SCIONS OF NOVUS CHAPTER 13 – THE DESPERATE GAMBIT

Scions of Novus
Penulis: Randh13th


Untuk sesaat, dunia di sekitar Ranskye runtuh. Dia tidak percaya bahwa Zero yang diprogramnya kembali, berbalik melawannya di saat seperti ini. Dia mempercayainya! Seraya menolak untuk percaya, Bellato muda itu memanggil,

“Unit 0x, apa…kau…pasti? Apakah…sirkuitmu…rusak?”

-#-

CONTOH KESADARAN UNIT:

Analisa…

Target Primer: Ranskye dari Bellato

Detak jantung meningkat

Tonasi suara menurun

Hasil analisa: a. Ketidak-pastian dan rasa takut

b. Tipuan

Tindakan tepat:…

Zero memerintahkan, “Kuperintahkan kau untuk menurunkan senjatamu atau dia mati…aku takkan mengulangi lagi, Bellato!” Clytemnestra meronta keras, tetapi Petarung Accretia itu bergeming. Ia menunjukkan siapa yang bos.

“Bagaimana kau bisa kembali ke program aslimu? Aku kira aku telah menulis ulang semuanya…” seru Ran. Jika Zero manusia, pastilah ia tertawa.

“Rasa ingin tahumu mengagumkan, Bellato! Kau memang menulis ulang program, tetapi tidak semuanya. Doktrin Kekaisaran masih ada di dalam databaseku. Tidak ada pembicaraan lagi, Bellato!” Mendadak, gadis Cora itu melepaskan diri dan berteriak,

“Hancurkan dia, Ranskye! Hancurkan makhluk ini! Jangan pedulikan aku! Selamatkan dirimu! Aku bersedia…” Kalimatnya terpotong ketika Zero mencekik lehernya. Makhluk besi itu menantang,

“Secara logika, kau tidak akan membunuhnya hanya untuk menyelamatkan dirimu…atau akankah kau?”

Ranger itu bimbang, sementara cyborg itu mengulangi perkataannya,

“Waktunya hampir habis, Bellato!” Ran bingung; ia tidak mampu mengambil keputusan. Ia tidak dapat mengorbankannya. Saat itu muncullah pikiran,

Apa yang aku pikirkan? Dia itu Cora…musuh abadinya! Mengapa ia harus peduli padanya? Ran mengangkat busur composite-nya sejajar dengan mata. Hal itu membuat Zero uring-uringan.

Namun, peristiwa-peristiwa lama kembali terulang di dalam pikirannya. Baginya, Clytemnestra bukanlah musuhnya; kini ia temannya…dan ia tidak dapat membunuh seorang teman. Dengan perasaan kalah, ia menurunkan busurnya…

-#-

Clytemnestra terkejut melihat tindakan Ranskye. Ia mendengarnya berbicara,

“Aku tidak dapat melakukannya…aku takkan menyakitimu, Cly…” Raut wajah gadis Cora itu lesu. Tiba-tiba ranger muda itu didorong jatuh oleh…Destroyer berzirah putih.

“Ran!” jerit Cly putus asa. Sementara Zero memperhatikan kawan-kawannya muncul satu persatu.

CONTOH KESADARAN UNIT:

Analisa situasi…

Mengenali jejas energy…

Kawan datang: 12

Bersenjata lengkap…sesuai standar Kekaisaran

Subyek Primer: Destroyer Accretia…mencari

Hasil : GungnirT11

Pangkat : Centurion

Subyek Sekunder: Gladius Accretia…mencari

Hasil: InvictusR46

Subyek Tertier: Ilmuwan Accretia…mencari

Hasil: Tidak teridentifikasi…rahasia

“Bagus, Unit0X,” puji Gungnir, “Kami kira kau memberontak,”

Mengenali pangkat dan nomor, Zero membalas, “Ini taktik pengalihan, CenturionT11. Aku hanya berpura-pura direntas dan bergabung dengan mereka…”

“Taktik bagus, aku harus katakan!” tambah Exvion, “Dan kau juga membawa specimen bagus…”

Destroyer Accretia segera menegur, “Jaga tanganmu, Unit E47! Kita akan menangani para tahanan ini sesuai kode Kekaisaran!” Tak lama kemudian, Gruud, Tri-Edge, Shadx dan yang terakhir, Brutez bergabung dengan mereka. Mercenary tersebut masih memegang gada yang basah dengan darah.

