Tetap di tempat, Kopral! Bahaya masih belum berakhir!” Ia melirik ke arah para Accretia yang telah memasuki markas Persekutuan Novus yang telah ditinggalkan. Invictus dan Gruud mengambil data-data yang diperlukan. Tak lama kemudian, Zero mendekati mereka.

CONTOH KESADARAN UNIT:

Update Informasi: Markas Persekutuan Novus ditemukan. Para pemberontak telah melarikan diri.

Laporan Intel:

Bangsa Herodian mulai menempatkan pasukan pendudukan di Crag Mine

Armada mereka tetap berada di atas Novus

Opsi Strategis: Mundur kembali untuk menetapkan strategi selanjutnya

Subjek Primer: Ranskye dari Bellato dan Clytemnestra dari Cora telah ditemukan

Ia bertanya. “Ranskye dari Bellato, saya kira?” Pertanyaan tersebut dijawab oleh Ranger muda itu.

“Ya, akulah orangnya! Kau adalah Zero0XB, Penghancur Accretia?” Melihat Accretia itu berbicara dengan Ran, Cly minta permisi dari kawan-kawannya dan mendekati mereka. Kemudian cyborg itu bertanya kembali.

“Intel mengatakan bahwa kalian bersama-sama Calliana Princess ke tempat ini? Dimana dia dan komplotannya?”

Putri Ladenus itu langsung berkata. “Mereka telah pergi jauh, kaleng! Tak hanya itu, pemimpin Persekutuan Novus, Calliana Queen yang kita cari-cari telah terbunuh oleh sekutu Herodian mereka. Ia meledak tak meninggalkan apapun, kecuali ini.” Ia segera menunjukkan potongan tangan Treysca kepada Zero0XB. Almasyr, Ysmar dan Penthesilea terbelalak melihatnya, juga Maya, Novem dan Brood.

Zero terdiam sebentar, sebelum mengulurkan tangannya. “Bolehkah kuperiksa benda itu?” Cly segera memberikan potongan tubuh tersebut kepada cyborg Accretia itu yang segera menscannya.

CONTOH KESADARAN UNIT:

Objek: potongan tangan yang diklaim sebagai bagian tubuh Calliana Queen

Scan Biologis…

Scan Genetika…

HASIL: konfirmasi bagian tubuh tersebut berasal dari Calliana, tak dapat dipastikan apakah berasal dari Calliana Queen atau bukan.

Di saat yang sama, Invictus melaporkan sesuatu. “Komandan Zero, kami menemukan percikan darah yang dipastikan adalah milik makhluk Calliana. Kami menemukan tubuh para Calliana Archer, tetapi tak dapat menemukan tubuh Calliana Queen. Selain itu kami memperoleh data-data dari computer mereka.”

CONTOH KESADARAN UNIT:

Update Informasi:

Persekutuan Novus telah kalah

Ancaman Bangsa Herodian lebih mendesak

Para Cora dan Bellato tak mengindikasikan ancaman

Tujuan sekunder telah 89% terpenuhi

Bukti: -Kepala Lord Blackside dan Nobuseri

-Data genetik dan fisik dari Calliana Queen

-Data-data dari markas Persekutuan Novus

Defisiensi: -Pemimpin Pemberontak (Turncoat), Maeve dan Titania masih bebas

– Para pembunuh berantai masih bebas

Analisa Strategis: …

“Tujuan kita hampir terpenuhi, hanya saja para pemimpin Pemberontak masih bebas!” Tiba-tiba Ixis menyeletuk.

“Pemimpin pemberontak yang mana? Yang ini?” sahutnya seraya mengeluarkan kepala Titania yang terpenggal entah dari mana. Semua wanita malah menjerit, termasuk Clytemnestra. Ranskye sendiri memalingkan wajahnya dari pemandangan mengerikan itu, sementara Ysmar malah semaput. Zero menatap potongan kepala itu tanpa emosi apapun.

CONTOH KESADARAN UNIT:

Update Informasi: Konfirmasi pemimpin pemberontak Cora, Titania telah terbunuh

Tujuan sekunder telah 98.9% terpenuhi

Analisa: Maeve dan para pembunuh berantai kini hanya ancaman minor

Opsi: Tarik pasukan dari Ether sekarang juga.

Zero berkata pada pasukannya. “Kita mundur dari Ether sekarang juga, tujuan kita sudah terpenuhi!” Ia berpaling pada Invictus.

“Unit R35, hancurkan markas ini agar tak ada lagi yang memakainya.”

Punisher itu menjawab. “Siap, Centurio!” Sebelum ia meninggalkan mereka, Ranskye bertanya.

“Tunggu sebentar, bagaimana dengan kami?”

Cyborg itu menjawab. “Atas keputusanku sendiri, kita berada dalam gencatan senjata. Kalian tak termasuk dalam tujuan kami. Kalian boleh kembali ke Pemukiman masing-masing!” Mendengar itu, Zephyr dan Almasyr segera memerintahkan untuk menarik diri dari tempat tersebut.

Lalu Clytemnestra bertanya. “Bagaimana dengan bangsa Herodian?”

Zero berkata. “Kekuatan Tiga Bangsa saat ini tak cukup untuk menghadapi mereka. Namun para Herodian puas dengan membombardir HQ masing-masing…”

Clytemnestra tercekat mendengarnya. “Oh, tidak! Ayah…” Namun pemuda Bellato itu segera menenangkannya.

“Cly, tenang dulu! Aku kira ayahmu pasti baik-baik saja!” Iapun mengepalkan tangannya.

“Jika saja aku seorang Archon…, aku akan membuat perdamaian!”

Mendengar itu, gadis Cora itu berkata. “Kau ingin menjadi seorang Archon? Jika itu keinginanmu, maka aku juga akan menjadi seorang Archon agar pertempuran yang sia-sia ini dapat berhenti.”

“Menarik!” celetuk Zero. “Jika kalian berdua telah menjadi Archon, temui aku kembali!” Lalu ia meninggalkan mereka sendirian. Tanpa buang waktu, kedua pasangan itu segera meninggalkan tempat tersebut.

Di dalam, Invictus segera mengaktifkan skill Explode di dalam dirinya. Ia segera menghimpun seluruh energi di dalam reaktornya hingga tubuhnya hancur lebur dengan ledakan dahsyat. Ledakan tersebut segera menghancurkan seluruh markas dan meruntuhkan gua sehingga markas itupun tertimbun reruntuhan gua. Sang Punisher sendiri hanya respawn di HQ Accretia.

-###-

Kembali ke Elan

Hastan berdiri tegak, sementara tubuh kayu Yggdrasil pecah berantakan menyisakan wajahnya di tanah.

“Kau…menang, Elf.” Herodian itu berkata. “Tuan…Dagnu…akan…membalas…dendamku…” Sebelum ia berkata-kata, rombongan ratu Narwen Idisil bersama ratu Treysca, putri Freysca , pangeran Neto dan tetua Kwelersorum, bahkan para critter lainnya, mendatangi mereka. Hastanpun memberi hormat kepada mereka.

Ratu Calliana itu menatap Yggdrasil dengan cibiran dan berkata. “Bila kau kembali dari neraka, katakan pada Dagnu bahwa suatu saat nanti ia harus membayar pengkhianatannya terhadap kami semua.” Setelah itu, ratu Elf itu memberi aba-aba untuk Hastan agar mengakhiri penderitaan Herodian tersebut.

“Hidup Tuan Dagnuuu!” teriak Yggdrasil lantang untuk terakhir kalinya.

-###-

Para pejuang Cora dan Bellato buru-buru menaiki pesawat transportasi Kartella untuk kembali ke HQ mereka. Setiba di sana mereka disambut pemandangan yang mengenaskan. HQ mereka kini hanya tinggal reruntuhan berasap, ratapan tangis memenuhi udara di sekitarnya. Dimana mata memandang, hanya kerusakan dan kehancuran yang terlihat.

Clytemnestra memandangi HQ yang telah terbakar hangus, hatinya merasa trenyuh melihat sekitarnya. Lalu ia teringat pada ayahnya dan segera menuju ke arah kediamannya.

Kediaman Keluarga Ladenus tak luput dari serangan orbital para Herodian. Rumah yang tadinya merupakan kebanggaan, kini hanya reruntuhan belaka. Cly menatap serasa tak percaya, hingga ia melihat seorang pria tua yang tengah mengais-ais reruntuhan itu.

“Ayah?” panggilnya. Tetua Ladenus menoleh ke arah panggilan tersebut.

“Cly?” ucapnya. Maka keduanya segera berpelukan.

“Oh, Ayah! Kukira…” isaknya. Pria itu segera menjelaskan.

“Pendita Teiresias telah memperingatkan aku akan hal ini sebelumnya. Saat kalian berangkat ke Ether, aku segera berlindung di lubang perlindungan yang telah disediakan. Ketika itu berakhir, aku melihat rumah milik kita…” sang Tetua tak kuasa menahan air matanya. “…tempat kami membesarkan kau…menjadi seperti ini.”

“Ayah, kenangan kita dan Ibu takkan menghilang dari ingatan kita! Rumah bisa dibangun kembali, asalkan kita tetap hidup.”

Tetua itu menghapus air matanya. “Kita kini hidup pada masa-masa sukar, tak ada yang menduga Bangsa Herodian akan kembali lagi.”

“Kita akan bertahan seperti nenek moyang kita dulu, Ayah!” hibur Cly. “Kita tak sendirian!”

-###-

Di lain pihak, Ranskye merasa marah bercampur kesal ketika melihat HQ Bellato yang luluh lantak. Begitu juga Maya, Brood, Vernitz dan Armbold. Zephyr hanya menatap tanpa ekspresi apapun.

“Para Herodian tak meninggalkan apapun, kecuali puing-puing.” celetuk Novem. Lalu celetukan lain datang dari belakang mereka.

“Sungguh menyedihkan…” Ternyata itu datang dari Maeve. Kedua tangannya terantai dan ia dijaga ketat oleh dua petarung Bellato. Dengan kesal, Ran memukul sebuah beton dengan keras. Ia marah karena tak berada di HQ sewaktu peristiwa ini terjadi. Ia juga marah karena waktu itu mereka sedang memburu para critter yang tergabung dalam Persekutuan Novus, para critter yang melawan kembali! Hal ini menguatkan niatnya untuk menjadi seorang Archon!”


CHAPTER 8 END.

Next Chapter > Read Chapter 9:
https://www.pejuangnovus.com/ascent-chapter-9/

Previous Chapter > Read Chapter 7:
https://www.pejuangnovus.com/ascent-chapter-7/

List of Ascent of The Archons Chapter:
https://www.pejuangnovus.com/ascent-chapter-list/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *