PEJUANGNOVUS

SCIONS OF NOVUS CHAPTER 8 – SANCTUARY OF THE TURNCOATS

Scions of Novus
Penulis: Randh13th


Jauh dari reruntuhan,

Penthesilea mengamati reruntuhan kapal tersebut melalui binokularnya. Para Cora biasanya menjauhkan penggunaan benda-benda berteknologi seperti itu, namun Stealer wanita itu pragmatis. Ia percaya bahwa apapun berguna bagi Persekutuan, meskipun mereka mengakuinya atau tidak. Melalui binocular tersebut, ia melihat sosok yang dikenalnya di dekat api unggun.

“Nah, akhirnya aku menemukanmu!” Tanpa membuang waktu, Penthesilea mulai berkomunikasi melalui telepati pada Spiritualist terdekat.

-#-

Di Koloni Cora di Novus,

Para Cora masih sibuk dengan kehidupan sehari-hari mereka, sementara pertemuan rahasia tengah diadakan oleh Pemimpin Bangsa Quiane Khan. Almasyr dan Alcyone cepat-cepat menuju ke ruangan dimana Tetua Ladenus, Quiane dan Teiresias telah menunggu. Seraya berlutut, sang Petarung bertanya,

“Tetua! Pemimpin! Apa yang terjadi? Apakah ada berita tentang Cly?”

Sang Pemimpin Bangsa segera menegornya, “Jaga kelakuanmu, anak muda!” Setelah semuanya tenang, ia berpaling pada Dark Priest wanita yang mulai angkat suara,

“Beberapa jam yang lalu, aku menerima pesan mental Penthesilea. Ia mengatakan putri Tetua yang hilang, ternyata masih hidup…”

Tak sanggup menahan emosinya, Almasyr tergagap, “Cly…dia masih…hidup…”

Teiresias melanjutkan, “Sayangnya, dia tengah disandera oleh orang-orang kafir. Menambah runyam masalah, mereka berada di wilayah terlarang dimana para Pemberontak merajalela.…”

Alcyone menarik nafasnya, “Para pengkhianat…”

Lalu Quiane berbicara, “Ya, aku memanggil kalian berdua untuk mendengar kabar ini. Tetua dan aku sepakat untuk membentuk tim penyelamat guna menolong Clytemnestra. Untuk situasi ini, kami juga memutuskan untuk mengirim seorang Black Knight untuk membantu kalian…”

“Black Knight?” Almasyr terkejut mendengarnya, “Apa itu perlu, Pemimpin?”

Pemimpin Bangsa Cora menjawab, ” Benar, untuk mengirim peringatan keras pada para orang kafir itu bahwa tidak ada perbuatan jahat yang tidak dihukum! Aku akan mengutus Volturi untuk bergabung dengan kalian…” Saat yang sama, seorang pria berambut putih cepak dengan armor hitam merah muncul di hadapan mereka. Wajahnya tampan, tetapi tatapannya dingin. Senyumnya menyerupai seringai. Melihat penampilan orang tersebut, Alcyone langsung teringat cerita-cerita kuno dari Bumi tentang vampire pengisap darah. Orang tersebut didampingi oleh seorang gadis Cora.

“Elmyra! Mungkin kita berhenti sejenak,” tegurnya. Gadis berambut perak itu mengangguk. Pria itu membungkukkan badannya,

“Salam, Tetua Ladenus! Hambamu, Volturi telah datang dan menanti perintahmu,” ujarnya.

Orang tua itu memberi aba-aba, “Bangunlah, Volturi,” Black Knight tersebut bangkit, sementara Tetua berbicara, “Aku mengutusmu dalam sebuah misi rahasia. Putri kesayanganku belum meninggal, tetapi ia ditahan melawan kehendaknya oleh para Bellato kafir. Tidak hanya itu, mereka berada di wilayah dimana para pengkhianat merajalela,”

Volturi bertanya kembali, “Anda ingin aku membawa putri Anda kembali dan menghukum orang-orang kafir itu bersamaan, apakah aku benar?”

“Ya?” Black Knight itu mengajukan sebuah pertanyaan lagi,

“Tuanku, bagaimana jika putri Anda telah terpengaruh oleh dusta…” Sebelum ia selesai, Almasyr memotongnya dengan marah,

“Beraninya kamu! Jaga kata-katamu!” Saat bersamaan, Elmyra melompat untuk melindungi tuannya .

“Diam, anak muda!” tegor Quiane keras. Petarung muda dan Spiritualist Volturi mundur beberapa langkah. Namun Tetua terlihat kurang senang atas kejadian tersebut,

“Almasyr mungkin lancang,” katanya, “Namun kamu harus berhati-hati dalam mengutarakan pikiranmu…”

“Aku hanya mengatakan kemungkinan…” jawab Volturi enteng, “Ini adalah tugasku untuk menjaga kemurnian ajaran DECEM…”

Ladenus melanjutkan, ” Aku mengerti keprihatinanmu, tetapi hanya aku yang memutuskan perihal putriku . Apakah itu jelas, Volturi?”

“Kalau begitu, maafkan kelancanganku, Tuanku! Aku tidak bermaksud demikian.” Kemudian Quiane melanjutkan,

“Volturi bukanlah satu-satunya yang akan bergabung dengan kalian,” Pintu terbuka dan seorang wanita Cora bertubuh semampai memasuki ruangan. Sebuah busur dan anak panah tersandang di belakang punggungnya.

Pemimpin bangsa melanjutkan, “Atalanta akan membantu kalian; ia adalah pemanah terbaik yang kita miliki…” Akhirnya sang Tetua bangkit dan mengumumkan,

“Kalian semua! Kalian akan kembali ke tempat dimana Penthesilea menunggu. Tugas kalian kini adalah membawa Clytemnestra pulang dengan selamat dan menghukum para penculiknya! Tidak lebih dan tidak kurang!”

Semuanya berseru, “Kami akan mentaati perintah Tetua!”

-#-

Keesokan harinya,

Matahari terbit menyinari reruntuhan kapal, dan mulai membangunkan makhluk-makhluk yang tertidur di dalamnya. Clytemnestra menggosok matanya dan bangkit; ia menemukan sebuah robot di depannya.

“Kaleng, pergi sana…urus dirimu sendiri…” usirnya. Gantinya, Accretia asing tersebut berbicara dengan nada yang tidak dikenalnya,

“Boleh tidak kamu main dengan saya?” Gadis Cora itu terkejut bukan main. Ia menyadari cyborg yang di depannya bukan Zero. Cyborg tersebut berarmor putih dan memegang Pisau Lempar Hora. Di balik helm baja. Spiritualist muda itu mengenali sinar dibalik mata optik tersebut…kegilaan.

“Smiley ingin sekali bermain dengan kamu…” kata cyborg itu melanjutkan. Cly merasakan seluruh tubuhnya menggigil ketakutan. Ia telah bertemu dengan Pembunuh Berantai!

-#-

Di lain pihak,

Zero baru saja me-restart CPU-nya dan memulihkan lapang pandangnya. Cyborg tersebut melihat gadis Cora dan…Accretia yang tidak dikenal! Inisiatif langsung berjalan.

CONTOH KESADARAN UNIT:

Analisa Situasi…

PERINGATAN, PETARUNG ACCRETIA YANG TAK DIKENAL

KEMUNGKINAN, PEMBERONTAK ACCRETIA

Tindakan: LINDUNGI RANSKYE DARI BELLATO DAN CLYTEMNESTRA DARI CORA DENGAN SEGALA UPAYA.

Petarung Accretia itu hendak menolong, ketika sebuah suara wanita yang dingin berucap,

“Kusarankan untuk jangan bergerak, bahkan seincipun…” Zero berpaling pada seorang wanita Bellato di belakangnya. Ia berambut hitam seperti Maya dan mengenakan zirah ungu, tetapi cyborg itu memperhatikan perbedaan diantara mereka dengan jelas. Meskipun manusia, Zero melihat wajah wanita itu tidak ada ekspresi apapun. Kedua matanya dingin bagaikan mata malaikat elmaut itu sendiri. Dengan perlahan, ia mencabut sebuah Pisau Lempar Hora seraya bersyair,

“Kau hanyalah salah satu dari banyak pion! Kau akan menjadi korbanku hingga…aku dapat membalas dendam keluargaku dengan menjatuhkan kerajaanmu!” Zero memperhatikan kedua mata yang dingin tersebut menatap tajam dan menunjukkan kegilaan di dalamnya.

“Sebelum kau mati, makhluk…ingatlah namaku, Calico Jack!”

-#-

Sementara itu, di dalam reruntuhan kapal komando,

Ranskye dan Maya tidur bersebelahan, ketika sinar matahari menyapa mereka. Ranger muda itu terbangun duluan, dan terkejut melihat Chandra atasannya di sebelahnya. Saat yang sama, perwira wanita itu bangun dan menatap wajahnya.

“KYAAAAA!” jeritnya. Dengan refleks, ia langsung menonjok Ran sehingga terbang ke pojok. Setelah kekagetannya hilang, ia menyadari bahwa itu adalah Ranskye.

“Prajurit…maksudku, Ranskye…maaf, aku tidak sengaja!” Menarik dirinya dari reruntuhan, ranger muda yang berwajah memar berkata,

“Permintaan maaf diterima, selain itu aku…” Ia berdiri membisu ketika melihat seorang wanita Cora berdiri di belakang Maya. Ia mengenakan armor putih,

“Ada apa?” tanya Chandra itu. Ranskye hanya berbisik,

“Jangan bergerak, Bu…” Maya mulai merasa risih, sehingga ia membalas,

“Ada sesuatu di belakangku ya?” Ia menggigil ketakutan, ketika sebuah tangan mulai membelai rambutnya dan tangan yang lain memegang sebuah pisau Hora di dekat tenggorokannya.

“Jangan berbuat bodoh, cebol…atau kau bisa mengucapkan selamat jalan pada pacarmu…” bisik wanita itu memperingatkan.

“Siapa kau?” seru Ran, “Kau bukan Clytemnestra!” Wanita itu hanya menjilat bibirnya sebelum membalas,

“Oh, jadi ada kerabatku di sini? Yah, aku akan menengoknya setelah aku menumpahkan darah Chandra ini…dia akan menjadi persembahan bagiku, Erzebet,” Keringat dingin mulai membasahi kening Maya,

“Biarkan dia pergi dan ambillah aku!” kata Ranger Bellato itu menawarkan diri, Erzebet hanya menggelengkan kepalanya, ketika mendengar tawaran itu,

“Wah, wah…aku tidak punya masalah denganmu…Chandra ini telah kabur dengan kekasihku, jadi dia harus membayar mahal…” Mendengar itu, Maya mencoba bertanya,

“Sejak…kapan…aku…bersama…pacarmu?”

Wanita Cora itu berbisik pelan, “Hus, aku tahu kamu pembohong. Jadi jangan buang nafasmu lebih lanjut…”

Ran mengutuk, “Kamu tidak waras! Kamu tahu itu?”

Erzebet tertawa terbahak-bahak, “Benar…ikuti aku bila kamu tidak ingin dia mati…” Ran melirik ke arah Beam Bow-nya; ia dapat menyambarnya dan menembak Cora yang tidak waras tersebut. Tetapi jika ia melakukannya, Cora itu mungkin dapat memenggal kepala Maya. Bergulat dengan keinginan itu, Ranger itu memutuskan untuk tidak melakukannya. Ia mengikuti keduanya keluar dari kapal.

-#-

Di luar kapal,

Zero tidak memutuskan perhatiannya dari Bellato yang kurang waras itu,

CONTOH KESADARAN UNIT:

Analisa Situasi…

Musuh:

Identifikasi

Target Primer: Calico Jack

Status: Pembunuh Berantai. Buronan

Mengakses Varian…

Status: Mental yang tidak stabil, tak bisa diperkirakan

TINDAKAN: Tidak ada…

Cyborg itu berpikir untuk menarik senjata-senjata utamanya; namun dari data mengenai Calico Jack, ia berpikir tindakan tersebut sangat beresiko. CPU-nya memperhitungkan 100,000 skenario yang mungkin dalam menghadapi seorang Pembunuh Berantai. Prospeknya sangat suram. Lalu Jack melirik ke arah lain, sehingga Zero menjadi penasaran. Ia berpaling ke belakang dan melihat seorang Cora yang tidak dikenal menggiring Maya keluar…

-#-

Begitu keluar, Erzebet melihat seorang gadis Cora dengan seorang Accretia. Wajahnya mendadak menjadi gelap. Bagaikan kilat, ia mendorong Maya dan segera melemparkan pisau Hora ke arah mereka…

-#-

Smiley cukup tangkas untuk mendeteksi serangan mendadak tersebut. Ia menunduk dan segera melemparkan pisau-pisaunya ke arah serangan tersebut. Clytemnestra segera berguling untuk menghindarkan serangan itu. Pembunuh Berantai Accretia itu menengok kepada Erzebet…dan ia segera melejit ke udara dengan bantuan boosternya.

-#-

Sebelum Erzebet bertindak lebih jauh, tiba-tiba sesosok tubuh muncul di hadapannya. Wanita Cora itu segera menyerang sosok tersebut yang ternyata adalah Calico Jack.

“Menjauhlah dari saudaraku…” kata wanita Bellato itu memperingatkan,

Sang Cora mengejek, “Seharusnya kau menangani makhluk itu dulu, baru aku…” Keduanya berpaling dan melihat Smiley menyerang mereka dengan tebaran pisau lemparnya. Ranskye buru-buru menyambar Maya, sementara Zero dan Clytemnestra bergabung dengan mereka.

-#-

Sebelum pertarungan berlanjut lebih jauh, tiba-tiba suara- suara keras terdengar,

“Tetap di tempat, Calico Jack!”

“Diam di tempat, Erzebet!”

“Berhenti, Unit Smiley!”

Ran, Cly, Zero dan Maya melihat rombongan orang-orang dari kaum mereka: para Bellato, Cora dan Accretia. Tetapi harapan mereka segera sirna begitu menyadari bahwa orang-orang itu adalah para Pemberontak (Turncoat). Seorang wanita Pemberontak Bellato berpaling pada rekannya dari Cora dan Accretia,

“Wah, apa kita harus membatalkan gencatan senjata ini? Kukira kau takkan membiarkan kaummu dibunuh…”

Seorang Cora menjawab, “Tergantung situasi, Maeve…orang-orang ini bukan desertir seperti kita. Tapi kau benar…” ia melirik ke arah Petarung Pemberontak Accretia, “Bagaimana menurutmu, Nobuseri?”

Accretia berarmor biru membalas, “Pikiran kita sama. Tindakan yang tepat adalah menahan dan menginterogasi mereka,” Maeve, pemimpin Pemberontak Bellato mengangguk,

“Itu usul bagus,” ia menatap kepada Pembunuh Serial Bellato, “Calico, biarkan Accretia itu!”

“Tapi…aku harus membalaskan dendam keluargaku…aku harus membunuhnya!”

Maeve memperingatkan dengan nada keras, “Aku takkan mengulangi lagi! Nanti ada petarung Kekaisaran yang lain untuk kau bunuh. Ini perintah, Calico!” Dengan enggan, Pembunuh Serial itu membiarkan Zero. Di lain pihak, Nobuseri memberi perintah pada salah satu kaumnya,

“Unit Smiley, tinggalkan Cora itu! Kita akan membawa kaum kita…”

Phantom Shadow Pemberontak itu merengek, “Tapi aku…ingin bermain dengannya…sedikit saja…”

Cyborg Pemberontak itu mengulangi, “Ini perintah…atau kau lebih suka di karantina, Unit Smiley!” Maka Smileypun meninggalkan Clytemnestra. Sementara Erzebet mulai gugup ketika melihat pemimpinnya, Titania. Ia menegor,

“Aku tidak akan berdebat denganmu, Erzebet…kau tahu apa yang aku mau!” Dengan wajah kecewa, Pembunuh Serial Cora akhirnya meninggalkan Maya. Chandra itu memeluk Ranskye erat-erat, ia berkata,

“Tidak apa-apa, Maya…” Ia mengumpulkan seluruh keberaniannya untuk menghadapi para pemimpin Pemberontak dan bertanya,

“Apa yang kalian akan lakukan pada kami sekarang?”

“Kami ingin tahu mengapa kalian di sini…dan tentu saja, untuk mengorek informasi berharga dari kalian. Untuk itu kalian ‘diundang’ ke tempat kami,”

“Bagaimana jika kami menolak?”

Nobuseri menyeletuk, “Maka kami akan meninggalkan kalian bersama Calico, Smiley dan Erzebet…tentu kalian tahu reputasi mereka,” Ranger muda itu memperhatikan orang-orang yang barusan disebutkan. Sekali lirik saja, ia tahu bahwa mereka adalah pembunuh yang sadis dan kurang waras. Tidak ada pilihan yang lain. Seraya menarik nafas, Ran berujar,

“Kalau begitu, aku minta kalian berjanji untuk melindungi kami! Kalian mungkin desertir, tetapi mungkin kalian masih memiliki kehormatan untuk berjanji,” Pertama-tama semuanya membisu hingga Maeve dan Titania tersenyum.

Pemimpin Pemberontak Accretia berkomentar, “Anak ini cukup berani untuk meminta kita berjanji…para Pemberontak biasanya tidak pernah berjanji ataupun memegang janji,” Kemudian Pemimpin Pemberontak Bellato menepukkan tangannya,

“Walaupun begitu, permintaan itu cukup berani sehingga aku harus setuju!” ia berkata lagi, “Baiklah, anak muda! Siapa namamu dan apa pangkatmu?”

Ranger itu menjawab, “Ranskye…Prajurit Ranskye!”

“Bagus, Ranskye! Aku, Maeve berjanji tidak akan mencelakai kamu dan pacarmu, namun aku tidak bisa melakukan hal yang sama pada teman Cora dan Accretiamu,” Menanggapi itu, Clytemnestra berteriak,

“Aku lebih baik mati daripada menerima perlindngan dari para pengkhianat seperti kalian!”

“Mm, benar-benar beriman pada DECEM! Maeve, kamu ambil punyamu dan aku ambil gadis ini…” kata Titania

Nobuseri menyambung, “Nobuseri akan mengambil unit yang tersesat ini ke dalam kompleks!” Mendadak, Zero menarik Beam Saber-nya sehingga mengundang reaksi keras dari para Pemberontak, Semuanya menodongkan senjata mereka ke arahnya;

“Unit Zero0x, kuperintahkan kau untuk meletakkan senjatamu! Perlawanan sia-sia dalam situasi ini!” kata Ranskye memberi perintah.

-#-

Zero mengamati sekelilingnya; ia dikepung oleh para Petarung, Destroyer, Champion, Graizer, Psyper dan sebagainya. Dalam sudut pandang manusia, ini sama sekali tidak ada pengharapan.

CONTOH KESADARAN UNIT:

Analisa Situasi…

Musuh: 134

Identifikasi…

KLASIFIKASI: Satu brigade Pemberontak + 3 Pembunuh Serial

KEMUNGKINAN: Melarikan diri ( 0.01%)

Bertempur (0.01%)

Selamat (49.9%)

TINDAKAN: MENYERAH seperti yang RANSKYE perintahkan

Maka Petarung Accretia itu menjatuhkan Beam Saber, dan langsung diringkus oleh mereka. Dengan wajah tidak percaya, Clytemnestra berpaling pada Ranger muda itu,

“Mengapa kau cepat menyerah pada para pengkhianat ini? Aku melakukan kesalahan dengan mempercayaimu…lebih baik aku mati untuk DECEM!” serunya.

“Kematian bukanlah jawaban untuk segalanya, Cly!” balas Ranskye. “Jika aku punya kesempatan, aku akan melawan mereka hingga tetes darah terakhir! Tapi situasi kita genting! Apakah kau takut untuk tetap hidup?” Kalimat-kalimat tersebut menusuk kalbu Spiritualist Cora itu dengan dalam dan ia tidak mampu berkata apapun. Titania mendekatinya dan merapal mantra aneh. Kedua tangan Cly terikat dengan sekejap. Pemberontak Cora itu berkata,

“Hanya untuk jaga-jaga…aku berjanji kau akan diperlakukan dengan baik…” Putri Keluarga Ladenus itu hanya mendengus. Maeve juga menyita tongkat Cly dari Maya. Setelah itu ia berkata,

“Baiklah, kawan-kawan! Kita harus pergi dari sini sebelum ada yang menemukan kita…Maju!” Dengan serentak, para Pemberontak meninggalkan reruntuhan itu sambil membawa tawanan mereka. Ranskye menolong Maya berjalan, sementara Zero diseret pergi. Clytemnestra mengikuti mereka dengan hati yang berat. Kepulan debu bertiup ke langit sementara mereka pergi, mengaburkan jejak mereka.

-#-

Menjelang matahari terbenam,

Para Pemberontak dan ‘tamu-tamu’ mereka memasuki sebuah bukit batu, dimana batu-batu tajam mengelilinginya. Mereka terus berjalan menyusuri ngarai yang gersang hingga tiba di sebuah lapang terbuka yang menyerupai mangkok dengan langit di atasnya. Pemukiman-pemukiman sederhana mengitari lapangan terbuka itu dan menara-menara itu dilengkapi dengan panel surya untuk menyediakan tenaga. Para Pemberontak Accretia, Cora dan Bellato bertebaran di sekelilingnya. Beberapa Metal Elf dan Calliana dapat ditemukan di kios-kios, membeli senjata dari para pedagang. Pertama-tama semua tidak memperhatikan, hingga satu per satu merubung ‘tamu-tamu’ itu.

Clytemnestra tidak menyukai hal itu; ia benci ditatapi orang. Ia mencoba mengacuhkannya, tetapi hal itu sukar. Di lain pihak, Ranskye terpana melihat hal sekelilingnya, sementara Zero dan Maya diam membisu. Lalu Maeve menjelaskan,

“Selamat datang di kota kami! Kami biasanya memanggilnya ‘tempat suaka bagi mereka yang diusir oleh Kekaisaran, Federasi dan Persekutuan Suci,”

“Tetapi kota ini bukanlah satu-satunya…ada banyak yang seperti ini, tersebar di sekitar Novus, Elan, Sette dan Ether. Kekaisaran Accretia telah berusaha keras untuk menghancurkan pemukiman kami…” sambung Titania. “Hanya untuk gagal, karena kami menggunakan teknologi siluman untuk menyembunyikan kami.” Ketika tiba di perempatan, ketiga Pemimpin Pemberontak berbicara satu dengan yang lainnya.

Nobuseri berkata, “Seperti yang kita telah sepakati, kita akan mengambil tawanan masing-masing. Kini tibalah saatnya.”

“Unit Smiley, ambil Unit Zero0x!”

Cyborg berarmor putih itu mengiyakan, “Baik, Bos!” Iapun segera menyeret Zero pergi bersama para Pemberontak Accretia lainnya. Saat bersamaan, Titania memberi aba-aba pada Erzebet untuk membawa Clytemnestra. Sebelum Spiritualist muda itu menjawab, Pembunuh Serial itu mendorongnya dengan kasar,

“Jalan, atau akan kupotong kakimu!” Cly sempat menengok kepada Ranger itu dengan pandangan memelas, namun Ranskye berucap,

“Cly, jangan khawatir…” Begitu para Accretia dan Cora pergi, Maeve berpaling padanya dan Maya,

“Nah, bagaimana sekarang?” tanyanya dengan nada sarkastis, sehingga Ranger itu menanggapinya,

“Lakukan apapun sesukamu!”

Wanita Pemberontak Bellato itu hanya mengusap pipinya, “Wah, berani sekali kamu! Tidak seperti Titania dan Nobuseri, aku menganggap kalian sebagai tamuku…dan apa yang tuan rumah lakukan pada tamunya?”

“Maksudmu?” tanya Maya curiga,

Maeve mengangguk, “Aku mengundang kalian ke tempatku…”

-#-

Dari jarak jauh,

Shadx13 telah mengamati kedatangan para Pemberontak hingga kepergian mereka. Ia juga melihat bahwa unit yang dicari, Zero0x masih utuh. Phantom Shadow itu menilai situasinya sulit; sebuah unit takkan mampu menjalankan misi. Opsi terbaik adalah mengikuti mereka sementara melapor pada Pimpinan. Untungnya, tidak ada yang mendeteksinya.


CHAPTER 8 END.

Next Chapter > Read Chapter 9:
https://www.pejuangnovus.com/scions-chapter-9/

Previous Chapter > Read Chapter 7:
https://www.pejuangnovus.com/scions-chapter-7/

List of Scions of Novus Chapter:
https://www.pejuangnovus.com/scions-chapter-list