LAST RHAPSODY CHAPTER 8 – HYUN

Last Rhapsody
Penulis: Elwin


Hari yang panjang, itulah yang mereka rasakan sekembalinya dari Elan. Ketika mereka menggotong Raxion sampai ke Deretan Pantai, beberapa orang melihatnya dan membantu mereka membawa Raxion kembali ke koloni. Sekembalinya dari Elan, Vinze dan yang lainnya langsung menemui para Master untuk melaporkan segalanya. “Bagaimana Raxion?”Tanya Eris ketika mereka sudah melaporkan semua kejadian yang ada. “Dia sedang istirahat di ruang lain. Nampaknya sudah tidak apa-apa.” Ujar Vinze. Eris mengangguk, lalu melanjutkan “Dokumen yang kalian bawa, akhirnya selesai diterjemahkan.” “Eh? Selesai diterjemahkan? Bukannya Reia dibawa pergi tadi?” Tanya Miriam sambil melihat Reia. Sebenarnya Reia ingin disamping Raxion, tapi Vinze mengatakan bahwa dia juga harus ikut pertemuan ini karena hal ini juga menyangkut dirinya, mau tak mau akhirnya Reia mengikuti mereka setelah Vinze meyakinkan kalau Raxion sudah tidak apa-apa.

Sambil menunjuk Ashlan, Eris menjelaskan “Ashlan yang menerjemahkannya, nampaknya ketika masih di planet Accretia dia juga belajar bahasa Bumi…” “Lebih tepatnya dipaksa belajar bahasa Bumi.” Sela Ashlan “Karena waktu itu aku termasuk calon Kaisar, makanya aku juga diberi semua pendidikan yang dibutuhkan, termasuk mempelajari bahasa leluhur Accretia.” “Jadi apa yang bisa didapatkan dari dokumen itu?” Tanya Jaroocce. Rugardo mengangguk menjelaskan “Sebenarnya dokumen yang kalian bawa ini hanyalah sebagian dari catatan dari orang yang bernama -Hyun itu.” “Sebagian?” Miriam nampak heran. “Ya, karena catatan ini sama sekali tidak memliki awal, hanya langsung menuju ke tengah-tengah dimana diceritakan sebenarnya masalah apa yang sedang dihadapi mereka.”

Di saat itu, tempat Raxion istirahat. Raxion mengambang di suatu ruangan yang gelap, dan tidak diketahui dimana keberadaannya. Dia berdiri dan melihat sekeliling “Dimana aku?” Tiba-tiba terdengar suara menjelaskan “Ini didunia alam sadarmu.” Dia berbalik untuk melihat siapa yang berbicara, dilihatnya seorang pemuda yang sering muncul dalam mimpinya akhir-akhir ini. Pemuda itu membungkuk memberi salam “Salam kenal Raxion, namaku Valenth.” “Dunia alam sadarku? Aku tidak matikan?” Valenth menggeleng “Tidak, tidak, mari kita bilang kalau ini adalah dunia dimana merupakan perwujudan imajinasi dirimu dan aku.” Raxion melihat sekeliling sekali lagi “Kalau begitu kenapa gelap sekali?” Valenth tersenyum “Karena sekarang kamu ataupun aku tidak memikirkan apapun, jadi sama sekali tidak tercipta sesuatu.” Raxion nampak ragu, Valenth yang melihatnya bertanya “Ada yang mengganggumu?” “Sebenarnya siapa kau? Kenapa aku akhir-akhir ini memimpikan semua yang berhubungan denganmu dan Reia?” Valenth menghelakan nafas “Siapa aku sekarang ini tidak penting, mengenai kenapa mimpi-mimpi itu keluar karena memorimu yang dulunya terkunci jadinya lepas karena Reia. Kekuatannya secara tidak langsung melepaskan semua ingatan yang dulu secara perlahan-lahan lewat mimpi.” “Kalau begitu apa sebenarnya yang terjadi dengan mimpi yang terakhir? Aku melihat manusia tiba-tiba menjadi buas, apa memang dulunya manusia itu semua begitu?” Valenth menggeleng pelan “Tidak, ini semua disebabkan oleh virus…”

“Virus?” tanya Vinze? Ashlan mengangguk “Menurut -Hyun, ribuan tahun yang lalu ada seorang ilmuwan bernama Solberg Ivanovic yang menemukan suatu virus di Antartica, tidak tahu dimana itu, setelah diteliti virus itu akhirnya dinamakan olehnya virus Arcane.” “Jadi manusia musnah karena virus itu? Apa virus itu langsung hidup dan membuat manusia jadi sakit atau jadi apa?” Tanya Miriam. Ashlan menggeleng “Menurut cerita -Hyun, virus Arcane itu awalnya terjebak di lapisan es dan masih hidup. Namun begitu dilelehkan virus itu langsung menginfeksi Ivanovic, hanya saja virus itu tidak menciptakan penyakit atau apapun. Virus itu unik, karena siapapun yang terinfeksi jadi buas ataupun menggila.”

“Buas? Maksudmu seperti kehilangan akal sehat?” Tanya Raxion heran. Valenth mengangguk “Tidak hanya itu, kalau sekedar buas sama sekali tidak masalah. Hanya saja kebuasan mereka disertai keinginan membunuh, jadi semua ilmuwan yang disana mati terbunuh bukan karena virus, melainkan karena mereka saling membunuh.” Mendengar itu Raxion menjadi sedikit mual “Ini… kejam…” Valenth mengangguk setuju “Sialnya ketika orang-orang yang menemukan mereka sama sekali tidak tahu apa yang terjadi dan membawa mayat mereka untuk diperiksa dan secara otomatis virus itupun menginfeksi mereka dan jadinya terbawa ke seluruh dunia.” “Awalnya.” Lanjut Valenth “Hanya kegilaan yang biasa, terjadinya pembunuhan dimana-mana, orang-orang yang awalnya sehat mulai terjangkiti virus dan ikut menggila.” “Seperti buronan dan anak buahmu itu?” sela Raxion “Ya, mereka contohnya, sialnya kami juga tidak tahu dan membawa mayat pria itu ke markas besar hingga hampir semua orang juga terinfeksi. Dan yang paling parah, mereka sampai menembakkan meriam Fusion, yang sebenarnya didesain untuk melawan alien, ke koloni di planet lain. Koloni yang tidak punya pilihan juga menembakkan meriam mereka, kalau tidak mereka akan hancur. Akibatnya semua planet di tata surya jadi hancur dan hampir semua manusia yang musnah.”

“Ini… gila…” ujar Vinze sambil tidak tahan mendengar semuanya, tiba-tiba dia sadar akan sesuatu “Tunggu, tadi anda bilang hampir?” Ashlan mengangguk “Karena tidak semua manusia tinggal disana, manusia juga berhasil menciptakan koloni di galaksi lain. Mendengar Bumi hancur, mereka mengunjungi Bumi dan mendapati semua planet di tata surya tersebut hancur total dan menarik kesimpulan virus itulah yang membuat semuanya jadi seperti ini. Selain itu mereka juga menemukan fakta bahwa virus itu masih hidup meski di luar angkasa, virus itu kembali ke masa hibernasi seperti ketika ditemukan Ivanovic.” “Tapi.” Rugardo melanjutkan ” -Hyun akhirnya menemukan asal virus itu. Virus itu tidaklah muncul begitu saja di Bumi, dia berteori kalau dulu virus seperti itu sudah ada ketika peradaban Atlantis, kami tidak tahu apa itu, dan virus itulah yang menghancurkan peradaban tersebut. Setelah ditelusuri akhirnya dia tahu kalau virus itu ciptaan bangsa Herodian.” “APA!” Semuanya yang mendengarkan itu kaget.

“Herodian? Maksudmu orang yang tadi ingin membunuh Reia itu?” Valenth mengangguk, tiba-tiba pemandangan disekitar berubah dan menampakkan image Rouf “Rouf…!” seru Raxion penuh emosi. “Herodian itu bangsa yang kejam, mereka paling suka menguasai planet-planet dan menghancurkan semua ras dan kebudayaan dengan teknologi mereka. Selain itu alasan Herodian begitu ingin menguasai planet karena sumber daya. Bagi mereka mendapati sumber daya di planet-planet adalah sesuatu yang penting, karena itulah merekapun menciptakan senjata biologis yang mengerikan untuk menghancurkan semua kehidupan diplanet yang menjadi target mereka. Itulah virus Arcane.” “Kenapa kau bisa tahu semua ini?” tanya Raxion penuh keheranan, Valenth hanya tersenyum misterius.

“Sebenarnya kami sudah mengetahui keberadaan bangsa yang menginginkan kekuasaan ini, hanya saja kami tidak tahu siapa mereka dan seperti apa mereka.” Lanjut Ashlan. “Kalau begitu kenapa sampai sekarang mereka sama sekali tidak pernah mendarat di Novus?” tanya Miriam “Bukan tidak mau, tapi tidak bisa.” Jelas Rugardo, Miriam melihatnya bertanya “Maksudnya?” Rugardo mengeluarkan selembar kertas dan menjelaskan “Ketika menerjemahkannya, kami menemukan alasan kenapa Herodian tidak pernah menyerang Novus. Ini catatan kecil -Hyun ketika dia terdampar di Novus ini.”

‘Akhirnya tersisa aku sendiri setelah 26 anggota kruku yang lain ‘menghilang’, selama kami berkelana untuk mencari tanda-tanda kehidupan manusia di semesta yang gelap ini. Setelah mengambang selama 33 tahun, akhirnya kami menemukan kehidupan manusia. Meski mengambang mengelilingi semesta dalam keputus-asaan, aku dan sisa 2 kruku sangat senang, percaya kalau akhirnya kami bisa menemukan rahasia bangsa alien, Herodian, yang berjanji akan membunuh kita semua.
Hanya saja, kesenangan dalam mencari planet bermanusia sangatlah singkat, kami telah menyaksikan dosa-dosa yang dilakukan manusia diplanet ini. Dosa-dosa yang dilakukan Pan-Earth Alliance atas nama “membuat manusia yang lebih baik”. 2 orang anggota kruku mati seketika begitu kami sampai disini. penyebab kematian bukan karena virus Arcane baru ataupun karena alien Herodian ini. Mereka dibunuh oleh manusia-manusia, para subjek percobaan, gila dan bermutasi oleh Pan-Earth Alliance lewat horor dan eksperimen yang tak terhitungkan. Jenis kita sendiri.

Aku akhirnya menyadari sesuatu setelah melihat orang-orang yang sudah berubah menjadi monster-monster, bahwa kita adalah hewan terkeji. Haruskah kita tetap ada? Setelah 33 tahun berkelana, apakah nyawa teman-temanku jadinya terbuang sia-sia karena sebab yang salah? Ini akan menjadi akhir dari masukan jurnalku. Aku sudah tidak ingin menginginkan alat penyokong kehidupan bekerja. Aku tidak ingin hidup dihari lain. Catatan-catatan ini… aku bingung untuk apa mereka ada.
Selama aku mengambang tanpa harapan masa depan, aku dan teman-temanku menemukan rahasia dari virus baru ini dan juga pembuat virus ini, Herodian, serta rahasia dari Holymental-satu-satunya barang yang bisa melawan Herodian.

Manusia itu hewan, hewan yang penuh kerakusan, hewan yang tidak bisa membagi dunia dengan yang lain. inilah kenapa aku percaya, bahwa jika ada seseorang yang bisa menghancurkan Herodian, itu adalah seseorang yang bisa dibilang Manusia.

Jika semesta ini tidak bisa dibagikan antara Manusia dan Herodian, maka aku berharap Manusialah yang bertahan hidup. Aku rasa, meski semua dosa yang telah kita lakukan, aku masih salah satu Manusia.’

Mereka semua mendengar itu dengan seksama dan mencamkannya dalam pikiran masing-masing. Hening sebentar lalu Vinze bertanya “Jadi maksud dari hasil percobaan Pan-Earth Alliance itu…” dengan enggan Rugardo menjawab “Ada kemungkinan adalah kita, Bellato, atapun kalian, Cora.”

“Maksudmu Cora dan Bellato itu adalah hasil percobaan manusia? Ini gila.” ujar Raxion tidak sabaran. Valenth menenangkannya “Kalau kau mengira sejarah manusia itu bagus dan bersih maka kamu salah.” Sekali lagi ruangan berubah dan menampakkan ilmuwan-ilmuwan yang sedang melakukan percobaan. “Sejak dulu, manusia sudah melakukan banyak penelitian-penelitian, meski semuanya bilang itu demi ‘kemuliaan’ dan ‘kemakmuran’, semua itu tidak lebih hanyalah ‘topeng’ dibalik hati manusia itu sendiri. Manusia sering melanggar kodrat alam dan menciptakan sesuatu yang harusnya tidak boleh diciptakan. Ingat kalau ESP Reia juga hasil eksperimen manusia.” “Reia…” Begitu Raxion memikirkannya, ruangannya jadi penuh dengan gambar Reia, baik yang sekarang maupun yang belum pernah dilihat Raxion. “Tapi kenapa Holymental menjadi satu-satunya harapan untuk mengalahkan Herodian?”

“Gelombang.” ujar Eris. “Gelombang?” tanya Miriam keheranan. “Mungkin lebih tepatnya frekuensi gelombang.” lanjut Eris “Nampaknya Holymental bisa mengeluarkan frekuensi gelombang yang unik, hanya saja frekuensi gelombang itu tidak mengganggu kita namun justru mengganggu kinerja otak Herodian.” “Jadi…” Vinze nampaknya menyadari sesuatu. Rugardo mengangguk pelan “Ya, Ozma yang kalian hancurkan beberapa tahun lalu adalah sumber Holymental ini. Aku tidak menyangka musnahnya Ozma malah membawa kita ke kehancuran.” Bagai dihantam palu godam, Vinze dan Miriam terdiam, yang lainnya juga terkejut mendengar itu.

“Jadi… kau mau bilang… gara-gara kami yang sok … semua penduduk Novus terancam…?” Raxion tersungkur ketika mendengar penjelasan Valenth. Valenth menggeleng “Tindakan kalian tepat, selama bertahun-tahun memang Holymental melindungi kalian dari Herodian, namun ketika Ozma bangkit jika kalian tidak bertindak sama saja kalian juga hancur.” Raxion bangkit dan setelah memantapkan diri dia bertanya “Siapa kau sebenarnya?”

“Siapa itu Valenth katamu?” tanya Ashlan ketika Vinze bertanya tentang Valenth. “Ya, ini juga salah satu misteri yang besar. Jika Reia kami tahu kalau sebelum dia terinfeksi virus dia disembunyikan, tapi bagaimana dengan Valenth? Bukankah dia juga terinfeksi virus Arcane? Kalau begitu siapa yang menjadi otak Raxion sekarang?” “Dia…spesial…” Semuanya melihat Ashlan dengan heran. “Aku sudah bertanya pada Kaisar.” akhirnya Ashlan menjelaskan semua “Menurut catatan terdahulu, ketika Bumi sudah hancur, tubuh Valenth ditemukan mengambang diluar angkasa dalam tabung penyelamatan. Tim penyelamat dari planet Accretia menemukannya dan anehnya ketika melakukan pemeriksaan, tubuhnya sama sekali tidak terinfeksi virus itu. Mereka membawa tubuh Raxion untuk diteliti, akhirnya mereka menemukan fakta bahwa dia kebal terhadap virus itu.” “Apa karena tubuhnya bisa memproduksi antibodi?” tanya Vinze heran.

“Karena Reia.” Valenth menjelaskan “Karena kedekatanku dengan Reia, sedikit banyaknya sel-sel tubuhku berubah. Hal ini dikarenakan meski sedikit kekuatan ESP Reia bocor, sedikit demi sedikit kekuatan ESP itu merubah sel-sel tubuhku. Itulah yang didapatkan ketika mereka menelitiku di Bumi sebelum memasukkanku ke dalam tabung penyelamatan dengan harapan ada orang yang bisa menciptakan vaksin dariku.”

“Kalau begitu bukankah ada harapan untuk melawan virus itu?” Miriam melihat Ashlan penuh berharap. Ashlan menggeleng “Sebenarnya tidak, ada 2 hal yang menghalanginya. Salah satunya seperti yang disebutkan dalam catatan -Hyun, bangsa Herodian sudah berhasil menciptakan virus Arcane baru, sehingga meski bisa membuat vaksin virus Arcane lama belum tentu itu berguna untuk virus Arcane baru. Sedangkan yang satu lagi menurut catatan penelitian, ketahanan Valenth akan virus itu adalah miliknya sendiri, tidak bisa dibuat vaksin dari sel-selnya.” Mereka nampak kecewa, Ashlan melanjutkan “Meski begitu mereka tahu kalau tubuh Valenth berguna, akhirnya mereka memisahkan otaknya yang masih berfungsi dari tubuhnya. Otak tersebut dimasukkan ke alat penyokong kehidupan supaya tetap berfungsi. Namun akhirnya otak itu dilupakan, sampai Kaisar mencetuskan ide untuk memakai otak Valenth sebagai prajurit baru yang dimasukkan chip AF, hal ini dikarenakan selama ini Accretia memakai otak hasil manusia buatan, jadi Kaisar ingin melihat apa reaksi dari chip AF kalau dimasukkan otak manusia pertama. Hanya saja ingatannya sebagai Valenth disegel. Nampaknya jiwanya masih ada dan itu jugalah yang membuat Raxion memliki perasaan.”

“Kalau begitu aku adalah kamu?” Valenth menggeleng “Aku adalah manusia yang bernama Valenth, sedangkan kamu adalah seorang prajurit Accretia yang bernama Raxion. Meski kamu memakai otakku, kamu adalah individu yang berbeda.” “Meski begitu…” Raxion nampaknya kurang puas, Valenth mendekati dan menepuk bahunya. “Kamu harus ingat, sampai sekarang ini aku tidak pernah membantumu membuat keputusan, semua yang kau lakukan dari kau ‘lahir’ sampai sekarang adalah murni dari pemikiran dan keputusanmu sendiri. Apakah itu tidak cukup untuk meyakinkanmu kalau kamu adalah kamu?” “Selain itu.” lanjutnya sambil berpaling dari Raxion “Meski karena jiwakulah yang membuatmu memiliki perasaan, namun perasaan yang kamu miliki itu murni milikmu.” Raxion terdiam sebentar, Valenth kembali menghadap dia berkata “Ayo, yang lainnya sudah menggumu, terakhir akan kusampaikan beberapa hal.”

“Daripada itu.” Jaroocce mulai bicara setelah Ashlan selesai menjelaskan “Bagaimana cara kita menghadapi pasukan Herodian? Menurut perkataan Rouf armada utama tidak lama lagi akan muncul bukan?” Mendengar itu semuanya mendadak jadi lesu, terdiam hening. “Ada caranya.” Mereka melihat Reia yang selama ini diam mulai bicara. “Ada caranya untuk melawan mereka.” “Tapi bagaimana?” tanya Miriam. Reia memejamkan mata mengambil nafas lalu menjelaskan “Dengan kekuatanku. Aku punya kekuatan untuk mengubah energi yang ada bukan? Karena alasan itulah Rouf dan pasukan Herodian memburuku.” Vinze memukul tangannya “Benar juga, aura yang ada ditambang tengah, Reia bisa mengubahnya menjadi Holystone kembali, dengan begitu pasukan Herodian tidak bisa mendekati kita.” Reia menggeleng “Tidak semudah itu, untuk mengubah energi sebesar itu, aku perlu medium. Mediumnya harus sesuatu yang berenergi besar.” “Chip itu.” Rugardo nampak semangat “Ketiga chip itu bisa dijadikan medium, bukankah energinya juga besar?” “Tapi bukankah keberadaan chip itu tidak diketahui dimana?” Tanya Eris. Mendengar itu semuanya jadi kehilangan harapan.

Reia melanjutkan “Aku sudah melihat reruntuhan Sette, ada gambar rahasia di reruntuhan itu yang terdapat dibalik tembok, aku melihatnya dengan kekuatan ESP-ku. Gambar itu menjelaskan kalau chip-chip itu bereaksi dengan sesuatu yaitu…” “Pedang Blu Terre.” sela suara lain dari belakang mereka.


CHAPTER 8 END.
Next Chapter > Read Chapter 9:
https://www.pejuangnovus.com/rhapsody-chapter-9/
Previous Chapter > Read Chapter 7:
https://www.pejuangnovus.com/rhapsody-chapter-7/
List of Last Rhapsody Chapter:
https://www.pejuangnovus.com/rhapsody-chapter-list/


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *