Scions of Novus
Penulis: Randh13th
Kembali ke reruntuhan kapal Bellato,
Ranskye kembali bertemu dengan Clytemnestra dan Zero pada anjungan kapal yang rusak,
“Nah, apa yang kalian temukan di gudang?” tanyanya. Spiritualist Cora yang berselimutkan debu, menjatuhkan dus berisi potion HP dan MP di lantai,
“Ini!” jawabnya jengkel, “Aku belum pernah merasa terhina seperti ini seumur hidupku…apakah kau senang?”
Ranger muda itu hanya menyeringai, ” Sedikit…” Lalu ia berpaling pada sang cyborg,
“Zero…” Accretia itu memberikan kumpulan anak panah serta ransum makanan,
“Unit 0x menemukan ini…aku memperhitungkan Ranskye, Clytemnestra dan Maya dapat bertahan selama sebulan dengan jumlah ini,”
Pemuda Bellato itu mendesah, “Kita harus melakukannya sampai…” Tiba-tiba sebuah jeritan memotong pembicaraan mereka; hal itu mendorong mereka untuk berlari ke asal suara,
————###———-
Di dalam Ruang Komunikasi,
Maya berdiri dengan gemetar di dalam, sementara Ranskye memanggilnya,
“Bu, ada apa?” Chandra itu menunjukkan radio yang sudah berkeping-keping,
“Ini!” ujarnya, “Sarana komunikasi kita telah dirusak!”
Dengan bingung, Ranger muda itu menjawab, “Apakah memang sudah rusak waktu jatuh?”
“TIDAK!” teriak Maya marah, “Ketika aku tersadar, alat ini masih bekerja walau terbatas. Bahkan ketika kalian datang, alat ini masih bagus…ada yang merusaknya!” Langsung, ia menuding Clytemnestra,
“Kau! Kau sengaja melakukannya! Mengakulah!” Terkejut, Gadis Cora itu menyangkal dengan keras,
“Aku? Mengapa aku harus melakukannya? Aku tidak tahu apa-apa tentang teknologi kalian…”
Gadis Bellato berambut hitam itu membalas, “Kamu sengaja menghancurkan alat komunikasi, agar kita tidak dapat menghubungi orang-orang kita. Dengan demikian, kamu tidak akan dijadikan tawanan!”
Clytemnestra menanggapi dengan sengit, “Omong kosong! Aku sudah memberikan tongkatku sebagai jaminan! Bahkan aku sudah berjanji untuk bersama kalian…aku takkan melakukan hal seperti itu meskipun aku ingin kembali ke tempatku!” Maya mendekati gadis Cora itu dan mendongak kepadanya, sejak gadis Cora tersebut lebih tinggi daripadanya. Ranskye menatap mereka berdua dengan tegang. Kemudian gadis Bellato itu berkata,
“Kamu berdusta, wanita Coro…” Kilatan kemarahan muncul pada mata Cly dan iapun menampar Maya dengan keras, sehingga Ranskye terkejut.
“Aku mungkin tawananmu…” desis Clytemnestra, “…tetapi aku takkan membiarkan harga diriku dihina oleh orang kafir sepertimu!” Tak sanggup menahan dirinya lagi, Maya menerjang gadis Cora itu sehingga keduanya terjatuh ke lantai. Mereka saling bergulat dan menjambak rambut masing-masing. Begitu ada kesempatan, Bellato yang lebih pendek menempeleng lawannya yang lebih tinggi berkali-kali. Tidak mau kalah, gadis Cora itu mendadak bangun dan menabrakkan kepalanya pada hidung lawannya. Alhasil, kepalanya malah pusing tujuh keliling. Chandra tersebut kembali menerjang Spiritualist Cora hingga mencium lantai dan pergulatanpun berlanjut. Khawatir, Ran mencoba melerai,
“Bu! Cly! Hentikan ini!” Tetapi yang diterimanya hanya ketupat bangkahulu dari kedua wanita yang sedang emosi tersebut. Sementara sang Petarung Accretia mengamati hal tersebut,
CONTOH KESADARAN UNIT:
Analisa Situasi…
Subyek Primer: Ranskye dari Bellato
Subyek Sekunder: Clytemnestra dari Cora
Subyek Tertier: Maya dari Bellato
Data: -Konsekuensi dari tindakan Unit 0x
Prasangka antara Bellato dan Cora
Data disimpan
Tindakan: AKSI UNTUK MENDUKUNG TUJUAN
Clytemnestra dan Maya terus berkelahi, bahkan gadis Cora itu mulai membalikkan keadaan dengan menekan tubuh lawannya di lantai dan siap mencekiknya. Maya merintih kesakitan…hingga Gladius Accretia itu segera menarik Cly jauh-jauh darinya, bahkan terkesan hampir melemparnya.
“Maya! Clytemnestra! Sudah cukup!” teriak Ranskye, “Kita yang satu-satunya selamat di sini! Hal terakhir yang kita inginkan adalah perkelahian diantara kita!” Chandra Bellato bangun dengan rambut berantakan, hidung berdarah dan bibir bengkak. Namun keadaan Cly tidak lebih baik dari padanya. Maya berteriak,
“Dia yang mulai lebih dulu! Dia sengaja melakukannya untuk mencegah kita menghubungi HQ!”
“Bohong…aku bersama dengan Zero di gudang barusan! Bagaimana aku bisa menyelinap dan merusak alat komunikasi kalian, kalau aku tidak tahu letaknya?” balas gadis Cora itu.
“Dasar pendusta…” Sebelum mereka kembali berkelahi, Ranger muda itu berteriak kencang,
“CUKUP!” Semuanya terdiam dan menatap Ran.
Ia berkata, “Aku tidak mau dengar apapun lagi! Lihat, aku akan mencoba memperbaiki alat tersebut. Bila kita tidak berhasil, kita harus pergi mencari bantuan…”
Maya bertanya, “Mana yang kamu lebih percaya, Prajurit? Aku sebagai atasanmu atau dia?”
Dengan getir, Ran menyahut, “Saat ini aku tidak percaya siapapun!” Mendengar itu, sang Chandra pergi meninggalkan mereka. Sepeninggalnya, Ranger itu berpaling pada Cly,
“Cly, aku…” Gadis Cora itu hanya membuang wajahnya dan pergi meninggalkan mereka, Mencoba menolong, Zero bertanya,
“Apa yang Unit 0x bisa bantu untuk Ranskye?”
“Tidak ada untuk saat ini…” jawab Ranger muda itu dengan lesu.
————###———
Kembali ke Perkemahan Accretia,
GungnirTII tengah berhadapan dengan ExvionE47, sementara bejana berisi sisa-sisa makhluk hidup berada di belakang mereka,
CONTOH KESADARAN UNIT:
“Apa artinya ini, Unit E47? Aku ingin penjelasan!” tanya sang Destroyer. ExvionE47 berjalan dengan tenang sehingga mereka saling menatap wajah. Cyborg itu menjawab,
“Adalah tugasku sebagai Ilmuwan untuk meneliti berbagai hal mengenai seteru kita. Aku ingin tahu apa yang membuat para Cora dan Bellato tetap berkeras melanjutkan perang, meskipun kekuatan dan pengetahuan kita melebihi mereka. Menciptakan senjata pemusnah masal tidaklah cukup; aku menyimpulkan ada sesuatu yang lain…sesuatu yang mendorong mereka untuk berperang hingga tetes darah terakhir. Sejak saat itu, aku berkonsentrasi untuk menemukan hal tersebut,”
Gungnir berpaling pada bejana yang mengerikan itu, sebelum ia bertanya,
“Dan apakah itu?”
Exvion menjawab, “Sesuatu yang disebut ‘hati’ dan ‘jiwa’ “
————###———
Sementara di reruntuhan kapal,
Clytemnestra duduk sendirian di depan api unggun yang dibuatnya sendiri; ia mendekap dirinya untuk tidak kedinginan namun bajunya yang tipis tidak memberikan perlindungan. Tak jauh darinya, Petarung Accretia duduk bersandar dan dalam keadaan shutdown untuk menghemat tenaga.
Sungguh enak sekali, kaleng…Kejadian tadi membuatnya kesal bercampur sedih. Ia belum pernah ditampar orang seumur hidupnya, bahkan ayahnya sendiri tidak pernah melakukannya. Diam-diam, ia merindukan rumah dan orang-orang yang dikenalnya…terutama Almasyr. Hanya bersama merekalah Cly merasa diterima dan aman. Orang-orang cebol ini tidak mengerti hal itu.
Seseorang memanggilnya, “Cly, apakah kamu baik-baik saja?” Spiritualist Cora itu berpaling dan melihat Ranger muda di belakangnya,
“Oh, rupanya kamu toh!” sahutnya pahit, “Kalau kamu ingin menuduhku, lakukanlah! Jangan buang waktumu!” Tetapi Ran berkata,
“Cly, aku benar-benar menyesal apa yang terjadi tadi…”
“Oh, apakah kamu minta maaf?” balas gadis Cora itu.
“Aku tidak tahu apa yang terjadi sebelumnya!” kata pemuda Bellato itu menjelaskan, “Tapi aku percaya bahwa kau tidak melakukan hal tersebut…” Dengan marah, Cly membuang wajahnya kembali,
“Kalau begitu, jangan! Aku tidak butuh belas kasihanmu!”
“Kamu benar-benar keras kepala…terserah kamu!” keluh Ran, Kemudian ia memberikan selimut kepadanya, “Supaya kamu tidak kedinginan…Selamat Malam!” Setelah berkata demikian, iapun berlalu. Cly melirik sejenak dan cepat –cepat mengambil selimut tersebut untuk membungkus dirinya.
————#———-
Begitu di dalam kapal, Ranskye menemukan Maya tengah menunggunya.
“Apa yang kamu lakukan dengan Cora itu?” tanyanya kurang bersahabat,
Ranger itu menjawab, “Aku hanya berlaku baik pada tawanan kita…”
Chandra itu menegur keras, “Kau tidak perlu baik-baik dengan tawanan! Dia itu musuh kita…”
Dengan kurang senang, Ran bertanya, “Mengapa Anda membencinya sekali?”
“Aku ini atasanmu, ingat itu!” ujar Maya dengan suara tinggi.
Ran membalas, “Anda mungkin atasanku, dan aku akan mematuhi perintahmu! Tetapi Anda tidak dapat memerintahkan aku untuk membencinya!” Mendengar itu, Maya bersiap untuk menamparnya, namun Ranger itu membalas,
“Jika tidak ada yang dibahas lagi…saya minta izin untuk undur…”
“Izin…” Perwira wanita Bellato itu perlahan-lahan menurunkan tangannya, “…diberikan,” Begitu Ran pergi, Maya memukul panel control dengan frustrasi,
Mengapa? Mengapa ia membelanya? Apa yang gadis Cora itu punya, sementara aku tidak? Ia tidak menemukan jawabannya. Untuk pertama kalinya, ia merasa ditinggalkan…
CHAPTER 7 END.
Next Chapter > Read Chapter 8:
https://www.pejuangnovus.com/scions-chapter-8/
Previous Chapter > Read Chapter 6:
https://www.pejuangnovus.com/scions-chapter-6/
List of Scions of Novus Chapter:
https://www.pejuangnovus.com/scions-chapter-list