“Bagaimana misimu, Centurion?” tanyanya.

Gungnir menjawab, “Misi terlaksana 100% Tidak hanya kita menemukan Unit 0X, kita juga menangkap mereka yang selamat. Tentu saja, Tribun akan senang dengan ini…” Gruud meringkus ranger Bellato itu, sementara Clytemnestra ditahan oleh Tri-Edge dan salah satu dari anak buah Brutez. Ran menggeliat, meskipun ia tahu bahwa ia bukan tandingan para Accretia ini. Ia bertanya

“Apa yang akan kau lakukan terhadap kami?” Para Accretia yang berpangkat tinggi berpaling padanya. Gungnir merespon pertanyaannya,

“Kalian akan diinterogasi secara ekstensif mengenai segalanya…kerjasama kalian sangat diharapkan.” Cly meludahi mereka, sambil bertanya,

“Bagaimana bila kami tidak bekerja sama?”

Brutez menambahkan, “Maka para ilmuwan kami akan menemukan cara untuk membuat kalian bekerja sama. Mereka punya caranya…aku benar bukan, Unit E47” Cyborg ilmuwan itu hanya mengangguk. Ranskye telah mendengar repuasi para ilmuwan Accretia; mereka adalah pelajar ilmu pengetahuan yang tekun tetapi tanpa etika perikemanusiaan. Tindakan mereka yang tak berperikemanusiaan tidak dapat dibicarakan, bahkan di dalam masyarakat Accretia sendiri. Lalu Gungnir membentak,

“Cukup! Bawa mereka! Kita akan pergi ke titik penjemputan…” Gruud dan Tri-Edge segera menggiring pemuda Bellato dan gadis Cora itu dari puing-puing pemukiman itu.

-#-

Dari tempat yang tersembunyi, Maya, Nelysa dan Brood memperhatikan segalanya. Memperhatikan Chandra yang lain gelisah dan ingin bergerak, Hidden Soldier itu segera merengkuh lengan Maya, bertanya,

“Mau kemana kau?” Maya menarik lengannya kembali, seraya menjawab ketus,

“Bukankah sudah jelas? Aku akan menolong Ranskye!”

“Terlalu berbahaya!” kata Chandra yang paling muda memperingatkan, “Mereka lebih banyak…hal terbaik adalah kembali ke kamp dan lapor pada Mayor!”

“Tapi mereka…” protes Maya. Brood langsung memotong,

“Kamp kami dekat; ini tidak akan makan waktu, Bu!” Akhirnya, Chandra itu menyerah. Beberapa jam kemudian, keadaan di sekitarnya sepi. Brood berkata,

“Semua aman…ayo, pergi!” Para Bellato buru-buru keluar dari tempat persembunyian mereka…hanya untuk bertemu Volturi dan Elmyra. Hidden Soldier itu mengangkat senjatanya dengan refleks, sementara Maya dan Nelysa mengambil posisi bertahan.

“Sudah kuduga…pasti ada tikus-tikus di sini setelah semuanya pergi,” celetuk Black Knight Cora itu.

Brood menggeram, “Sama saja dengan kamu; salah satu dari kalian ditangkap oleh para Accretia tetapi kau tidak berbuat apapun untuk menolongnya…”

Volturi hanya menjilat bibirnya, seraya berkata,”Dia bukan perhatianku…tujuanku adalah untuk menghancurkan orang-orang kafir seperti kalian!” Hidden Soldier tersebut menyahut

“Kalau begitu cobalah!” Namun Black Knight itu hanya melirik ke arah rekan wanitanya. Wanita Cora itu mengangkat tongkatnya dan berseru,

“Paimon, keluarlah!” Dalam sekejap, muncullah lambang Persekutuan Suci Cora di tanah dan seorang petarung berzirah merah dan bersenjata pedang besar keluar.

“Summoner (Pemanggil)…” bisik Maya tertahan. Paimon hanya menatap para Bellato; ia menunggu perintah.

“Ini sangat mudah…terlalu mudah…” celetuk Volturi. Tiba-tiba seseorang menambahkan dengan nada kasar,

“Mudah untuk memecahkan batok kepalamu…” Semua mata berpaling dan melihat Zephyr mengarahkan tongkatnya pada Black Knight itu. Novem, Vernitz dan Armbold juga datang dan membawa senjata mereka masing-masing.

“Jangan bergerak, Cora!” kata wizard itu memperingatkan, “Atau aku sangat senang untuk menghancurkanmu,”

Volturi merutuk dengan nada tidak senang, “Zephyrus…Api Kebebasan. Kau mengambil resiko dengan mengancamku di depan Paimon,”

“Seekor anjing tidak akan menggigit, selama kau mengancam pemiliknya…anak buahmu ragu-ragu,” balas Zephyr, “Suatu kehormatan bagiku bahwa namaku diingat oleh Black Knight dari Persekutuan Suci…”

“Kau dan yang lain adalah noda bagi DECEM.” desis Volturi, “Aku membuat mereka yang penting menjadi perhatianku. Suatu saat nanti, aku akan mengambil kepalamu…”

Zephyr menggelengkan kepalanya, “Kalau begitu, mengapa aku harus membiarkan itu terjadi?” Sebelum wizard itu bertindak, suara lain berseru,

“Tetap di tempat! Kalau tidak, aku akan menembak siapapun di situ!” Dari kepulan asap, keluarlah Penthesilea dan Atalanta; mereka membidikkan senjata mereka kepada lawan-lawan mereka. Brood mengarahkan senjatanya ke arah pemburu wanita Cora yang datang.

“Sekarang siapa menembak siapa? Bila kau menembak kami duluan, kau akan membunuh kawanmu sendiri…” kata Novem mengingatkan.

“Kau kira aku peduli padanya?” bentak Penthesilea. Volturi nampak tersinggung, namun wanita Cora itu melanjutkan

“Aku hanya perlu membunuh kalian semua di sini, dan kemudian pergi menolong Clytemnestra…”

“Lakukanlah!” tantang Vernitz, “…dan kau akan mati seperti kami…” Tangan Atalanta terasa gatal untuk melepaskan panahnya. Untuk sesaat mereka semua terkunci dalam situasi genting. Tidak ada yang ingin menumpahkan tetes darah pertama.

Merasa frustasi, Maya berteriak, “Bisakah kita lupakan ini sesaat? Ran…dan gadis Cora itu berada dalam cengkeraman para Accretia! Kita harus menolong meeka!”

“Ya, setelah aku membereskan mereka semua…” sahut Zephyr.

Penthesilea menambahkan, “Silahkan, kalau kau bisa!” Tak lama kemudian, sebuah suare lembut menengahi,

“Apa yang terjadi di sini?” Pihak-pihak yang bertikai menengok dan melihat…Teiresias bersama Almasyr dan Alcyone. Semuanya menanggapi dengan ekspresi yang berbeda. Volturi menggremetakkan giginya, sementara Zephyr berdiri membisu dan Novem terlihat kurang senang. Dark Priest wanita itu melanjutkan,

“Sepertinya aku mendengar suara yang kukenal di sini…apakah itu kalian, Zephyr? Novem?” Menurunkan tongkat sihirnya sekilas, wizard itu membalas,

“Sepertinya kau baik-baik saja, Teiresias…” Mental Smith wanita bergabung,

“Kami baik-baik saja, terima kasih…” ia terhenyak sejenak, ketika memperhatikan wanita Cora itu, “Matamu…”

“Aku kehilangan penglihatanku, tetapi aku tidak menyesal. DECEM menganugerahiku dengan pengertian melebihi penglihatan biasa. Itu merupakan berkat ketika kita selamat pada malam itu,” Novem tidak membalas, seraya mengelus luka bakar pada wajah kanannya.

“Itu salahku…aku berharap,” kata Zephyr. Wanita Cora itu menghentikannya,

“Tidak ada yang dipersalahkan di sini. Kita berada dalam pertempuran…”

Mendadak, Volturi menyela, “Maaf jika saya lancang, tetapi kita di dalam pertempuran sekarang!”

Nada suara Teiresias mulai serius dan tegas, “Kau benar! ISIS, keluarlah!” Bagaikan kilat, seorang petarung wanita dengan mesin terbang yang memiliki roda dan bersenjata lengkap muncul di belakang Dark Priest tersebut. Para Bellato segera mengambil posisi mereka, karena mereka mengetahui bila seorang Cora memanggil ISIS itu berarti pertarungan hingga titik darah terakhir.

Namun, Maya memohon,”Hentikan ini! Kita mungkin seteru, tetapi kita harus menolong teman kita dari cengkeraman para Accretia! Tolong hentikan ini semua!”

Teiresias berpaling dengan dingin, lalu bertanya, “Mengapa kau memohon pada kami, yang adalah musuhmu?”

Chandra muda itu menjawab, “Karena teman kalian bersama temanku…aku kira lebih mudah bicara dengan kalian dibandingkan dengan para kaleng rongsokan itu,” Volturi menyeletuk, seraya berpaling pada Almasyr,

“Ya, sepertinya tunanganmu dibawa oleh mereka…”

Almasyr terkejut mendengarnya, “Clytemnestra? Mengapa kau tidak menolongnya?”

“Monster-monster itu terlalu banyak, belum lagi mereka membawa seorang Mercenary,” kata Black Knight itu beralasan. Petarung muda itu menjadi bimbang. Lalu Zephyr angkat suara,

“Dengar, sepertinya kita punya tujuan yang sama! Kau ingin menolong temanmu, dan begitu juga kami! Mungkin lebih baik, bila kita adakan gencatan senjata sekarang hingga kita dapat menolong mereka masing-masing,”

Black Knight Cora mengejek, “Menggelikan, mengapa kami harus percaya padamu?

Wizard Bellato itu mendesis marah, “Aku tidak bicara denganmu! Aku bicara dengan Pendeta Teiresias! Kau mengetahui lebih baik menolong dari pada mengambil nyawa! Bila kau ingin menghabisi kami disini, baik! Tapi kau tahu lebih baik bahwa itu tidak akan bekerja dalam menghadapi para Accretia, apalagi dengan seorang Mercenary!” Dark Priest wanita itu terdiam, dan ia memandang pada petarung muda itu dan berkata,

“Segalanya terserah padamu, Pemimpin…” Penthesilea menarik senjatnya dan menambahkan,

“Aku hanya ikut perintah saja!” Almasyr bimbang; dengan kekuatan mereka, mungkin mereka dapat menolong Cly. Tetapi, itupun tidak pasti. Akhirnya ia bertanya kepada Zephyr,

“Apakah kau berjanji untuk tidak menyerang kami, ketika kami mencoba menyelamatkan Clytemnestra? Dapatkah kau bersumpah demi kehormatanmu?””

“Aku bersumpah demi kehormatanku! Aku tidak akan menyerangmu selama gencatan senjata!” jawab Zephyr lantang. Dengan rasa puas, Almasyr berkata,

“Itu sudah cukup! Pendeta! Penthesilea! Atalanta! Alcyone! Volturi!” Teiresias langsung mengembalikan ISIS ke alamnya, sementara Penthesilea dan Atalanta mengendorkan tegangannya. Volturi langsung mengeluh,

“Kau pasti sudah hilang pikiran dengan mengadakan gencatan senjata pada musuh kita!”

