PEJUANGNOVUS

SCIONS OF NOVUS CHAPTER 3 – THE RETRIEVAL MISSION

Scions of Novus
Penulis: Randh13th


Sementara di planet para Accretia,

Kedua cyborg kelas Petarung memasuki balai tersebut. Salah satu dari mereka mengenakan zirah putih bergaris emas, dan yang lain zirah merah. Tanpa mempedulikan yang lain, mereka berjalan menuju robot putih raksasa di tengah-tengah balairung. Sebelumnya, gelombang statis memenuhi penglihatan mereka hingga akhirnya digantikan oleh wajah robot bermata tunggal. Beberapa bunyi derak kemudian, Unit Admin 001B memanggil mereka dengan suara digital,

“Unit GungnirTII…Kelas Petarung, sub-kelas Penghancur (Destroyer) dan Penyerang!” Robot berzirah putih berlutut,

“Unit InvictusR35…Kelas Petarung, sub-kelas Gladius dan Penghukum (Punisher)!” Yang berzirah merah mengikuti. Robot raksasa itu melanjutkan,

“Kalian adalah petarung terbaik yang Kekaisaran pernah miliki! Sekarang Kekaisaran membutuhkan pertolongan kalian untuk sebuah misi sulit!” Kemudian layar menunjukkan ledakan raksasa.

“Pada waktu Novus 1630, sebuah ledakan kuat terjadi. Pada waktu bersamaan, Legiun ke-56 Kekaisaran sedang bertempur dengan para Cora dan Bellato. Menurut perhitungan, daya ledak yang dilepaskan ledakan tersebut adalah 15,000 megaton dan dipastikan tidak ada yang selamat pada kondisi tersebut…”

“Tetapi, pemancar kita menangkap sinyal ping dari unit Zero0x dalam waktu Novus 1700. Sinyal ini tiba-tiba terputus pada waktu Novus 1715. Menurut analisa awal pada situasi, korban selamat tidak mungkin. Namun, Zero0x mampu menyelamatkan diri. Kekaisaran memutuskan untuk mengirim kalian berdua guna mengambil unit tersebut…” Para cyborg tersebut hanya diam membisu hingga salah satu di antara mereka bertanya,


CONTOH KESADARAN UNIT:

Gungnir menemukan bahwa data informasi yang diterima sangat janggal, dan kemudian ia bertanya,

“Unit 001B, minta izin untuk berbicara?”

“Izin diberikan, silahkan lanjutkan!” Petarung itu berkata,

“Menurutku, informasi tersebut sangat…irasional dan salah. Setiap unit Accretia telah diprogram untuk penghancuran diri, begitu mereka terpisah dari pasukan utama. Namun unit Zero0x selamat…apakah mungkin bahwa unit tersebut menjadi seperti para Pemberontak?” Unit Admin menjelaskan,

“Hal itu sempat kami perhitungkan, tetapi sebuah penjelasan ditemukan. Mekanisme penghancuran diri Zero mungkin rusak akibat ledakan tersebut. Laporan lebih lanjut mengatakan bahwa tidak ada Pemberontak terdeteksi pada lokasi ledakan dalam radius 1000 mil. Dalam kasus ini mungkin tidak rusak…apakah itu jelas?”

Gungnir bertanya lagi, “Bila demikian, apakah tujuan misi kami?”

“Prioritas kalian adalah membawa unit tersebut atau databasenya bila memungkinkan. Itu mungkin menyimpan data mengenai ledakan tersebut. Dari situ, kita dapat memperhitungkan dan memperkirakan siapa yang menembakkan senjata sedemikan kuat. Begitu kita mengetahuinya, Kekaisaran dapat memproduksi senjata tersebut untuk kemenangan kita,”

“Gungnir, kau akan memimpin Kompi ke-36 untuk misi ini. Setiap unit telah diinformasikan mengenai hal ini dan diharapkan mengetahui peranannya masing-masing. Untuk membantumu dalam misi ini, Kekaisaran juga mengutus salah satu peneliti terbaiknya!” Gungnir menoleh dan melihat cyborg kelas Spesialis di belakang mereka. Robot tersebut mengangguk dan berbicara dengan suara digital seperti para Accretia. Namun Petarung itu merasa sesuatu yang aneh pada robot itu,

“Salam, unit ExvionE47 siap membantu Anda…”


Saat yang sama di Koloni Bellato,

Laporan korban tampil pada layar, sementara keluarga yang berduka mencari kerabat mereka yang hilang. Sebagian besar dari mereka menangis; yang lain berusaha untuk tidak menangis. Semuanya menyadari bahwa pengorbanan mereka tidaklah sia-sia;semuanya demi Federasi Bellato. Diantara mereka, ada yang berteriak, “Hidup Kebebasan!” “Demi Negara Bellato!” Namun itu tidak menyurutkan kepedihan mereka.

Zephyrus memandang mereka tanpa ekspresi; ia sangat terbiasa dengan pemandangan semacam ini. Sebagai veteran, ia telah mempelajari cara mengatasi kehilangan. Keluarganya binasa akibat ledakan bom Accretia, sementara pacarnya terbunuh oleh pembunuh rahasia Cora. Walaupun demikian, ia tidak menyalahkan siapapun untuk perang yang tak berperasaan ini. Semuanya memiliki maksud sendiri, itu yang dikatakan pada dirinya sendiri. Tak lama kemudian, seseorang menganggu lamunannya,

“Mayor Zephyrs?” Wizard veteran itu berbalik,

“Ya?” Sang prajurit berkata,

“Komando Tertinggi memanggil Anda; mereka punya sebuah misi untuk Anda, Pak!”

“Tak pernah ada waktu kosong,” keluhnya, Setelah berkata demikian, ia mengambil tongkatnya dan melangkah keluar.


Kembali ke Markas Accretia,

Beberapa cyborg telah menunggu di tempat yang ditentukan dekat portal. Gungnir menginspeksi mereka dengan hati-hati.

CONTOH KESADARAN UNIT:

Dengan menghadap mereka, ia memerintahkan,

“Semua unit, perkenalkan nomor register dan pekerjaan kalian!” Cyborg berzirah ringan di sebelah kirinya menyahut,

“Shadx13, Kelas Ranger, sub-kelas Pengintai dan Phantom Shadow…”

Yang lain melanjutkan, “Tri-EdgeX8, Kelas Ranger, sub-kelas Gunner dan Penembak…”

“Gruudx76, Kelas Petarung, sub-kelas Gunner dan Dementer…”

“Berhenti!” Semuanya terdiam, dan sang robot komandan mendekat,

“Unit x76, aku telah menerima informasi mengenaimu di kompi sebelumnya…sebagian besar laporan baik tentang kinerjamu di medan perang. Kamu memiliki reputasi terbaik sebagai Petarung Kelas Silang,” Yang dibicarakan mengiyakan,

“Benar, Pemimpin!” Tetapi Gungnir melanjutkan kembali,

“Namun, kompi yang sama melaporkan bahwa kamu mempunyai tendensi untuk melawan perintah,baik langsung atau tidak langsung. Laporan ini akan diselidiki lebih lanjut oleh Board Kekaisaran. Jika ada ketidak-patuhan lagi, kamu akan dikirim ke Pusat Peleburan tanpa pertimbangan lagi,” Sang Petarung mendekat lagi, sehingga kedua mata tunggal mereka saling menatap,

“Untuk misi ini, aku butuh kepatuhan tinggi. Aku harap sirkuitmu dapat menerima hal ini dengan baik, unit x76! Apakah itu jelas?” Robot berzirah berat itu tidak menjawab, hanya terdiam saja. Gungnir berbalik dan melanjutkan inspeksinya,

“Lanjutkan!” Robot spesialis menjawab,

“ExvionE47, Kelas Spesialis, sub-kelas Insinyur dan Ilmuwan…” Tanpa mempedulikan aksen aneh tersebut, Gungnir berpaling pada wakilnya,

“Unit R46, apakah semuanya siap?” Sang Gladius mengangguk,

“Siap, Pemimpin! Semua peralatan telah dicek dan semua koordinat telah diprogam langsung ke dalam database kita. Semua telah siap!”

“Bagus!” Gungnir menghadap kelompoknya kembali, “Dengar, aku harapkan semua mengetahui peranan masing-masing. Ini adalah untuk Kekaisaran dan kita takkan gagal! Kita akan berhasil atau mati dalam usaha! Kegagalan bukan pilihan! HIDUP KEKAISARAN!” Yang lain mengikuti,

“HIDUP KEKAISARAN!”

“Sekarang cek peralatan dan persenjataan kalian! Atur kronometer pada waktu yang sama. Kita akan berangkat menuju koordinat yang ditentukan pada waktu Novus 0900.” Setelah mengatur kronometer, semua cyborg itu menuju portal dan menghilang.


Di dalam balairung besar dimana Komando Tertinggi Bellato bertemu,

Zephyrus berdiri tegak; jika ada satu hal yang ia tidak suka, itu adalah menghadap Komando Tertinggi.

Komando Tertinggi Bellato terdiri dari orang-orang militer dan para politikus; orang-orang ini tidak pernah menghadapi medan perang sejati dan terkadang mengirim para pemuda pada kematian mereka tanpa berpikir panjang. Black MAU Down adalah contoh bagus. Bukanlah suatu rahasia bahwa mereka tidak menyukainya, dan begitu pula sebaliknya. Kini, mereka memanggilnya untuk sesuatu…

“Mayor Zephyrus…” Sang veteran mengangguk,

“Ya?” Eli Dun Tanta, salah seorang anggota dewan berbicara,

“Tentunya Anda sudah mendengar kejadian baru-baru ini, benarkah itu?”

Perwira itu menjawab, “Ya, Pak!” Anggota lain menambahkan,

“Kejadian tersebut sangat disesalkan…saya mengerti bahwa Anda mengenal Sersan Maya dengan baik, karena ia adalah anak didik Anda.”

“Benar, Pak!”

“Sekarang mari kita menuju ke urusan sesungguhnya…Komando Tertinggi memerintahkan Anda untuk membentuk sebuah kompi kecil. Mayor akan pergi ke lokasi ledakan…” Sekarang rasa ingin tahunya timbul. Anggota dewan melanjutkan,

“Para ilmuwan kami telah menganalisa dampak dan ledakan secara kronologis; mereka berkata bahwa serangan tersebut bukan berasal dari teknologi para Accretia maupun sihir para Cora. Tidak hanya itu saja, mereka juga menemukan sebuah sinyal ping dari lokasi ledakan. Itu berarti…”

Zephyrus menyeletuk, “…ada yang selamat di sana…”

“Ya, namun kami tidak pasti apakah yang selamat itu dari kita atau yang lain…bagaimanapun kita harus mempelajari sesuatu dari mereka. Apakah itu jelas, Mayor?” Sang veteran hanya menggumam,

Sangat tipikal, aku kira ini bukan misi kemanusiaan…

“Apakah ada yang mau ditanyakan, Mayor?”

“Tidak, aku akan mengambil misi ini. Tapi aku minta izin untuk memilih orang-orangku…”

“Disetujui, Anda punya 24 jam untuk mengatur kompi Anda! Komando Tertinggi akan menyediakan apapun yang diperlukan,”

“Sebenarnya aku ingin bertanya; apakah yang kita akan lakukan bila yang selamat itu Cora atau Accretia? Apa yang akan kita lakukan terhadap mereka?”

Seluruh anggota dewan terdiam sejenak, hingga Eli menegur dengan nada keras,

“Mayor, Anda diperintahkan untuk mengambil mereka! Apapun yang terjadi pada mereka bukanlah urusan Anda…apakah Anda mengerti?” Sang penyihir mengangguk,

“Ya, Pak!”

“Bila tidak ada pertanyaan lagi, Anda boleh pergi!”. Zephyrus hanya mengangguk saja, dan ia meninggalkan balairung tersebut. Sebenarnya, ia masih tidak puas. Namun, ia harus patuh sebagai prajurit yang taat. Wizard itu tersenyum ketika membayangkan teman lamanya Novem akan senang bergabung dalam misi ini.


Dalam Koloni Cora,

Suasana pesta sangat terlihat didalam, selagi semua orang bergembira setelah laporan tersebut. Para Cora menerima kematian sebagai bagian dari sebuah siklus besar. Mereka mempercayai DECEM akan memberkati mereka yang gugur dengan kemuliaan dan kehormatan. Quiane Khan mengumumkan dengan senang,

“Diberkatilah DECEM! Saudara-saudara kita yang gugur dalam medan perang akan menerima imbalannya! Kenangan mereka akan menambah bara dendam kita kepada para Accretia dan Bellato! Kita takkan mengampuni mereka dalam pertempuran berikutnya hingga seluruh alam semesta menjadi milik Persekutuan Suci selamanya! Hidup DECEM!”

Semuanya berteriak, “Hidup DECEM! Hidup DECEM!” Pesta langsung dimulai, sementara yang lain berpaling. Salah satu dari mereka bersadar di tempat tersembunyi hingga seseorang bertanya,

“Kamu tidak ikut berpesta, Almasyr?” Almasyr mendongak dan melihat dua orang wanita di hadapannya. Wanita yang berambut poni terlihat lebih tua dan terkadang genit, sementara temannya yang lebih muda berambut pendek dan malu-malu. Wanita yang lebih tua memakai pakaian ranger. Dengan senyum yang dipaksakan, ia menjawab,

“Aku ingin, Penthesilea…tetapi bagaimana aku dapat berpesta kalau mengetahui Cly…sudah tiada?” Kesedihan tampak terasa dalam kata-katanya. Kemudian Alcyone, spiritualist muda berujar,

“Tuan Muda, aku mengerti apa yang Anda rasakan…tetapi seperti yang Pemimpin katakan tak ada seorangpun yang selamat setelah ledakan…” Ia berhenti sesaat, “Clytemnestra adalah saudara dan temanku di Spiritualist College…aku mengerti seperti apa rasanya kehilangan seseorang,”

Almasyr menjawab, “Terima kasih atas perhatiannya, tetapi aku merasa bahwa dia belum tewas…”

Penthesilea mencoba mengoreksi, “Maaf ya, bukan maksudku menyinggung…tapi bagaimana kau bisa yakin? Kau sudah melihat parahnya ledakan tersebut…”

“Aku tahu,” Petarung muda itu menjawab, “…tapi aku sangat yakin bahwa DECEM masih melindungi dia. Sampai aku melihat tubuhnya yang terbujur kaku di depanku, aku takkan menerima Cly sudah meninggal…” Pemburu wanita dan Spiritualist muda itu hanya saling memandang, dan kemudian yang lebih tua berkata,

“Mungkin kita harus berbicara dengan Tetua Ladenus dulu…aku berharap dia akan meyakinkanmu dari kebodohan ini,”


Kembali ke Markas Besar Bellato,

Di depan Zephyrus, lima MAU berkumpul dekat portal. Berbagai warna berkumpul; merah, hitam, biru, hijau dan emas. Dari kokpit Catapult emas, seorang gadis Bellato berambut coklat keluar dan menyapa,

“Halo, Pak Tua? Siapa yang kau cari?”

Tersinggung, wizard itu segera mengeluarkan wibawanya. Ia menegur dengan keras,

“Prajurit, kau lupa formalitas. Apakah itu caramu menyapa atasanmu?

Kata-kata itu didengar orang-orang di sekitarnya. Gadis itu segera melihat tanda kepangkatan milik Zephyr dan menyadari kesalahannya. Ia segera turun dan member hormat,

“Maaf, Pak! Letnan Vernitz dari Divisi Baja ke-4!” ia melanjutkan, “Saya minta maaf atas ketidak-sopanan saya…” Merasa puas, Zephyrus menjawab,

“Permintaan maaf diterima. Sekarang aku bertanya padamu dimana komandan…” Tak beberapa lama, seorang wanita berambut merah jambu muncul dari arah berlawanan; ia ditemani oleh seorang spiritualist yang pemalu. Wanita itu tampak seperti tipikal wanita Bellato, namun kecantikannya sedikit berkurang akibat luka pada pipi kanannya. Seperti Vernitz, ia juga memakai kacamata,

“Ada apa, Mayor?” ia bertanya dengan ramah, “Aku juga minta maaf untuk Vernitz; dia adalah pemula dan baru saja menyelesaikan misi di Ether,” Wizard itu mengangguk,

“Aku mengerti…mungkin ini bukan saat yang tepat, tetapi aku butuh bantuanmu, Novem”

“Katakan saja, apa yang aku dan divisiku dapat bantu?” Tanpa membuang waktu, Wizard itu segera menjelaskan segalanya mengenai misinya kepada Mental Smith tersebut. Ia hanya mengangguk,

“Hmm, kedengarannya serius…tapi ‘bahaya’ adalah keahlian divisi kami…” Novem bersuit untuk memanggil divisinya; saat itu juga tiga orang laki-laki bergabung disebelah Vernitz. Komandan mereka member perintah,

“Prajurit. Siap grak!” Lalu ia berpaling kepada Zephyrus, “Prajurit perkenalkan dirimu pada Mayor!”

Yang pertama berseru, “Kopral Armbold, Shield Miller! Pak!” Yang lain mengikuti,

“Sersan Arnel, Armor Rider! Pak!”

“Letnan Vernitz, Armor Rider!”

“Korpral Brood, Tentara Rahasia (Hidden Soldier)!” Zephyrus nampak senang mendengar mereka. Ia berpaling lagi pada Novem,

“Aku perhatikan kamu tidak punya pengguna Force di divisimu, Kolonel?” Mental Smith wanita itu terkikik geli dan berpaling pada spiritualist di belakangnya,

“Nelysa, perkenalkan dirimu!” Spiritualist muda itu menghormat,

“Salam, namaku Nelysa dan aku adalah Holy Chandra untuk Divisi Baja ke-4,” Sekali lagi, wizard itu hanya mengangguk. Ia sudah lama mengenal Novem sejak dari Akademi; dia dikenal tepat dan sangat detil. Jika ia ingin seseorang untuk menemaninya dalam sebuah misi, dia adalah pilihan yang tepat. Lalu Zephyrus menghadap kearah para prajurit,

“Dengar, kita punya misi penting! Kita harus melakukannya karena masa depan negara kita di saat genting! Negara Bellato memilih kalian karena kalian adalah yang terbaik! Kita tidak boleh gagal! Ini semua untuk apa?”

Semuanya menjawab, “Demi Negara Bellato, Pak!”

“Berteriaklah; aku tak dapat mendengarmu! Ini demi apa?” Semuanya berteriak, kali ini lebih nyaring,

“Demi Negara Bellato, Pak!”

“Bagus, kita akan berangkat pada jam 0900 waktu Novus dan tiba di koordinat yang ditentukan. Waspadalah; kita mungkin tidak sendiri…” Semuanya termasuk Vernitz memberi hormat militer.

“Prajurit, bubar!” Ketika semuanya bubar, ia berpaling ke Novem dan berkomentar,

“Seperti waktu dulu, teman?” Mental Smith itu mengiyakan,

“Ya, hanya lebih meriah…”


Dalam sebuah ruangan pribadi di Koloni,

Seorang pria tua dengan rambut tersisir rapih dan berpakaian tunik biru duduk, sementara Pemimpin Quiane Khan berdiri di sebelahnya. Di hadapan mereka, Almasyr, Alcyone dan Penthesilea berlutut. Pria itu berkata,

“Bangunlah kalian semua,” Mereka bertiga bangkit. Sang Tetua berkata,

“Aku sangat menghargai kesetiaan dan pengabdianmu pada Clytemnestra, Almasyr. Namun, ia kini sudah aman bersama DECEM…kau dibebaskan dari pertunangan itu,” Petarung muda itu menghormat dan berkata,

“Maafkan aku ,Tetua. Tapi aku belum bisa menerima kalau Cly sudah meninggal…aku tahu ini nampaknya menghujat DECEM, tetapi hatiku masih belum merelakannya…” Quiane memotong dengan pedas,

“Jaga kata-katamu, anak muda. DECEM tidak akan membiarkan kelancangan ini,” Tetua Ladenus menenangkannya dan berpaling pada Almasyr,

“Jadi, apa yang dapat kulakukan untuk meyakinkanmu bahwa ia sudah tiada?”

Ksatria itu berkata, “Biarkan aku pergi ke tempat peristirahatan terakhirnya dan membawa jenazahnya untuk dikremasi di Koloni. Itulah keinginanku…” ia melanjutkan, “Dengan demikian, aku dapat mengucapkan selamat jalan padanya, Tetua!” Orang tua itu mengangguk-anggukkan kepalanya dengan penuh pengertian,

“Aku menghargai pengabdianmu, Almasyr. Jika saja dia masih hidup, DECEM akan memberkati pernikahan kalian dan aku merasa terhormat untuk memiliki menantu sepertimu.” Ia menatap kepada Pemimpin,

“Quiane, bagaimana pendapatmu?” Quiane menjawab,

“Jika Tetua setuju, saya tidak akan menentang. Saya merekomendasikan Penthesilea untuk memimpin tim, sejak dia adalah Pemburu terbaik kita,” Yang disebut membungkukkan badan,

“Saya bersedia menerima tanggung jawab, Pemimpin! Tetua!” Kemudian spiritualit muda juga ikut membungkuk,

“Pemimpin, saya meminta untuk ikut tim! Clytemnestra adalah temanku di Spiritualis Academy, maka aku ingin ikut juga!” Quiane hanya bisa menggelengkan kepalanya, sebelum berkata,

“Baik, tapi ingat! Tujuan kalian hanya mengambil jenazah…tidak yang lain,” Ia berpaling pada Penthesilea,

“Kedua orang muda ini adalah tanggung jawabmu, Penthesilea! Jika mereka sampai terluka, aku menganggapmu bertanggung jawab…paham?” Pemburu wanita itu hanya meringis,

“Aku belum pernah kehilangan orang di bawah pimpinanku! Aku berjanji padamu bahwa mereka akan kembali dengan utuh…”


Sementara itu, beberapa mil dari lokasi ledakan,

Seraya menguap dahinya, Ranskye pergi untuk menemukan Clytemnestra di sebuah tonjolan karang tempat bernaung; ia nampak kurang senang. Ia tahu mengapa; tubuhnya berlumuran oli dan gemuk. Ia menghabiskan waktu untuk membongkar CPU Accretia itu dan mencoba memprogramnya. Itu sangat sulit, mengingat tidak seorangpun di Bellato yang pernah menangkap Accretia ‘hidup’ untuk dipelajari. Namun, ranger muda itu telah menaruh perhatian pada programming Advance di Akademi; ia sangat ahli pada mata pelajaran tersebut. Jika itu bukan untuk Maya, Ran mungkin akan menjadi Pengrajin (Craftstman) gantinya Ranger. Walaupun tidak bisa menulis ulang seluruh program cyborg tersebut, ia mampu melewati firewallnya dan ‘memodifikasi’ program dasarnya. Untuk hati-hati, ia juga mengubah prosedur keamanannya guna mencegah cyborg itu menyerang mereka.


“Jadi?” tanya Cly. Ia menjawab,

“Setelah berjam-jam membongkarnya, aku berhasil memperbaiki programnya. Secara jujur, aku belum pernah melihat program dan desain yang serumit itu…tapi setidaknya, itu mungkin cukup untuk mencegahnya menyerang kita,”

“Aku tidak suka kata-kata ‘mungkin'” kata gadis Cora itu sarkastik, “Sebab aku tidak bisa…” Spiritualist itu tidak mampu melanjutkan kata-katanya, dan menunjuk ke arah belakang Ran. Pemuda Bellato itu menoleh dan melihat…Accretia tersebut berdiri tegak di belakangnya.


CHAPTER 3 END.

Next Chapter > Read Chapter 4:
https://www.pejuangnovus.com/scions-chapter-4/

Previous Chapter > Read Chapter 2:
https://www.pejuangnovus.com/scions-chapter-2/

List of Scions of Novus Chapter:
https://www.pejuangnovus.com/scions-chapter-list