Petarung Cora itu menjawab ketus, “Tujuan kita hanya untuk menolong Clytemnestra! Perang kita dapat dilanjutkan di lain tempat dan lain waktu…” ia menambahkan, “Kalau kau tidak suka, kenapa tidak pergi aja?” Black Knight itu menggeram, tetapi ia tidak dapat berbuat apa-apa. Kemudian Almasyr berpaling kepada para Bellato,

“Aku membiarkan hal ini demi Cly. Beritahukan kami ke arah mana para Accretia pergi.” Brood berpaling kepada para atasannya, yang hanya mengangguk. Ia menjelaskan seraya menujuk kea rah yang dimaksud,

“Mereka pergi ke Barat…mereka bilang ada titik penjemputan di sana…”

“Terima kasih,” Almasyr berkata, “Kau dengar itu, Penthesilea?”

Wanita Pemburu-Pencuri Cora itu menggangguk, “Aku akan melacak mereka dengan segera…” Dengan itu, para Cora undur dari mereka. Sebelum pergi, Teiresias sempat melirik ke arah Zephyr dan Novem.

Tak lama kemudian, hanya tinggal para Bellato di pemukiman yang hancur lebur tersebut.

“Sekarang apa?” tanya Maya.

Wizard itu menjawab, “Sekarang ikuti mereka dan tolong temanmu…”

-#-

Sementara di perkemahan para Accretia,

Para Accretia tengah menyiapkan perkemahan. Setiap unit menjalankan fungsinya masing-masing. ExvionE47 memperbaiki Zero0x dan mengganti zirahnya. Gruudx13 dan Tri-Edge menghubungi planet. Brutez66 dan GungnirT11 saling bertukar informasi. Di lain tempat, Ranskye dan Clytemnestra tengah diikat saling membelakangi.

Gadis Cora itu mendengus, “Apa yang kau kira mereka akan lakukan kepada kita?”

Ranger muda itu menjawab dengan lemas, “Aku lebih suka tidak memikirkan hal itu…”

Kemudian Cly bertanya, “Kenapa kau tidak menembakku? Kau dapat melakukannya dan menyelamatkan dirimu sendiri…”

Ran membalas, “Aku tidak menembak seorang teman…aku takkan melakukannya,”

Cly tertawa kecil mendengarnya, “Teman…aku tidak menyangka akan mendengar kata tersebut dari seorang Bellato,” Pemuda Bellato itu menyahut ketus,

“Terserah apa katamu! Setidaknya, aku tidak menyesal!” Mereka terdiam untuk beberapa saat hingga gadis Cora itu mengaku,

“Aku kira aku suka padamu, Ran…” Wajah Bellato itu langsung merah padam. Ia berkata dengan terbata-bata,

“Kukira…kau…membenciku…”

“Tadinya,” jawab Cly, “Tetapi kau melakukan semuanya untukku, meskipun kita bermusuhan. Kau bahkan mengorbankan keselamatan dirimu demi aku. Kau peduli padaku apa adanya. Yah, mungkin saja hidup kita berakhir, jadi aku putuskan untuk berterus terang padamu, Ran”

Seraya menunduk, Ran menjawab, “Uh, kalau begitu aku salah. Aku minta maaf karena telah berkata-kata kasar kepadamu…”

Spiritualist Cora itu tersenyum, “Permintaan maaf diterima. Tidak ada masalah.”

“Satu lagi,” kata Ran melanjutkan, “Aku pikir kau sangat cantik, Clytemnestra,” Kini giliran gadis Cora itu yang tersipu malu. Ia terus mendengarkan ranger itu berbicara,

“Aku akan mengenang saat kita bertemu…aku juga suka padamu, Cly!” Putri Ladenus itu mengangguk pelan dan berkata,

“Terima kasih banyak, Ranskye. Aku menghargainya…”


CHAPTER 13 END.

Next Chapter > Read Chapter 14:
https://www.pejuangnovus.com/scions-chapter-14/

Previous Chapter > Read Chapter 12:
https://www.pejuangnovus.com/scions-chapter-12/

List of Scions of Novus Chapter:
https://www.pejuangnovus.com/scions-chapter-list


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *